Menurut wasit Inggris, Graham Poll, yang berusia 49 tahun, Mourinho memiliki pribadi yang memikat. Ia memiliki caranya untuk bergaul dan mengakrabi wasit.
Poll mengingat masa-masa awal Mourinho datang ke Inggris untuk melatih Chelsea pada 2004. Luso mengundang Poll ke sesi latihan Chelsea untuk memperkenalkan dirinya dan tim. "Dia sangat memesona dan memperkenalkan saya kepada timnya sebagai 'wasit terbaik di Eropa,'" tulis Poll.
Secara tersirat, Poll sebenarnya ingin mengatakan Mou sangat mempertimbangkan peran wasit dalam kemenangan timnya. Sebelum hijrah ke London, Poll memimpin tiga laga Mourinho bersama Porto. Di tiga laga itu, Mourinho meraih kemenangan.
Di tahun pertamanya di Inggris, Poll memimpin enam laga yang dimainkan Chelsea. Pertandingan pertama adalah laga bersejarah dengan mengalahkan raksasa Manchester United 1-0. Usai laga, Mou menghampiri Poll dan mengatakan "semuanya OK". Sebaliknya, sang wasit memberikan candaan dengan mengatakan ruang wasit di Stamford Bridge terlalu "sepi" dan perlu sekurang-kurangnya beberapa dekorasi.
"Lima pekan kemudian saya kembali ke sana. Ruang wasit memiliki dua alat penyiram (shower) baru, pujian di toilet, dan televisi layar datar," kata Poll.
Situasi berbeda ketika Poll memimpin pertandingan di mana Chelsea kalah. Saat The Blues takluk 2-1 dari Liverpool di semifinal Piala FA di Old Trafford, Mourinho mendatangi Poll di ruang ganti dengan wajah yang tak lagi memikat sambil berkata, "Aku pikir kau temanku".
Dan Poll menulis, "Kau boleh saja membuat kesimpulanmu sendiri, tapi aku memilih mengabaikannya".
Pengakuan yang dituturkan Poll menunjukkan bagaimana pelatih berusia 50 tahun itu memengaruhi wasit untuk kepentingan pertandingan pasukannya. (Dailymail)
No comments:
Post a Comment