Pages

Sunday, June 4, 2023

"Prestasi" Lain Jose Mourinho

Minggu 04-06-2023,16:43 WIB

Jose Mourinho harus berhenti melakukan protes berlebihan kepada wasit. Protes Mourinho kerap membakar pengemar untuk melakukan tindakan anarkis. Yang terbaru, Mourinho memprotes wasit Anthony Taylor. Wasit asal Inggris disemprot setelah Roma kalah adu pen--

Tim-tim Italia maju tampil di final antarklub Eropa, tetapi membawa budaya kecurigaan. Kultur menyedihkan itu kembali menyeret reputasi Serie A. Jose Mourinho dan Aurelio De Laurentiis secara efektif memimpin ‘’serangan’’ terhadap wasit Anthony Taylor.

Itu pasti akan terjadi, adegan-adegan di bandara di Budapest, karena ofisial telah difitnah dan dianggap sebagai satu-satunya alasan kegagalan mereka mendapatkan hasil di kompetisi UEFA. Ketika Mourinho berpikir ia bisa berjalan ke Taylor di tempat parkir stadion dan meneriakkan "aib" padanya. Ini menjadi masalah. 

Mou menghabiskan sebagian besar waktunya setelah kekalahan di final Liga Europa dari Sevilla. Ia mengeluh bahwa Roma tidak cukup mendukungnya ketika ia mengeritik para pejabat dan menyatakan mereka "dirampok." Inilah akibatnya. Sekelompok penggemar mencoba menyerang Taylor, meneriakkan "bunuh dia" dan sumpah serapah. Salah seorang fans malahan mencoba meludahi Taylor, istri, dan anak perempuannya. Fans lainnya coba melempar kursi. 

Untungnya, polisi dapat membawa mereka ke tempat yang aman. Jika tidak, bukan tidak mungkin banyak ekses buruk yang terjadi gara-gara kasus emosional itu.

Ketika video insiden itu menjadi viral, para penggemar Roma yang sama di media sosial menyemangati mereka, dengan mengatakan bahwa mereka seharusnya berbuat lebih banyak untuk membalas dendam pada wasit. Kita bisa menunggu Mourinho mengingkari perilaku ini, tetapi kita tidak akan menahan napas. Mou tahu satu-satunya kekuatannya terletak pada mendapatkan penggemar di sisinya. Yang ia lakukan adalah memberi makan impuls terburuk mereka dan menemukan siapa pun yang harus disalahkan atas kegagalan timya di laga final itu. 

Itulah masalah membangkitkan mentalitas massa. Massa menjadi agak sulit dikendalikan. Pada saat itu sudah terlambat untuk merasakan kepedihan hati nurani.

Bahkan penampilan Taylor tidak seburuk itu pada malam di Budapest. Kesalahan terbesarnya adalah memberikan penalti kepada Sevilla dan itu dibatalkan setelah peninjauan VAR di lapangan. Handball terlihat jauh lebih buruk dalam gambar diam daripada rekaman video, karena lengan berada dalam posisi alami dan tidak bergerak ke arah bola. Memang benar Taylor cenderung memberikan lebih banyak kartu kuning kepada para pemain Roma daripada para pemain Sevilla, tetapi kedua tim berperilaku tidak profesional sepanjang pertandingan. Mereka dari bangku cadangan untuk memperdebatkan setiap keputusan kecil. Siapa pun akan berjuang menghadapi reaksi kekanak-kanakan seperti itu dari semua sisi selama 120 menit.

Kita sepenuhnya mengharapkan beberapa orang menulis tanggapan atas editorial ini yang mengeklaim bahwa Taylor pantas mendapatkan segalanya dan lebih buruk lagi, karena di situlah budaya penggemar sepak bola saat ini. Itu tidak tertekuk. Itu putus asa. Berebutan untuk menemukan musuh yang merupakan alasan sebenarnya dari kegagalan Anda, daripada siapa pun dari pihak Anda yang membuat kesalahan atau – amit-amit! – menerima tim lain mungkin akan melakukannya lebih baik pada malam itu. Mengangkat topi Anda ke lawan, itu topi setua Sony Walkman.

Ini hanyalah contoh terbaru, Mourinho jauh dari sendirian dalam menjadi katalisator bagi para penggemar untuk menganggap wasit adalah musuh yang mencoba menipu mereka. 

Presiden Napoli De Laurentiis dan pelatih Luciano Spalletti berulang kali menyalahkan wasit atas tersingkirnya mereka di perempat final Liga Champions dari Milan. Perilaku menyalahkan itu  berlanjut bahkan setelah kemenangan scudetto untuk menyarankan klub akan mencoba memenangkan turnamen di masa depan "jika UEFA mengizinkan" mereka.

Malam itu, penggemar Brescia memaksa meninggalkan pertandingan degradasi Serie B mereka dengan Cosenza setelah menyadari bahwa mereka akan turun, melemparkan kembang api ke lapangan dan ke bagian yang berisi pendukung tamu, bahkan melakukan invasi lapangan. Para analis terus melihat perilaku mengerikan dari para penggemar di seluruh Italia musim ini, dengan pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini mencoba berdebat entah bagaimana menyebut seseorang dari Kroasia atau Serbia sebagai 'gipsi'. Spalletti membuat fans Fiorentina melempar botol dan berusaha menamparnya ketika ia berhadapan dengan seorang pria yang cukup tua untuk mengetahui lebih baik siapa yang melontarkan hinaan sepanjang pertandingan.

Inilah yang terjadi ketika lawan diperlakukan bukan sebagai saingan, melainkan musuh yang harus dihancurkan dan dibenci. Inilah yang terjadi ketika wasit, pemain, dan pelatih direndahkan, ketika orang mengira mereka dapat mengatakan atau melakukan apa saja, bahwa itu tidak ‘’berarti’’ karena mereka berada di sisi lain dari perbedaan sepak bola.

Kita semua menyukai sepak bola. Kapan kita berhenti memperlakukan dengan buruk satu sama lain?


Sumber :

https://harian.disway.id/read/705626/prestasi-lain-jose-mourinho

Thursday, May 26, 2022

AS Roma Juara UEFA Conference League

AS Roma Juara, Mourinho Cetak Rekor Kinclong

Kamis, 26 Mei 2022 04:46 WIB

Jose Mourinho meraih trofi kelima di ajang antarklub Eropa. Keberhasilan AS Roma menjadi juara UEFA Conference League mengantarkan Jose Mourinho mencatatkan rekor mentereng di Eropa. AS Roma merayakan kesuksesan meraih gelar di Eropa untuk kali pertama setelah mengalahkan Feyenoord pada laga puncak UEFA Conference League, Kamis (26/5) dini hari WIB.

Sebuah gol Nicolo Zaniolo pada pertengahan babak pertama menjadi pembeda Roma dengan Feyenoord. Di sepanjang pertandingan, Roma tampil layaknya kesebelasan yang dilatih Mourinho. Il Lupi menunggu lawan, bermain bertahan dengan disiplin, dan merespons dengan serangan efektif.

Berbeda dengan Roma yang baru sekali tampil sebagai juara di pentas Eropa, Mourinho untuk kali kelima naik ke podium juara dalam ajang antarklub di Benua Biru. Mourinho pun mencatatkan kemenangan 100 persen di laga lima laga final dalam pentas kejuaraan UEFA.

Pelatih asal Portugal itu kali pertama tampil di partai pemungkas Eropa adalah pada Piala UEFA 2002/2003. Ketika itu Mourinho membawa Porto menjadi juara dengan mengalahkan Celtic 3-2. Setahun berselang nama Mourinho kian berkibar setelah mengantar Porto menjadi juara Liga Champions. Anak asuh Mourinho menang 3-0 atas Monaco.

Kesuksesan Mourinho selanjutnya terjadi pada musim 2009/2010 ketika mempersembahkan gelar Liga Champions untuk Inter Milan.

Mourinho kemudian meraih prestasi puncak di Eropa untuk kali keempat ketika menangani Manchester United. Pada musim 2016/2017, Mourinho membawa Man Utd untuk kali pertama menuai sukses di Liga Europa.

Kegemilangan AS Roma di UEFA Conference League musim ini pun menambah kilau Mourinho sebagai salah satu pelatih kenamaan.


Sumber :

https://www.cnnindonesia.com/olahraga/20220526041857-142-801336/as-roma-juara-mourinho-cetak-rekor-kinclong.

Tuesday, May 4, 2021

Jose Mourinho ke AS Roma

Jose Mourinho ke AS Roma, Langsung Jadi Pelatih Termahal di Liga Italia, tapi Gajinya Dibayar Patungan

5 Mei 2021

Jose Mourinho akan langsung menjadi pelatih termahal di Liga Italia setelah didatangkan AS Roma mulai musim depan. Selasa (4/5/2021), AS Roma mengonfirmasi kedatangan Jose Mourinho buat memegang kendali kapal mereka per musim depan.

Pelatih beken asal Portugal tersebut setuju meneken surat kerja sama berdurasi tiga tahun dengan I Lupi (Tim Serigala). Mourinho menggantikan posisi kompatriotnya, Paulo Fonseca, yang dibebastugaskan akhir musim ini.

The Special One sendiri tak lama baru kehilangan pekerjaan karena di-PHK Tottenham Hotspur. Mendatangkan figur top sekaliber Mourinho, AS Roma juga harus siap berkorban dalam sektor finansial untuk membayar gaji sang kolektor gelar Liga Champions bersama FC Porto dan Inter Milan.

Lantas, berapa gaji Mourinho di Roma kelak?

Menurut Sky Sport Italia dan Calcio e Finanza, Mou akan mengantongi sekitar 16 juta euro di musim pertamanya bersama Roma. Angka tersebut sesuai dengan upah terakhirnya di Tottenham. Otomatis jumlah itu akan mengalahkan pendapatan pelatih termahal di Liga Italia saat ini, Antonio Conte, yang dibayar Inter Milan 12 juta euro per musim.

Namun, ternyata AS Roma tak akan membayarnya sendiri, melainkan masih patungan dengan Tottenham. Roma disebutkan hanya mengeluarkan biaya 7 juta euro buat menggaji Mourinho. Sesuai perjanjian dalam kontrak dengan Mou, yang seharusnya masih berlaku sampai 2023, Spurs akan menutupi kekurangan jumlah gaji dari pendapatan sebelumnya di klub London itu.

Dengan kata lain, Tottenham masih akan membayar 9 juta (56%) dari total pendapatan bersih 16 juta euro yang masuk kantong Mourinho. Kalau pernyataan Sky Sport tersebut dijadikan acuan, patungan Roma dan Spurs untuk menggaji Mourinho hanya berlaku untuk tahun pertamanya.

Dalam dua tahun selanjutnya, dia akan mengantongi upah 7 juta euro per musim, plus bonus. Di Roma, angka tersebut masih terhitung tinggi mengingat Fonseca saja cuma dibayar 2,5 juta euro per musim.


Sumber :

https://www.bolasport.com/read/312681562/jose-mourinho-ke-as-roma-langsung-jadi-pelatih-termahal-di-liga-italia-tapi-gajinya-dibayar-patungan?page=all

Thursday, April 15, 2021

Taktik Inter Lawan Barcelona di Liga Champions 2010

Taktik Brilian Mou Saat Inter Hentikan Barcelona di Liga Champions 2010

15 April 2021, 10:30


"Jose Mourinho tak diragukan lagi merupakan salah satu juru taktik hebat. Dia punya pikiran yang cemerlang, tajam dan ampuh."

Jose Mourinho tak diragukan lagi merupakan salah satu juru taktik hebat. Dia punya pikiran yang cemerlang, tajam dan ampuh. Meski beberapa kali kerap di olok-olok karena strategi parkir bus, tapi Mou tetaplah laki-laki Portugal dengan sentuhan yang spesial.

Ngomong-ngomong soal taktik dan Mou itu sendiri, kami akan mengajak Anda kembali pada sebuah laga yang digelar satu dekade yang lalu. Kami bakal mengulas taktik yang dipakai Mou dalam laga Inter Milan vs Barcelona.

Mou benar-benar memikirkan taktik jitu dalam persiapan untuk pertandingan semifinal Liga Champions melawan Barcelona pada tahun 2010. Uraian taktis yang mendalam tentang bagaimana ia mengatur Inter Milan adalah sesuatu yang menarik untuk dibahas.

Meskipun Barcelona memimpin lebih awal melalui Pedro, raksasa Italia itu lantas bangkit dari ketinggalan untuk akhirnya menang 3-1 di San Siro berkat gol-gol dari Wesley Sneijder, Maicon dan Diego Milito - yang kemudian mencetak dua gol melawan Bayern Munich di final.

Di tahun itu, Mou sukses membawa Inter Milan merajai Eropa, tetapi bagi banyak orang, hal itu menyisakan pertanyaan: Jadi bagaimana Mourinho bisa mengalahkan Pep Guardiola pada malam itu?

Belum lama ini, 'The Special One' duduk dengan The Coaches Voice untuk membahas bagaimana pada zaman itu dia bisa mengalahkan raksasa Catalan. Dan penjelasannya sangat brilian.

Mourinho dikenal karena visioner dan jeli dalam hal detail. Jadi ketika menjelang pertandingan Mou berdiskusi dengan André Villas-Boas yang tak lain asistennya sejak melatih Porto dan Chelsea.

Berikut adalah gambaran di balik layar tentang pengambilan keputusan mereka sebagai pelatih dan asisten pelatih menjelang pertandingan Liga Champions itu . Lihat beberapa sorotan di bawah ini melalui Analisis Kinerja dalam Tindakan.

Taktik Mou

Taktik Mou

Mourinho dan Villas-Boas memandang Carles Puyol: "Agresif, tetapi sangat emosional. Dan gampang terprovokasi."

Selain itu Mou menilai Puyol lemah dalam hal menggunakan kekuatan tubuhnya untuk mendapatkan kembali penguasaan bola, sehingga mereka melihat celah dengan bisa memprovokasi Puyol di sepertiga akhir atau di luar kotak (karena dia agresif). Satu hal ini kemampuan dan kekuatan heading yang bagus dari pemain Inter sangat dibutuhkan, terutama saat Puyol lupa posisi.

Dan itu terbukti pada gol Diogo Milito, lewat tandukan kepala.

Lalu Mourinho dan Villas-Boas melihat Andrés Iniesta : "Pemain yang sangat dinamis dan punya kecepatan eksekusi, Iniesta pemain dengan tipe Tricky....."

Sementara itu Mourinho dan Villas-Boas memandang Ronaldinho : "Kualitas teknis untuk menghindari bek pada sentuhan pertama. Jauh lebih berbahaya ketika ada ruang yang kosong,"

Mantan manajer Manchester United dan Real Madrid itu sangat menyadari ancaman yang ditimbulkan oleh Lionel Messi, Mourinho dan Villas-Boas melihat Messi: "Kualitas + kecepatan, tapi Messi sangat mengandalkan kaki kiri. Perilaku yang persis sama dengan Ronaldinho. Mereka bermain dalam antara garis atau diagonal. Mendorong tim untuk maju dengan menggiring bola. Luar biasa dalam 1 vs 1. Jika ada opsi untuk melanggar dia, penting untuk melakukannya di luar kotak dan sedini mungkin. Dan Messi baru pulih dari cedera baru-baru ini."

Ringkasnya, Mou secara jeli mengunci pergerakan beberapa pemain inti Barcelona. Dia sudah jauh-jauh hari menganalisis sehingga bisa melakukan tindakan yang tepat ketika di atas lapangan.

Jadi Mou membagi-bagi peran pada pemainnya sesuai dengan karakter para pemain lawan. Benar-benar visioner bukan?


Sumber :

https://www.libero.id/detail/4775/taktik-brilian-mou-saat-inter-hentikan-barcelona-di-liga-champions-2010.html

Tuesday, January 26, 2021

Jose Mourinho tentang Gareth Bale

Ternyata Ini Alasan Jose Mourinho Jarang Memainkan Gareth Bale

Setelah terombang ambing tidak jelas di Real Madrid, Bale kemudian hengkang ke Tottenham Hotspur yang merupakan mantan klubnya dengan status pemain pinjaman. Alasannya sudah jelas di mana dia ingin mendapatkan menit bermain dan nasib yang lebih bagus.

Sayangnya, kepindahannya ke Spurs juga sama buruknya dengan Real Madrid. Di Spurs, Bale baru bermain selama 160 menit di Liga Inggris dan karena hal tersebut, Mourinho sering dianggap sama seperti Zinedine Zidane.

Zidane sangat enggan memasang Bale dan belakangan diketahui jika Bale memang punya masalah dalam hal kebugaran. 

Lalu, apa yang bikin Mourinho enggan memasang Bale? Jawabannya adalah tentu saja kebugaran.

Tapi, Mourinho punya satu alasan dan peraturan yang membuat Bale tidak bisa masuk ke dalam skuadnya.

Hal ini berhubungan dengan pola latihan yang dia terapkan. Mourinho mengatakan jika para pemainnya akan mendapatkan menit bermain yang layak jika berlatih dengan layak serta tanpa masalah. Pelatih berjuluk The Special One itu kemudian mengatakan bahwa Bale kurang konsisten dalam latihan.

"Saya tidak bisa memainkan pemain jika dalam latihan dia tidak konsisten," tuturnya.

"Kami semua tahu kesulitan yang dia alami selama beberapa musim, kami semua tahu bahwa dia datang dengan cedera, kami semua tahu bahwa bahkan musim ini performanya naik turun," lanjutnya.

"Yang terpenting baginya adalah konsisten, berlatih tanpa masalah dan ketika seorang pemain konsisten dalam latihan, intensitas tinggi tanpa masalah apapun, itu artinya sang pemain sudah siap," ucapnya.

"Tidak diberi menit bermain dan siap untuk mendapatkan menit bermain adalah dua hal yang berbeda," katanya.

Minggu ini dia berlatih seperti yang lainnya. Kita coba lihat bagaimana dia akhir pekan ini. Masa depan Bale masih belum pasti karena pemain asal Wales itu hanya berpartisipasi dalam empat laga dari 17 laga yang dia mainkan.

Kira-kira akankah nasib Bale membaik? Atau justru Spurs tidak mempermanenkannya dan dia harus kembali ke Real Madrid untuk menghangatkan bangku cadangan.


Sumber :

https://superball.bolasport.com/read/332527160/ternyata-ini-alasan-jose-mourinho-jarang-memainkan-gareth-bale?page=all

Friday, January 8, 2021

Mourinho Effect

Dampak Mourinho, Pemain Tottenham Tak Masalah Main Jelek yang Penting Menang

7 Januari 2021

Eks bek Tottenham Hotspur, Jonathan Woodgate, merasa Jose Mourinho memberikan dampak kepada pemain Spurs untuk tidak masalah bermain jelek yang penting menang. Tottenham Hotspur berhasil mencapai partai final Piala Liga Inggris 2020-2021 setelah menekuk Brentford 2-0 dalam laga semifinal pada Selasa (5/1/2021) waktu setempat atau Rabu dini hari WIB.

Dua gol yang mengantarkan Tottenham Hotspur ke final dicetak oleh Moussa Sissoko (menit ke-12) dan Son Heung-min (70').

Pada partai puncak, Tottenham Hotspur akan menghadapi antara Manchester United dan Manchester City yang baru akan berlaga di Stadion Old Trafford pada Rabu (6/1/2021) waktu setempat atau Kamis pukul 02.45 WIB.

Meski berhasil mencapai final dan berada di papan atas klasemen Liga Inggris 2020-2021, Tottenham Hostpur masih kerap mendapat kritik karena sang pelatih, Jose Mourinho, dinilai gagal memanfaatkan skuad yang penuh bintang.

Sejak dilatih Mourinho, Spurs dinilai cenderung bertahan dan memanfaatkan serangan balik untuk mendapatkan gol. Walau demikian, Jonathan Woodgate merasa para pemain Spurs tidak akan mempermasalahkan taktik yang diterapkan Mourinho.

Menurut Woodgate, para pemain Spurs akan sepenuhnya mendukung Mourinho karena mereka terus mendapat hasil positif.

"Jose Mourinho menangani kompetisi Piala Liga Inggris dengan serius," ujar Woodgate seperti dikutip BolaSport.com dari talkSPORT.

"Dia telah memenangi kompetisi ini empat kali. Dia adalah seorang pemenang dan pemain Spurs perlu memenangi trofi."

"Mereka memiliki peluang selama bertahun-tahun dan mereka memiliki peluang besar lainnya sekarang."

"Gaya bermain Spurs sekarang sangat berbeda, tetapi mereka tidak memenangi apa pun di bawah pelatih lain."

"Saat ini mereka bisa memenangi sesuatu bersama Jose Mourinho yang telah memenangi gelar Liga Champions dan liga di berbagai belahan dunia."

"Oke, gaya bermainnya tidak bagus, tetapi mereka ada di final Piala Liga Inggris dan mereka hanya terpaut empat poin dari puncak klasemen."

"Mourinho mendapatkan hasil dan itu hal terpenting dalam sepak bola."

"Menurut saya, pemain ingin memenangi pertandingan, mereka tidak peduli dengan cara mereka bermain."

"Jika sekarang saya adalah seorang pemain, maka yang saya ingin lakukan hanya menang, dan saya tidak peduli bagaimana kami menang, tidak peduli gaya apa yang kami mainkan, selama kami menang."

"Penggemar sedikit berbeda, mereka ingin dihibur dengan permainan bagus, tetapi pada akhirnya apa yang ingin mereka lihat adalah tim kesayangannya memenangi trofi atau tidak?"

"Mourinho telah melakukannya di seluruh dunia. Dia melakukannya di Inter Milan dan mereka memenangi Liga Champions. Dia melakukannya di Spurs sekarang dan dia akan membawa mereka sukses."

"Hal itu yang menjadi alasan mengapa Spurs mendatangkan Mourinho. Dia orang yang memenangi trofi," tutur Woodgate menambahkan.


Sumber :

https://www.bolasport.com/read/312499513/dampak-mourinho-pemain-tottenham-tak-masalah-main-jelek-yang-penting-menang?page=all

Friday, January 1, 2021

Jose Mourinho Tidak Diberi Kesempatan di MU

Dipecat MU, Jose Mourinho Merasa Tidak Diberi Banyak Kesempatan

17 Des 2020, 00:00 WIB

Jose Mourinho yakin Manchester United atau MU memecatnya sebelum waktunya. Karena, juru taktik asal Portugal itu tidak punya cukup waktu untuk memberikan hasil yang diharapkan.

Mourinho memiliki karier yang luar biasa dalam sepak bola, memenangkan empat tfori juara di empat negara berbeda. Dia kemudian diharapkan bisa menghidupkan kembali kejayaan MU seperti di bawah asuhan Sir Alex Ferguson.

Tiga gelar juara yaitu Community Shield, Piala Liga, dan Liga Europa diberikan Mourinho pada musim debutnya sebagai manajer MU di 2016/17. Runner up Liga Inggris dan Piala Piala FA mengikuti musim berikutnya sebelum United memecatnya.

Namun, MU mengambil keputusan memecat Jose Mourinho pada Desember 2018. Keputusan tersebut diambil setelah awam yang buruk di musim 2018/19.


Komentar Mourinho

"Dalam periode tertentu karier saya, dengan profil klub yang saya geluti, kami tidak membutuhkan banyak waktu untuk meraih kesuksesan," kata Mourinho seperti dikutip dari Independent.

"Kami melakukannya di Porto, Inter, Real [Madrid], Chelsea, dua kali. Kami melakukannya tanpa membutuhkan waktu panjang itu."

"Keinginan saya untuk mencoba hal yang berbeda dan keinginan gila saya untuk pergi ke banyak negara, dan mencoba untuk memenangkannya, mencoba untuk mendapatkan pengalaman berbeda di banyak negara berbeda. Sempurna karena tentang menang, dan selamat tinggal, dan mari kita coba hal lain," ucap Mourinho menambahkan.


Menghormati Keputusan MU

Pelatih Tottenham, Jose Mourinho, memperhatikan pemainnya saat menghadapi Ludogorets pada laga lanjutan Grup J Liga Europa di Tottenham Hotspur Stadium, Jumat (27/11/2020) dini hari WIB. Tottenham menang 4-0 atas Ludogorets. (AFP/Ian Kington/pool)

Meski tidak diberi banyak waktu, Mourinho menghormati keputusan MU atas pemecatan dirinya. "Klub pertama di mana saya merasa saya membutuhkan waktu dan waktu tidak diberikan adalah di Manchester United," ujarnya.

"Karena saya merasa bahwa saya pergi di tengah proses, tapi saya belajar sejak dini untuk menghormati keputusan, yang saya lakukan di United."

"Kami melakukan apa yang kami lakukan, kami melakukan apa yang mungkin untuk dilakukan, dan kami melanjutkan. Saya bahagia, mereka bahagia, dan kami memiliki hubungan hebat, merupakan sesuatu yang selalu saya banggakan," tutur Mourinho.

"Ketika saya meninggalkan klub, saya menjaga hubungan yang sangat baik dengan semua orang, dan United adalah satu lagi contoh dari itu," pungkas pria yang kini menjadi manajer Tottenham Hotspur sejak 2019 lalu.


Sumber :

https://www.liputan6.com/bola/read/4435377/dipecat-mu-jose-mourinho-merasa-tidak-diberi-banyak-kesempatan?source=search

Related Posts