Pages

Monday, December 7, 2020

Taktik Mourinho Tottenham vs Arsenal

Tottenham vs Arsenal: Jose Mourinho Puji Taktik Arteta di Derbi London Utara

Jose Mourinho melempar pujian kepada Mikel Arteta setelah Tottenham Hotspur mengalahkan Arsenal pada Minggu (6/12) malam hari WIB. Menurut The Special One, taktik Arteta menyulitkan mereka untuk menang. 

Tottenham sendiri menang berkat gol Son Heung-min dan Harry Kane. Son mencetak gol di menit ke-13, sementara Kane menggandakan keunggulan menjelang turun minum. 

Meski menang 2-0, Mourinho menolak anggapan bahwa timnya menang mudah dari Arsenal. Pelatih asal Portugal itu mengatakan bahwa Arsenal terbukti menyulitkan mereka. 

"Ini adalah pertandingan besar, bukan karena Tottenham vs Arsenal," kata Mourinho kepada Sky Sports. 

"Saya ingin memberi ucapan selamat kepada Mikel Arteta karena dia memberi kami sebuah laga sulit. Secara taktik mereka sangat hebat dan terorganisir." 

"Mereka memberi kami masalah yang untungnya bisa kami selesaikan. Mereka punya taktik berani dan didukung semangat luar biasa. Mereka adalah tim yang bagus dan dia [Arteta] adalah pelatih mumpuni," lanjut dia. 

Mourinho mengaku puas dengan hasil dari duel Tottenham vs Arsenal. Namun, dia merasa skuat Tottenham tidak tampil maksimal di babak kedua. 

"Saya sangat senang dengan hasil dan penampilan pemain, tetapi tentu saja saya ingin tim bermain lebih maksimal di babak kedua," ungkap Mourinho. 

"Pada kenyataannya, kita tidak selalu bisa melakukan apa yang kita inginkan karena tim lawan memaksa kita untuk melakukan hal lain," sambungnya. 

Pemain Tottenham Hotspur Son Heung-min berselebrasi bersama timnya usai mencetak gol ke gawang Arsenal di Stadion Tottenham Hotspur, London, Inggris, Minggu (6/12). Foto: Pool via REUTERS

Kemenangan ini membuat Tottenham berada di puncak klasemen. Selain itu, mereka telah meraih tujuh poin dari tiga pertandingan terakhirnya di Liga Inggris. 

Mourinho merasa yakin Tottenham bisa terus ada di puncak klasemen. Apalagi mereka mampu bermain apik saat menghadapi Manchester City, Chelsea, dan Arsenal. 

"Kami terus berkembang. Saya bisa membayangkan orang-orang akan bicara apa saat kami menghadapi Man City, Chelsea, dan Arsenal dalam tiga laga beruntung," kata Mourinho. 

"Mereka akan bilang kalau kami bakal kehilangan poin dan kembali ke 'normal'. Tetapi kami tidak balik ke 'normal'. Kami tetap di puncak," lanjut dia. 

Pemain Tottenham Hotspur Son Heung-min berselebrasi bersama Harry Kane usai mengalahkan Arsenal di Stadion Tottenham Hotspur, London, Inggris, Minggu (6/12). Foto: Pool via REUTERS

Tottenham kini berada di puncak klasemen dengan 24 poin. Mereka unggul selisih gol dari Liverpool yang juga punya poin yang sama. 

Selanjutnya, Kane cs. akan melakoni laga Liga Europa melawan Antwerp. Setelah itu, Tottenham akan kembali berlaga di Premier League melawan Crystal Palace.

Seusai pertandingan, pelatih Arsenal, Mikel Arteta, pun memberikan komentarnya soal duel taktik antara dirinya melawan Mourinho. Eks asisten pelatih Pep Guardiola di Manchester City itu mengakui keunggulan The Special One –julukan Mourinho, pada laga Tottenham kontra Arsenal.

“Saya bisa melihat apa yang dia (Mourinho) coba lakukan dan belajar darinya, dia menang lagi, Anda mengetahui itu. Ini dua gaya yang sangat berbeda dan dia mengelola dengan sangat baik,” puji Arteta, seperti dikutip dari The Guardian, Senin (13/7/2020).

“Saya sudah mengatakan sebelumnya pada saat melakukan sesi konferensi pers bahwa saya percaya dia selalu menemukan cara untuk menang. Selamat untuk mereka, mereka mendapat poin hari ini dan kami akan terus melangkah,” sambung pelatih asal Spanyol tersebut.

Kekalahan dari Tottenham pun membuat peluang Arsenal lolos ke Liga Champions musim depan hampir bisa dipastikan tertutup. Ya, Arsenal sendiri saat ini masih menghuni posisi ke-9 dan berjarak 9 poin dari Chelsea yang menempati posisi keempat pada klasemen sementara Liga Inggris 2019-2020.


Sumber :

https://bola.okezone.com/read/2020/07/13/45/2245840/tottenham-vs-arsenal-arteta-akui-kalah-adu-taktik-dengan-mourinho

https://kumparan.com/kumparanbola/tottenham-vs-arsenal-jose-mourinho-puji-taktik-arteta-di-derbi-london-utara-1uja5S3BR3Q/full

Saturday, November 28, 2020

Evolusi Harry Kane, Taktik Jose Mourinho

Rahasia Taktik Jose Mourinho untuk Tottenham Hotspur: Evolusi Harry Kane

28 November 2020

Evolusi Harry Kane di bawah Jose Mourinho telah memberi Tottenham Hotspur rahasia kesuksesan musim ini. Penyerang Spurs menikmati musim yang luar biasa dan dia bukan pemain pertama dalam mengisi peran yang membuatnya berkembang di bawah kepemimpinan Jose Mourinho

Pertandingan ini memperlihatkan perannya yang terus berkembang di bawah Jose Mourinho.

Kapten Spurs dan Inggris telah membangun reputasi yang menakutkan karena kehebatannya di dalam kotak penalti lawan dalam beberapa tahun terakhir. Namun, di samping itu, peran Kane telah berubah (bertambah) musim ini secara dramatis.

Dia mengambil lebih banyak tanggung jawab sebagai pengatur serangan, berada lebih mundur dari garis lini penyerangan.

Melepaskan umpan ke depan kepada rekannya sesama penyerang, terutama Son Heung-min. Harry Edward Kane, 27 tahun, sedang dalam performa terbaiknya, mencetak tujuh gol dalam sembilan penampilan Liga Inggris, bahkan lebih mengejutkan dia mencatatkan sembilan assist musim ini.

Pergeseran tanggung jawab ini terlihat jelas dalam ketahanan dan disiplin taktis pada kemenangan atas tim asuhan Pep Guardiola.

Kane memberikan umpan sempurna kepada Giovani Lo Celso untuk menggandakan keunggulan Spurs di babak kedua, tetapi pekerjaannya di luar bola yang paling penting.

Jamie Carragher pada acara Monday Night Football minggu ini di Sky Sports mengutip Football London, memuji Kane, menyebut, tidak hanya kemampuan teknis dan pemahaman taktis permainan yang membuatnya terkesan.

Mantan bek Liverpool mencatat apa yang dilakukan Kane di atas lapangan karena kualitas penguasaan bola.

Kemampuannya menghalau upaya City untuk membangun serangan dari belakang dan juga bakatnya membuat lawan frustrasi.

"Saya berbicara tentang Harry Kane sebulan lalu tentang peran baru dan peran baru No. 10 ini," kata Carragher kepada Sky Sports.

"Harry Kane adalah pesepakbola paling jalanan di Liga Premier dan saya menyukainya.

"Saya sangat menyukainya. Setelah saya melakukan ini, jika ada yang memberi tahu saya 'dia curang atau dia akan kalah', dia tidak.

"Sebagian besar dari permainan dan itu adalah bagian yang sangat pintar dari permainan. Dia membuat bek Man City terlihat sangat kekanak-kanakan, naif dan tidak memahami sepakbola."

Ada beberapa alasan di balik peningkatan performa Tottenham musim ini, termasuk penambahan Pierre-Emile Hojbjerg di lini tengah, dua bek sayap bernaluri menyeang yang baru direkrut, dan kembalinya performa terbaik Tanguy Ndombele.

Namun, penampilan Kane menjadi faktor utama. Dia selalu jadi bagian penting dari tim Mourinho. Pelatih asal Portugal ini dikenal karena fleksibilitas taktiknya. Dia tidak terikat pada satu sistem apa pun dan kuncinya pada penyerang tengah yang selalu diberikan peran besar.

Ketika memimpin Chelsea, Mourinho memberikan peran ini pada Didier Drogba dalam periode pertamanya di Stamford Bridge dan Diego Costa mengambil alih pada periode selanjutnya.

Di Inter, Zlatan Ibrahimovic - yang kemudian ke Old Trafford pada 2016, kemudian Diego Milito dan Samuel Eto'o jadi penyerang yang produktif di bawah tangan dingin Mou.

Ketika di Real Madrid, jumlah gol Cristiano Ronaldo (168 gol dalam 162 penampilan di bawah Mourinho) benar-benar melesat, sementara Karim Benzema (78 gol dalam 150 pertandingan) juga mengesankan.

Para pemain depan ini tidak hanya mematikan di depan gawang tetapi juga memimpin dengan memberi contoh. Mereka semua adalah pemain yang bisa menarik bek lawan keluar dari struktur permainan mereka.

Menciptakan ruang, membuka peluang untuk orang lain, kerap dilanggar pemain lawan hingga melahirkan tendangan bebas. Semuanya melakukan lebih dari sekedar mencetak gol. Harry Kane kini telah berkembang menjadi seorang penyerang yang memiliki peran semakin sulit untuk didefinisikan lawan.

Dia mungkin saat ini berusaha lebih keras untuk menciptakan peluang dan membuka ruang, tetapi Kane masih mencetak gol secara teratur. Sekali lagi, Mourinho punya penyerang dengan kualitas yang bisa diandalkan.


Sumber :

https://sepasi.pikiran-rakyat.com/olahraga/pr-911027494/rahasia-taktik-jose-mourinho-untuk-tottenham-hotspur-evolusi-harry-kane?page=4

Monday, November 23, 2020

Tottenham vs Man City: Taktik Mourinho Jitu

5 Pelajaran dari Laga Tottenham vs Man City: Taktik Mourinho Jitu, Tim Tamu Gak Bisa Bikin Gol

22-11-2020 06:40 | Richard Andreas

 

Jose Mourinho bersama Pierre-Emile Hojbjerg merayakan kemenangan Tottenham atas Manchester City, Premier League 2020/21 © AP Photo

Bola.net - Tottenham mulai pantas dipertimbangkan sebagai kandidat juara Premier League musim ini. Kemenangan 2-0 atas Manchester City, Minggu (22/11/2020), pun jadi salah satu bukti penguat. Spurs bermain tepat memanfaatkan kelemahan Man City. Taktik Jose Mourinho jitu, membiarkan Man City menguasai bola, lalu memaksimalkan serangan balik untuk mencetak dua gol.

Meski begitu, kali ini Mourinho tidak menggunakan taktik parkir bus yang membuat namanya tersohor. Spurs masih menyerang dan berbahaya, khususnya ketika bola dibawa Harry Kane atau Son Heung-Min.

Kemenangan ini pun mengantar Spurs ke puncak klasemen sementara dengan 20 poin dari 9 pertandingan, sedangkan Man City kian tenggelam di peringkat ke-10. Tentu ada beberapa poin-poin penting yang patut diperhatikan dari pertandingan ini. Setidaknya ada 5 pelajaran berharga dari kemenangan Spurs atas Man City. Apa saja? 

Taktik Mourinho jitu

Satu kalimat yang paling pas menggambarkan kemenangan Spurs: Taktik Mourinho tepat sasaran. Spurs kalah segalanya perihal statistik. Mereka membiarkan Man City menguasai bola dan menyerang, bahkan Spurs tidak punya satu pun kesempatan tendangan sudut.

Meski begitu, skor akhir membuktikan Spurs yang keluar sebagai pemenang. Man City memang menguasai bola, tapi Spurs-lah yang menguasai permainan.

Serangan-serangan balik mereka selalu tampak mengancam, dua gol kemenangan pun tercipta dari serangan balik. Berbeda dengan Man City yang menguasai bola tapi serangan mereka tumpul.


Man City tak bisa bikin gol

Ya, tumpulnya lini serang Man City ini seharusnya jadi kekhawatiran utama Guardiola. Man City baru mencetak 10 gol dari 8 pertandingan dan sudah kebobolan 11 gol. Aguero tidak lagi bisa diandalkan, Gabriel Jesus angin-anginan, dan Raheem Sterling hilang entah ke mana musim ini. Ancaman Man City justru datang dari lini kedua.

Masalahnya, sehebat apa pun para gelandang Man City, bakal percuma jika peluang-peluang yang mereka ciptakan tidak bisa diselesaikan. Man City bahkan mencoba memainkan bola-bola udara, jelas gagal karena tidak ada yang menyambut di kotak penalti.


Cerita Kane-Son berlanjut

Son Heung-Min mencetak satu gol, Harry Kane dengan satu assist. Pasangan penyerang Spurs ini masih yang paling berbahaya dan mematikan di Premier League sejauh ini. Kane tampak nyaman dalam peran barunya dalam taktik Mourinho. Dia lebih sering turun menjemput bola, lalu menginisiasi serangan dan meladeni rekan-rekannya.

Jika Son berperan penting untuk gol pembuka yang memukul Man City, Kane memainkan perannya sendiri sebagai kreator gol Giovani Lo Celso di babak kedua.


Tottenham calon juara

Mungkin mengejutkan, tapi Tottenham pantas dipertimbangkan sebagai calon juara. Di tengah musim yang penuh kejutan ini, Spurs memuncaki klasemen sementara dengan 20 poin dari 9 pertandingan. Memang masih terlalu dini, tapi peluang itu ada.

Spurs unggul dalam komposisi pemain. Lini serang mereka tajam, lini tengah tangguh, dan lini belakang sudah dipoles khas pertahanan Mourinho. Mungkinkah Mourinho membuat kejutan dengan menuntun Spurs juara? Hanya waktu yang bisa menjawab.


Bek mahal vs racikan tepat

Guardiola menghabiskan ratusan juta euro untuk membeli bek-bek terbaik sejak tiba melatih Man City, tapi sepertinya sepak bola tidak hanya ditentukan oleh harga pemain. Pada laga ini, pertahanan Spus terlihat jelas jauh lebih rapi. Barisan gelandang bisa melapisi lini belakang, mereka tangguh dan sulit ditembus.

Terbukti, Spurs bahkan memaksa Man City memainkan bola-bola atas, yang terbuang percuma juga karena tidak ada striker tangguh. Sebaliknya, pertahanan mahal Man City justru kocar-kacir menghadapi serangan balik cepat Spurs.


Sumber :

https://www.bola.net/inggris/5-pelajaran-dari-laga-tottenham-vs-man-city-taktik-mourinho-jitu-tim-tamu-gak-bisa-bikin-gol-d36930.html

Tuesday, September 29, 2020

Dua Balasan Menohok Mourinho untuk Solskjaer


Manajer Manchester United Ole Gunnar Solskjaer menyinggung Jose Mourinho usai kemenangan dramatis di Brighton & Hove Albion. Balasan Mourinho tak kalah menohok.

MU menang dramatis di markas Brighton, Sabtu (26/9/2020) malam WIB. Brighton sempat menyamakan skor jadi 2-2 di menit ke-90, tapi kemudian 'Setan Merah' mendapatkan penalti setelah peluit panjang berbunyi berkat intervensi Video Assistant Referee (VAR).

Kemenangan 3-2 pun diraih MU, sebuah hasil yang diakui Solskjaer bernuansa beruntung. Sebab Brighton lebih dominan dan punya lima peluang menghantam tiang/mistar gawang.

Usai laga, Solskjaer berkelakar soal peluang-peluang yang mengenai tiang/mistar gawang itu. Ia menyebut-nyebut Mourinho, merujuk pada kejadian ketika manajer Tottenham Hotspur itu memimpin tim bertandang ke markas klub Makedonia Utara, Shkendija, di Liga Europa.

Saat itu Mourinho mengeluhkan gawang yang ukurannya lebih kecil 5 cm.

"Kami harus bersyukur Jose (Mourinho) tak ada di sini untuk mengukur tiang-tiang gawangnya, karena mungkin ukurannya kekecilan!" seloroh Solskjaer seperti dilansir talkSPORT.

Mengetahui komentar koleganya itu, Mourinho membalas dengan tak kalah menohok. Pria Portugal itu menyebut buat Solskjaer yang terpenting buat ukuran gawang, melainkan ukuran kotak penalti.

Ini merujuk pada jumlah penalti yang diterima MU musim lalu, 14 di Liga Inggris dan 21 di seluruh ajang. 14 penalti di Liga Inggris itu adalah sebuah rekor, sementara 21 penalti di semua kompetisi itu merupakan yang terbanyak diterima sebuah tim di lima liga top Eropa.

"Tidak, karena saya tahu gawangnya baik-baik saja. Saya rasa Ole kemarin sangat senang dan begitu terkejut dengan apa yang terjadi dengan timnya, sehingga dia membuat lelucon," ungkap Mourinho dilansir Metro.

"Tapi saya paham bahwa buat dia ukuran gawang itu tidak penting. Yang penting adalah dimensi kotak 18 yard (16,2 meter - lebar kotak penalti)."

"Dia tak akan pernah terima bermain dengan kotak berukuran 17 yard (15,5 meter), saya rasa dia akan lebih memilih kotak berukuran 22 yard (20 meter). Buat dia, itu akan lebih baik," imbuhnya.

Mourinho turut mengomentari penalti yang didapatkan MU setelah peluit panjang berbunyi di laga terakhir.

"Di sejumlah klub, bahkan setelah peluit akhir berbunyi, memungkinkan untuk sesuatu yang penting terjadi. Tapi buat kami, saya tahu bahwa setelah peluit akhir, pertandingan berakhir," selorohnya.

Tottenham sendiri akan melawat ke MU pada pekan keempat Liga Inggris, Minggu (4/10/2020).


Sumber :

https://sport.detik.com/sepakbola/liga-inggris/d-5191576/dua-balasan-menohok-mourinho-untuk-solskjaer

Saat Jose Mourinho Khilaf

Tottenham Hotspur buntu kala menghadapi Newcastle United. Manajernya, Jose Mourinho tampak gemas sampai-sampai kakinya sempat masuk lapangan.

Tottenham Hotspur vs Newcastle United berlangsung di Tottenham Hotspur Stadium, London, Minggu (27/9) malam WIB dalam lanjutan Liga Inggris. Spurs unggul 1-0 di babak pertama lewat gol Lucas Moura.

Di akhir babak kedua, drama VAR terjadi. Eric Dier kedapatan melakukan handball karena bola sundulan Andy Carroll dari belakangnya, mengenai tangannya.

Hasil tersebut membawa Tottenham Hotspur sementara berada di peringkat ketujuh Klasemen Liga Inggris sementara. Sementara Newcastle, ada di peringkat sembilan sementara.

Tottenham Hotspur begitu menguasai jalannya pertandingan. Spurs mampu melepas total 23 tembakan dengan 12 tembakan yang menemui bidang. Newcastle United, cuma melepas enam tembakan dengan satu yang menemui bidang. Ya gol penalti itu.

Penguasaan bola saja, perbandingannya 66 berbanding 34 persen.

Jose Mourinho, manajer Tottenham Hotspur tampak gemas dengan para pasukannya. Belasan tembakan cuma satu yang berbuah gol.

Di sekitar menit 70-an, terjadi momen yang menggelitik. Kala itu, bek kanan Spurs, Matt Doherty kehilangan bola.

Mourinho yang berada di dekatnya, langsung meneriaki para pemain yang mungkin menyuruh untuk cepat bertahan. Sampai-sampai, kakinya melangkah masuk ke lapangan!


Hakim garis tampak menegur Mourinho, begitu juga petugas wasit lainnya di pinggir lapangan. Jose Mourinho tahu diri, langsung mengisyaratkan 'maaf'.

Mourinho memang manajer yang begitu enerjik dan suka meluap-luap. Dia suka beraksi spontan yang tentu ujung-ujungnya jadi perhatian semua orang.


Sumber :

https://sport.detik.com/sepakbola/liga-inggris/d-5190686/saat-jose-mourinho-khilaf

Sunday, September 20, 2020

Gareth Bale dan Jose Mourinho

'Simbiosis Mutualisme' Gareth Bale dan Jose Mourinho


Gareth Bale resmi sudah jadi pemain Tottenhan Hotspur. Bersama manajer Jose Mourinho, dua insan itu akan saling membutuhkan bak simbiosis mutualisme.

Gareth Bale resmi mengakhiri tujuh tahun petualangannya di Spanyol bersama Real Madrid, setelah dipinjamkan ke Tottenham Hotspur hingga akhir musim ini. Bale kembali ke mantan klubnya yang dulu pernah dibela dari tahun 2007 sampai 2013.

Gareth Bale kembali ke Spurs sebagai pemain yang matang. Dirinya sudah mempersembahkan 15 trofi selama berseragam Real Madrid, tentu pengalamannya di lapangan dan motivasinya untuk meraih gelar bisa tertular kepada pemain-pemain Spurs lainnya.

Sudah pasti juga, itulah yang juga diinginkan oleh Jose Mourinho.

BBC menulis artikel berjudul 'Gareth Bale joins Tottenham: 'For Jose Mourinho the stakes are sky high'. Suatu ulasan yang berisikan bawah Gareth Bale dan Jose Mourinho sama-sama saling membutuhkan.

Simpelnya, Bale butuh tangan dingin Jose Mourinho untuk bisa kembali meraih trofi bersama Tottenham Hotspur. Sebaliknya, Jose Mourinho butuh tenaga Bale di lapangan agar dirinya kembali pantas disebut 'The Special One'.

Jose Mourinho membawa timnya kurang mulus di pekan pertama Liga Inggris musim 2020/2021 ini. Mereka kalah di kandang oleh Everton dengan skor 0-1.

Mourinho, seperti biasa, mencak-mencak. Dirinya murka kepada para pemainnya yang disebut lambat!

"Pemain malas untuk melakukan tekanan ke tim lawan," tegasnya seperti dilansir Mirror.

"Hasil ini adalah konsekuensi dari latihan pramusim yang buruk, pelatihan kebugaran yang buruk, dan beberapa pemain punya pola pikir yang salah," lanjut pria asal Portugal tersebut.

Kalau mencari pemain yang cepat dan bisa jadi pembeda, mungkin Gareth Bale adalah jawabannya. Bukannya apa-apa, sudah sekitar tiga musim ini lini depan Spurs itu-itu mulu pemainnya. Harry Kane-Son Heung-min-Dele Alli.

Kalau salah satu cedera, para pelapis dirasa kurang sip. Kalau ketiganya main dan mandek depan gawang, setali tiga uang.

Gareth Bale memang sudah tidak muda, usianya sudah 31 tahun. Akan tetapi banyak pihak meyakini, pemain asal Wales itu belum habis.

Bale mungkin tidak sekencang dulu larinya, sampai-sampai dijuluki 'Taksi' kala mengalahkan bek Inter Milan, Maicon dalam adu lari di ajang Liga Champions dan jadi begitu ikonik.

Akan tetapi, Gareth Bale (seperti sudah dijelaskan di atas) sudah kian matang. Akurasi umpannya dan tendangannya masih begitu berbahaya. Belum lagi, Bale juga lihai dalam bola-bola atas.

Harry Kane, Son Heung-min, dan Gareth Bale bisa jadi amunisi baru Tottenham Hotspur di lini serang. Jangan lupakan juga, ada dua bek sayap baru yakni Sergio Reguilon dan Matt Doherty yang rajin naik ke depan dan mengacak-acak kotak penalti lawan.

Bale butuh racikan Jose Mourinho, Mourinho juga butuh kemampuan Bale di lapangan. Bisakah keduanya membawa Spurs kembali menembus papan atas Liga Inggris?


Sumber :

https://sport.detik.com/sepakbola/liga-inggris/d-5180689/simbiosis-mutualisme-gareth-bale-dan-jose-mourinho

Jose Mourinho: Kami Terlalu Bagus



Tottenham Hotspur menang telak atas Southampton di lanjutan Liga Inggris pekan kedua, dengan skor 5-2. Manajer Spurs, Jose Mourinho berkelakar.

Southampton vs Tottenham Hotspur berlangsung pada Minggu (20/9/2020) pukul 18.00 WIB. Spurs sempat kewalahan.

Danny Ings mampu membawa Southampton memimpin di menit ke-32. Spurs lantas memberondol gawang Southampton dengan empat gol Son Heung-min di menit 45+2', 47', 64', dan 73'.

Harry Kane menutup pesta gol di menit ke-82. The Saints dapat gol hiburan lewat penalti Danny Ings di penghujung laga. Cuplikan pertandingannya dapat disaksikan lewat link ini.

Manajer Tottenham Hotspur, Jose Mourinho mengaku timnya tak memulai dengan start yang bagus. Spurs kewalahan di babak pertama.

"Kami tidak bermain cukup bagus di babak pertama dan kalah duel di lini tengah," katanya seperti dilansir dari BBC Sport.

"Kami ceroboh dan kehilangan kendali. Tapi, gol penyeimbang membuat kami menguasai pertandingan," lanjutnya.

Jose Mourinho pun memuji penampilan anak asuhnya, khususnya Harry Kane dan Son Heung-min. Kane memberi empat assist kepada seluruh empat gol Son!

"Harry Kane membunuh Southampton di babak kedua. Dia menjadi penyeimbang, menjadi jembatan, dan memberi ruang untuk Son Heung-min," paparnya.

"Di babak kedua, kami terlalu bagus untuk mereka," kelakar pria asal Portugal itu.

Hasil pertandingan tersebut membawa Tottenham Hotspur menempati peringkat kelima klasemen Liga Inggris sementara. Southampton terbenam di peringkat 19.


Sumber :

https://sport.detik.com/sepakbola/liga-inggris/d-5181031/jose-mourinho-kami-terlalu-bagus

Mourinho Nyerobot Wawancara Son, Sebut Harry Kane Man of the Match


Jose Mourinho tengil banget. Mourinho menyela wawancara Son Heung-min lalu bilang, Harry Kane adalah man of the match dalam pesta gol lawan Southampton.

Tottenham Hotspur menggulung Southampton 5-2 di St. Mary's, Minggu (20/9/2020) untuk meraih kemenangan pertamanya di Liga Inggris musim ini. Son tampil bersinar setelah mencetak empat gol untuk Spurs, sedangkan satu gol lain disumbangkan Kane.

Bintang sepakbola Korea Selatan itu lantas terpilih sebagai man of the match resmi pertandingan. Namun, Kane juga layak mendapatkan aplaus besar karena mengkreasikan seluruh gol Son Heung-min.

Usai pertandingan, Son melakoni pertandingan wawancara dengan BBC Sport. Son belum sempat menjawab saat ditanya tentang quatrick-nya, Mourinho berdiri di samping dia lantas menginterupsi sesi wawancara itu.

"Man of the Match - Harry Kane," kata Mourinho yang direspons Son dengan cengiran.

Entah Mourinho serius atau bercanda, hal yang jelas adalah Son Heung-min tampak santai menanggapi tingkah bosnya itu.

"Ya, aku akan bilang begitu juga," kata penyerang berusia 27 tahun itu dilansir TalkSPORT. "Aku akan bilang Harry adalah man of the match-nya karena dia mencetak satu gol dan memberikan empat assist."

"Dengan Harry kami sudah bekerja sama sangat lama, ini adalah musim keenam. Kami sudah tahu sama tahu, kami ingin memiliki hubungan yang baik di atas lapangan bahkan di luar lapangan."

"Kupikir kami bekerja sangat, sangat keras untuk memiliki hubungan yang lebih baik, bahkan lebih baik daripada sekarang. Jadi sudah jelas kalau itu memang tidak sempurna, tapi kami akan memiliki hubungan yang sempurna," imbuh Son Heung-min mengenai kerja samanya dengan Harry Kane.


Sumber :

https://sport.detik.com/sepakbola/liga-inggris/d-5181530/mourinho-nyerobot-wawancara-son-sebut-harry-kane-man-of-the-match?

Thursday, August 27, 2020

Jose Mourinho Belajar Bahasa Korea

Demi Son Heung-min, Jose Mourinho Siap Mempelajari Bahasa Korea

Kamis, 27 Agustus 2020


Pelatih Tottenham Hostpurs, Jose Mourinho, mengakui mulai belajar bahasa Korea untuk meningkatkan komunikasinya dengan Son Heung-min. Sebagai seorang yang telah melatih di berbagai negara, Jose Mouringo tentu sudah menguasai banyak bahasa.

Seperti dilansir BolaSport.com dari Daily Mail, saat ini Jose Mourinho mampu berbicara menggunakan enam bahasa yakni Portugis, Spanyol, Catalan, Inggris, Prancis, dan Italia. Akan tetapi, menguasai enam bahasa saja tampaknya masih kurang bagi Jose Mourinho.

Oleh karenanya, pelatih asal Portugal itu pun mempelajari bahasa baru, Korea. Bahasa Korea dipilih Mourinho karena dia ingin meningkatkan kualitas komunikasinya dengan salah satu pemain yang ia asuh saat ini, Son Heung-min.

Namun, Mourinho melakukan itu bukan semata-mata agar bisa ngobrol asik dengan Son menggunakan bahasa Korea saja.

Saat berbicara pada peluncuran dokumenter 'Tottenham Hotspur: All or Nothing', Mourinho mengatakan bahwa penting baginya memahami budaya yang berbeda di klub dan bersedia untuk memasukkan dirinya ke berbagai bahasa.

Itulah mengapa Mourinho bersedia belajar bahasa yang sama sekali belum ia kuasai.

"Komunikasi sangat penting ketika saya bersama grup. Saya harus menggunakan bahasa asli yang dipahami semua orang," tutur Mourinho.

"Ini adalah upaya menghormati budaya klub dengan berbicara menggunakan bahasa individu di dalamnya."

"Dalam serial itu, kami menggunakan bahasa Portugis saat bersama staf pelatih, meski kami juga memiliki orang Inggris di sana, Ledley King."

"Dengan para pemain, saya beralih ke bahasa mereka - itulah mengapa saya belajar bahasa Korea," kata Mourinho menambahkan.

Son memang menjadi salah satu pemain andalan Mourinho sejak menukangi Tottenham Hotspur. Di bawah arahan Mourinho, Son telah mencetak 12 gol di berbagai ajang kompetitif.


Sumber :
https://www.bolasport.com/read/312308804/demi-son-heung-min-jose-mourinho-siap-mempelajari-bahasa-korea?page=all

Wednesday, August 26, 2020

Saran Sir Alex Ferguson untuk Jose Mourinho

Jose Mourinho Ungkap Satu-satunya Saran Sir Alex Ferguson untuknya

Rabu, 26 Agustus 2020


Pelatih Tottenham Hotspur, Jose Mourinho, mengungkap Sir Alex Ferguson pernah memberikan satu saran kepadanya saat dia menjadi pelatih Manchester United.

Jose Mourinho ditunjuk menjadi juru taktik Manchester United pada 2016 untuk menggantikan Louis van Gaal yang dipecat. Namun, nasib Jose Mourinho pun pada akhirnya tak berbeda dengan Louis van Gaal setelah dia didepak karena dianggap tak bisa memenuhi ekspektasi klub.

Selama dua setengah tahun menjadi pelatih Setan Merah, Jose Mourinho mengungkapkan bahwa dia pernah mendapatkan saran dari pelatih legendaris klub tersebut, Sir Alex Ferguson. Saran itu menjadi satu-satunya yang pernah diberikan Sir Alex Ferguson pada Jose Mourinho.

Menurut Mourinho, Ferguson menyarankannya untuk mendatangkan Dele Alli ke Old Trafford. Pengakuan tersebut disampaikan Mourinho dalam pertemuan dengan bos Spurs, Daniel Levy, yang ditayangkan dalam serial dokumenter All or Nothing: Tottenham Hotspur.

"Sir Alex Ferguson memberi saya sedikit nasihat dalam dua setengah tahun: Belilah Dele Alli," kata Mourinho seperti dikutip BolaSport.com dari Sky Sports.

"Ferguson bilang, 'Orang itu, dengan mentalitas seperti itu, cara dia bermain, agresi yang ada dalam pikirannya, adalah pemain Manchester United. Belilah Dele Alli!'"

"Dia (Ferguson) punya mata yang jeli dalam mengincar pemain. Tapi Alli bukan pemain yang bisa berlatih dengan baik, kami perlu menemukan motivasi untuk pria itu," tuturnya.

Saat itu, Mourinho memilih tak mengikuti saran yang diberikan Ferguson. Alih-alih memboyong Alli dari Spurs, pelatih asal Portugal ini memilih merekrut Paul Pogba dari Juventus.

Meski begitu, Alli pada akhirnya tetap jadi anak asuh Mourinho setelah sang juru taktik mengambil alih tugas Mauricio Pochettino di Spurs pada 2019. Mourinho sendiri mendapatkan kesan buruk ketika pertama kali menangani pemain berusia 24 tahun itu.

"Saya sudah memberi tahu Dele secara langsung bahwa dia tidak berlatih dengan baik," ujar Mourinho.

"Dia sangat malas. Saya bilang kepadanya bahwa saya akan menyusahkannya, dan dia beruntung karena ketika saya menyebalkan, itu hal yang baik."

Mou juga mempertanyakan gaya hidup Alli yang senang pesta dan hubungannya pada penurunan performa pemain tersebut.

"Saya bilang, 'saya tidak tahu apakah itu harus menjadi gaya hidup Anda. Apakah Anda ingin menjadi seorang profesional atau party boy. Hanya Anda yang tahu itu. Waktu berlalu dan suatu hari Anda akan menyesal jika Anda tidak mencapai apa yang dapat Anda raih'," ucap Mou.

Alli adalah salah satu prospek paling cerah setelah didatangkan dari MK Dons pada 2015. Dia mencetak 18 gol dan 9 assist pada Liga Inggris musim 2016-2017. Namun, cedera membuatnya hanya tampil pada 25 laga Liga Inggris dua musim terakhir.

Kontribusi gol dan assist Alli pun jumlahnya menurun. Pemain berpaspor Inggris ini mengakhiri musim Liga Inggris 2019-20 dengan koleksi delapan gol dan empat assist, dan mengantar Spurs finis di urutan keenam.


Sumber :
https://www.bolasport.com/read/312307547/jose-mourinho-ungkap-satu-satunya-saran-sir-alex-ferguson-untuknya?page=all

Tuesday, August 18, 2020

Joe Hart jadi Pemain Anyar Tottenham Hotspur,

Kariernya Diselamatkan Tottenham Hotspur, Joe Hart Ucapkan Terima Kasih


Joe Hart mengucapkan terima kasih kepada Tottenham Hotspur usai kariernya diselamatkan dan direkrut menjadi pemain baru. Tottenham Hotspur mengumumkan perekrutan eks kiper Manchester City, Joe Hart, melalui akun Twitter resmi mereka pada Selasa (18/8/2020).

Joe Hart direkrut oleh Spurs dengan status bebas transfer usai kontraknya tak diperpanjang lagi oleh Burnley. Hart akan berseragam The Lilywhites hingga pengujung musim 2021-2022 atau selama dua musim.

Mantan kiper timnas Inggris itu menjadi rekrutan kedua Spurs pada bursa transfer musim panas ini. Sebelumnya, Spurs telah mendatangkan gelandang Southampton, Pierre-Emile Hojbjerg. Hart memang mengalami masa-masa sulit setelah Pep Guardiola mengambil alih kursi kepelatihan Manchester City pada 2016.

Tanpa diduga, Hart dipinjamkan Manchester City ke Torino dan West Ham United usai Guardiola menjadi pelatih. Hart pun harus merelakan posisi utamanya di Manchester City menjadi milik Ederson Moraes.

Tak berhenti di situ, karier Hart semakin tenggelam saat bergabung dengan Burnley. Alih-alih mendapatkan menit bermain yang banyak, Hart justru tak diturunkan sama sekali di Liga Inggris 2019-2020.

Burnley lebih memilih Nick Pope yang tampil luar biasa sebagai penjaga gawang utama mereka. Oleh karena itu, saat direkrut oleh Jose Mourinho untuk menjadi bagian dari skuad Tottenham Hotspur, Hart merasa sangat berterima kasih.

Kiper 33 tahun itu pun menyampaikan rasa terima kasihnya melalui video yang diunggah di akun Twitter resmi milik Spurs.

"Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih kepada klub karena melihat sesuatu dalam diri saya," ujar Hart seperti dilansir BolaSport.com dari Sportskeeda.

"Tidak bisa lepas darinya, ini adalah beberapa tahun yang sulit bagi saya secara pribadi di lapangan sepak bola, tetapi saya merasa masih punya banyak hal untuk diberikan."

"Saya merasa memiliki kualitas, tetapi tidak mendapatkan banyak waktu bermain akhir-akhir ini."

"(Beberapa tahun terakhir) merupakan sebuah proses, sesuatu yang tentunya tidak perlu saya biasakan karena saya tidak ingin pernah terbiasa dengannya."

"Tetapi, saya telah menjalaninya. Saya telah bekerja keras, mempertahankan standar yang sama yang saya pertahankan sepanjang karier, langsung dari Shrewsbury Town."

"Saya telah mencoba untuk tumbuh sebagai pribadi, mencoba untuk tumbuh sebagai pemain, mencoba menggunakan waktu saya, dan mencoba untuk melihatnya secara berbeda."

"Jika tidak bermain di lapangan, apa yang bisa saya keluarkan dari diri saya sendiri di luar lapangan?"

"Saya masih merasa seperti pemain yang sama persis dan saya masih merasa memiliki lebih banyak untuk diberikan."

"Saya hanya dapat melihat hal-hal secara positif. Saya siap untuk bermain."

"Saya merasa seperti memulai lagi dan saya cukup menikmati perasaan itu. Tubuh saya sudah pasti siap untuk memulai lagi," kata Hart melanjutkan.

Mulai musim depan, Hart akan bersaing dengan dua kiper Spurs lainnya, yakni Hugo Lloris dan Paulo Gazzaniga.


Sumber :
https://www.bolasport.com/read/312296505/kariernya-diselamatkan-tottenham-hotspur-joe-hart-ucapkan-terima-kasih?page=all

Tuesday, July 14, 2020

Taktik Mourinho Lebih Jelimet dari Pochettino

Bek Tottenham Ungkap Taktik Mourinho Lebih Jelimet dari Pochettino

Sudah hampir delapan bulan Jose Mourinho melatih Tottenham Hotspur. Ia menggantikan manajer asal Argentina, Mauricio Pochettino, yang performanya dianggap buruk setelah cuma membawa Spurs menang tiga kali dari 12 laga di Premier League. 

Dalam kurun waktu tersebut, Mourinho telah memimpin 23 pertandingan, memenangkan 11 gim, seri lima kali, dan kalah tujuh kali. Hasil itu tidak oke-oke amat, memang, tapi tidak bisa dibilang buruk juga.  

Yang terakhir, Mourinho berhasil membawa Tottenham mengalahkan Arsenal 2-1. Selepas laga, Mourinho bahkan sesumbar kalau ia bisa membawa Tottenham ke empat besar Liga Inggris seandainya ia melatih sejak awal musim.  

Di balik hasil yang belum konsisten, pemain Tottenham merasakan optimisme dan pendekatan latihan baru di bawah Mourinho dibandingkan era Pochettino dulu.  

Ben Davies, bek kiri Spurs, bahkan mengungkap bahwa pelatih asal Portugal itu lebih taktis dan spesifik ketimbang pendahulunya.  

"Di bawah Poch (panggilan Pochettino), kami punya gaya bermain yang berbeda, yang kurang lebih adalah pressing tinggi dengan intensitas yang tinggi," ujar Davies kepada Talksport, Selasa (14/7).  

"Sekarang kupikir kami lebih taktis, kami lebih waspada dan sadar terhadap kualitas dan taktik tim yang akan kami hadapi," kata pemain yang telah tampil 19 kali di semua kompetisi musim ini.  

"Jadi, kami punya satu rencana pertandingan dan pendekatan yang berbeda setiap pertandingannya." 

Davies percaya bahwa Mourinho adalah orang yang tepat untuk masa depan Tottenham Hotspur. Dia berkata, pemain-pemain percaya bahwa Mourinho punya kemampuan yang dibutuhkan untuk membawa Spurs menjadi klub top.  

"Dia telah memenangkan segalanya. Jadi kami, para pemain, cuma harus percaya padanya dan hasilnya akan mengikuti.  

“Kami tahu hasilnya musim ini belum seperti yang kami inginkan. Kami kurang konsisten dan musim ini sempat terhenti (karena pandemi) tapi itu bukanlah alasan," kata bek asal Wales itu.  

"Aku yakin di jeda musim panas nanti akan ada lebih banyak pekerjaan, kami akan bersiap buat musim selanjutnya dan tahun depan ceritanya akan berbeda," tutup Davies. 


Sumber :

https://kumparan.com/kumparanbola/bek-tottenham-ungkap-taktik-mourinho-lebih-jelimet-dari-pochettino-1tnquoGWJWw/full

15 Posisi di Sepakbola

Mengenal 15 Posisi di Sepakbola: Contoh Nama Pemain, Nomor, dan Tugasnya


Analisis | 08 July 2020, 15:45

Sebagai salah satu kompetisi terbesar di Eropa, Bundesliga tak pernah absen dalam menghasilkan banyak pemain hebat, baik pemain lokal Jerman seperti Mesut ozil dan Mats Hummels ataupun pemain asing seperti, Hasan Salihamidzic dan Franck Ribery.

Memasuki era industri 4.0, Bundesliga kian kompetitif dengan berbagai pemain yang memiliki kualitas hebat di posisinya masing-masing. Baru-baru ini, situs resmi Bundesliga memaparkan artikel pengetahuan tentang 11 posisi pemain di lapangan sepakbola. Posisi itu bisa berkembang menjadi 15 jenis. Berikut di antaranya:

Posisi: Penjaga gawang
   - Posisi paling defensif dalam sepakbola
   - Pekerjaan utama adalah menghentikan lawan mencetak gol
   - Juga mengatur pertahanan dan membangun permainan dari belakang
   - Mengenakan sarung tangan, dan jersey berwarna berbeda dari rekan setim
   - Satu-satunya pemain yang dapat menggunakan tangan mereka di kotak penalti (kecuali saat menerima lemparan ke dalam!)

Contoh: Manuel Neuer

Dapat dikatakan, mantan kiper Schalke ini tidak hanya diakui hebat di Bundesliga, tetapi juga di dunia. Neuer yang kini menjadi kapten untuk Tim Bavaria tidak hanya bisa bermain sebagai kiper, tetapi bisa juga bermain sebagai sweeper.

Raihan gelar yang ia dapat pun sudah banyak, mulai dari raihan individu, klub hingga timnas Jerman. Neuer mendapatkan FIFA World Cup Golden Glove pada tahun 2014 serta dinobatkan sebaai kiper terbaik Eropa sebanyak 4 kali. Di level klub, pria 33 tahun itu berhasil membawa Die Roten meraih tujuh gelar Liga, empat Piala DFB dan  satu Liga Champions. Sementara di level tim Pantzer Jerman, dirinya meraih gelar Piala Dunia 2014.


Posisi: Bek sayap (full back)
   - Membangun garis sejajar di pertahanan
   - Mengawal pemain sayap lawan
   - Memberikan dukungan untuk gelandang yang bermain melebar di depan mereka
   - Dapat overlap dan mengirim umpan silang ke kotak penalti lawan
   - Sering mengambil lemparan ke dalam
   - Tugas utamanya bertahan.

Contoh: Benjamin Pavard

Memulai karirnya sebagai bek tengah bersama Lille yang kemudian membawanya ke Jerman dengan bergabung bersama VfB Stuttgart pada tahun 2016, Pavard memiliki kemampuan dalam bertahan yang sangat bagus, bisa membaca permainan dan yang paling penting, bisa membantu penyerang dan masa transisi di saat yang bersamaan.

Di usianya yang baru 24 tahun, Pavard memiliki prospek yang cerah untuk mengklaim dirinya sebagai bek sayap terbaik di dunia. Bersama timnas Ayam Jantan, Pavard berhasil membawa pulang Piala Dunia 2018 ke Prancis usai menumbangkan Kroasia di final. Golnya saat bertemu Argentina di babak 16 besar dinobatkan sebagai gol terbaik turnamen paling prestisius tersebut.


Posisi: Wing-back
    - Variasi modern dari full-back
    - Bisa overlap dan mengirim umpan silang ke kotak penalti.
    - Mengawal pemain sayap lawan saat dibutuhkan
    - Diharapkan tetap pada garis mereka
    - Salah satu posisi yang paling menuntut secara fisik
    - Dituntut kuat menyerang dan bertahan. Sering dipakai pada formasi 3-5-2

Contoh: Joshua Kimmich

Mendapatkan pujian dari legenda Bayern, Philipp Lahm, nampaknya bukanlah hal yang berlebihan, mengingat di musim ini, Kimmich semakin matang secara permainan. Pemain berusia 25 tahun tersebut bisa ditempatkan dalam berbagai posisi bertahan. Hanya dengan tinggi badan 1,76 meter, dirinya pernah dipasang sebagai bek tengah oleh Pep Guardiola ketika krisis pemain dan itu berhasil.

Di musim 19/20, Kimmich membuat rekor dengan 3.369 sentuhan di liga dan menyelesaikan 91 persen umpannya - lebih banyak dari bek sayap lainnya - dan 13 assist-nya lebih baik daripada Jadon Sancho.


Posisi: Bek tengah (stopper)
    - Menutup pergerakan penyerang lawan
    - Dapat menggunakan strategi zona atau man marking
    - Membawa bola keluar dari belakang
    - Seringkali tinggi dan kuat secara fisik
    - Keberanian dan kemampuan heading untuk digunakan di kedua kotak

Contoh: Niklas Sule

Sule direpresentasikan sebagai bek tengah modern masa kini dengan badan yang terbilang cukup tinggi, dirinya hebat dalam duel udara serta memiliki akurasi passing di atas rata-rata pemain belakang Bundesliga.

Bersama timnas Jerman, Joachim Loew telah mempercayakan posisi belakang kepada pemain berusia 24 tahun tersebut bersama dengan Jonathan Tah dan Matthias Ginter. Bek tengah prototipe Bayern itu bisa membuat permainan menjadi lebih baik ketika dirinya diturunkan sebagai stater.


Posisi: Bek tengah (sweeper)
    Jaring pengaman untuk stopper di sebelahnya
    Selalu berusaha untuk menutupi celah saat pertahanan dibongkar
    Kurang peduli dengan man marking manusia
    Membaca game dari posisi terbaik
    Bergabung dengan build up lini tengah saat menguasai bola

Contoh: Makoto Hasebe

Usianya memang sudah tak muda lagi, namun mantan kapten timnas Jepang ini memiliki segudang pengalaman di persepakbolaan Jerman serta kecepatan kakinya dalam menyapu bola masih sama bagusnya ketika membawa Woflsburg menjurai Bundesliga pada musim 2008/09.

Naiknya nama Luka Jovic, Sebastien Haller dan Ante Rebic, tidak lepas dari peranan mantan pemain Urawa Red Diamonds itu di lini belakang bersama David Abraham dan Evan N 'Dicka. Musim lalu, The Eagles berhasil menembus babak semifinal Liga Eropa.


Posisi: Bek tengah (quarter back)
    Posisi defensif sentral yang sama dengan stopper
    Lebih sering digunakan untuk formasi tiga pemain belakang.
    Menguasai bola sama pentingnya dengan memenangkannya kembali
    Wajib memiliki percaya diri tinggi
    Wajib pintar mengirim umpan panjang dan akurat

Contoh: Mats Hummels

Menjadi pemain yang pernah berseragam Bayern Muenchen dan Dortmund, Hummels terbukti mampu bermain konsisten sebagai Stopper dan penyapu sekaligus.  Kembalinya Hummels ke Signal Iduna Park musim ini, membuktikan dirinya masih yang terbaik dalam menjadi pertahanan Die Schwarzgelben selama 20 tahun terakhir.

Dalam perjalanan karirnya, Hummels sukses merengkuh 5 Bundelisga, 2 DFB Pokkal serta 1 Piala Dunia, membawanya sejajar sebagai salah satu bek terbaik Jerman bersama dengan Lothar Matthaus dan Franz Beckenbauer.


Posisi: Gelandang bertahan (ball winner)
    Berada di depan pertahanan
    Memenangkan bola kembali dengan tekel dan intersep
    Menutup ruang yang ditinggal rekan setim saat mereka maju
    Menganggu penyerang lawan
    Secara fisik bugar dan ulet

Contoh: Thomas Delaney

Didatangkan oleh Dortmund pada musim panas lalu, pemain Denmark itu menambah kekuatan lini tengah Die Borussen bersama tandemnya, Axel Witsel. Dengan kecepatan berlari yang mencapai 21 mil per jam serta mampu melalukan teckel sempurna, membuatnya bisa memenangkan bola rata-rata 10 kali per game.

Catatan  41 pelanggarannya membuktikan dirinya cukup tangguh dan layak sebagai gelandang bertahan. Namun, pemain berusia 28 tahun tersebut tak memiliki catatan mendapat kartu merah. Dimusim lalu dirinya hanya  mendapatkan  tujuh kartu kuning.


Posisi: Gelandang bertahan (deep lying playmaker)
    Berposisi di depan pertahanan
    Playmaker kreatif
    Mendistribusikan bola ke rekan tim, dekat dan jauh
    Menyetel tempo tim
    Mampu melakukan tekel, meskipun tugas sekunder

Contoh: Thiago Alcantara

Pemain timnas Spanyol yang kini menjadi maestro lapangan tengah Die Bayern usai ditinggal oleh Bastian Schweinsteiger.

Gelandang jebolan La Masia itu mencatatakan 2.916 sentuhan bola pada musim 2018/19, dan memiliki akurasi passing yang menembus 93 persen, Thiago hampir tak tergeser di posisinya sebagai gelandang playmaker.


Posisi: gelandang box to box
    Berada di tengah lapangan
    Sama-sama mahir menyerang dan bertahan
    Mempertahankan penguasaan bola
    Mundur untuk bertahan dan memblokir tembakan
    Masuk ke kotak lawan dan mencoba mencetak gol

Contoh: Weston McKennie

Pemain yang lahir di Washington, Amerika Serikat itu adalah salah satu talenta yang menjanjikan di Bundesliga. Tidak ada gelandang yang bisa memenangkan lebih dari 101 sundulan selain McKennie musim lalu.

Bahkan dirinya juga beberapa kali dipasang dalam berbagai posisi yang berbeda, mulai dari bek sayap kanan,  bek tengah dan sekali berada di depan. Hal itu tak lepas dari kebutuhan FC Schalke dalam penerapan taktiknya.

"Saya akan bermain sebagai kiper jika Schalke menyuruh saya," demikian kata McKennie.


Posisi: Wide midfielder (Gelandang melebar)
    Memberikan lebar di lini tengah
    Memberikan perlindungan defensif full-back
    Menarik posisi rapat pertahanan lawan.
    Dapat mengirim umpan silang dari posisi lebih dalam dibanding sayap
    Menggabungkan kecepatan dan stamina

Contoh: Filip Kostic

Setelah mengalami dua degradasi bersama Stuttgart dan kemudian Hamburg, pemain Serbia itu bertranformasi menjadi salah satu gelandang yang patut diperhitungkan di Bundesliga bersama Frankfurt. Selama berseragam Frankfurt, Kostic berhasil menyumbangkan lebih dari 20 asisst serta membawa The Egales ke semifinal Liga Eropa musim lalu.

Dalam formasi 3-4-1-2 di Frankfurt, Kostic biasanya ditaruh sebagai left wing back, tapi kerap kali menjadi wide midfielder dalam penerapannya.  396 duel yang dimenangkannya musim lalu adalah nilai terbaik kelima di Bundesliga dengan nilai tujuh per pertandingan.


Posisi: Gelandang serang
    Mendikte permainan dari belakang striker
    Menciptakan peluang mencetak gol bagi penyerang
    Teknik dan kreativitas sangat penting
    Kemampuan menembak dari jarak jauh merupakan keunggulan
    Secara historis dikaitkan dengan jersey No 10

Contoh: Marco Reus

Pemain yang setia bersama Dortmund ketika Lewandowksi dan Gotze memilih hengkang, Reus memiliki catatan yang fantastis sebagai pemain. Dengan 91 gol serta 85 assist sejak membela Die Borussen pada 2012, Reus layak mendapatkan predikat sebagai gelandang serang terbaik Bundesliga saat ini.


Posisi: Pemain sayap (winger)
   Pemain posisi menyerang paling lebar
   Berani bertarung duel one on one dengan bek sayap
   Memberikan umpan silang ke dalam kotak
   Menyambut umpan silang dari sayap yang berlawanan
   Seringkali pemain tercepat di lapangan

Contoh: Jadon Sancho

Sancho mungkin hanya berusia 19 tahun, tetapi dirinya sudah menjadi pemain sayap yang paling mematikan di zaman modern. Mantan pemain Manchester City itu merasakan musim terbaiknya bersama Dortmund saat ini. Sancho menempatkan namanya dalam daftar pencetak gol terbanyak di posisi ketiga dengan raihan 17 gol dan membawanya ke posisi kedua dengan 16 assist sebagai pemberi umpan terbanyak di bawah Thomas Muller musim ini.


Posisi: False 9
    Posisi di dekat gawang lawan
    Menggantikan striker tradisional dalam kebanyakan formasi
    Turun lebih dalam untuk menarik lawan keluar
    Seringkali seorang gelandang yang diubah posisinya
    Menggiring bola dan menciptakan peluang

Contoh: Mario Gotze

Kendati musim ini Gotze kehilangan sentuhan magisnya, pahlawan Jerman di Piala Dunia 2014 itu tetaplah yang terbaik di posisinya hingga sekarang.

Dalam 11 tahun karirnya sebagai pesepakbola profesional, Gotze telah meraih berbagai macam gelar bergengsi bersama klub maupun timnas Jerman. Namun masalah metabolik mengancam dirinya akan berakhir sebagai bintang muda yang gagal. Di musim ini, Gotze hanya bermain 120 menit dengan 7 gol dan 7 assist, sangat turun bila dibandingkan dengan penampilannya pada awal-awal musim 2010 hingga 2013.


Posisi: Forward
    Dimainkan antara lini tengah dan striker
    Membantu striker dalam mencetak gol
    Sulit dikawal
    Lebih serbabisa daripada target-man
    Visi, keterampilan teknis dan kreativitas

Contoh: Thomas Muller

Pemain Bayern Muenchen ini bisa dikatakan sebagai ahlinya dalam menyerang atau setidaknya sebagai man in front of goal. Dengan penempatan posisi yang baik, insting serta kekuatan fisik yang luar bisa, Muller bertahun-tahun selalu menjadi pilihan utama Die Roten, bahkan di timnas Jerman hingga membawa Piala Dunia 2014 kembali ke tanah Jerman.

Hingga sekarang tidak ada pemain Jerman yang bisa mengemas 10 gol di dua Piala Dunia dengan 110 gol dan 124 assist di Bundesliga selama massa aktif bermainnya.


Posisi: Striker
    Pemain terdekat ke gawang lawan
    Bertanggung jawab untuk mencetak gol
    Tahan bola sampai rekan tim bisa bergabung dengan serangan
    Duel dengan bek lawan
    Fisik yang kuat

Contoh: Robert Lewandowski

Bakatnya dipoles oleh Jurgen Klopp di Dortmund, mungkin itu adalah sesuatu yang tak akan pernah dilupakan oleh Lewandowksi hingga pensiun.

Dengan 162 gol dalam 190 penampilannya untuk Bayern, Lewandoswki membuktikan dirinya adalah sebagai salah satu striker paling mematikan di dunia saat ini. Bahkan raihan 34 golnya musim ini nyaris memecahkan rekor gol milik Gerd Muller. Lewandowski mampu mencetak gol dalam berbagai fungsi tubuhnya, yakni 28 persen adalah header, 15 persen kaki kiri, 57 persen kaki kanan.


Sumber :
https://www.libero.id/detail/1888/mengenal-15-posisi-di-sepakbola-contoh-nama-pemain-nomor-dan-tugasnya.html?

Wednesday, June 10, 2020

Porto dan Tim Howard Bantu Ciptakan ‘The Special One’

“Kami Tak Jalankan Perintah Mourinho!” - Bagaimana Porto, Costinha & Tim Howard Bantu Ciptakan ‘The Special One’


Costinha dan rekan setimnya mengabaikan instruksi untuk mencetak gol di menit ke-90 melawan Manchester United, dan itu mengubah hidup Jose Mourinho.

Mungkin ini masih menjadi gambar paling ikonik dari karier manajerial Jose Mourinho; pria Portugal itu berlari di pinggir lapangan Old Trafford pada 2004 untuk berselebrasi bersama para pemainnya di FC Porto.

Gol menit terakhir Costinha di suatu malam bulan Maret tidak hanya membuat Manchester United tersingkir dari Liga Champions, itu juga mengubah arah sepakbola Eropa.

Terlebih lagi, itu membuat Mourinho menjadi bintang global. Di tahun sebelumnya dia telah memenangkan Piala UEFA bersama Porto namun momen di Old Trafford itu benar-benar menjadi panggungnya untuk mengumumkan namanya ke seluruh dunia.

Dengan menggulingkan manajer legendaris macam Sir Alex Ferguson di depan pendukungnya sendiri, resmi sudah: manajer muda rupawan dari Setubal itu adalah ‘the real deal’.

Kepercayaan dirinya yang memang sudah tinggi menjadi semakin di puncak dan, hanya beberapa bulan kemudian, setelah membawa Porto menjuarai Liga Champions, dia mengguncang Stamford Bridge dengan mengumumkan diri sebagai ‘The Special One’.

Dia lantas mengakhiri 50 tahun penantian gelar Chelsea dengan meraih Liga Primer Inggris sebelum memenangkan treble bersejarah bersama Inter Milan dan kemudian menyudahi dominasi Barcelona di LaLiga dengan Real Madrid arahannya.

Namun, itu semua takkan terjadi tanpa gol penyama kedudukan yang dicetak oleh Costinha di menit terakhir di Old Trafford.

Faktanya, Mourinho sangat marah bahwa Benni McCarthy yang mengambil tendangan bebas karena ia menginginkan Ricardo Fernandes yang mengambilnya. Akan tetapi, arah bola itu berbelok setelah mengenai Costinha dan itu justru memperdaya kiper United Tim Howard.

"Saya ingat bahwa saat itu kami tidak melakukan perintah sesuai yang diinstruksikan Jose kepada kami," kata Costinha kepada Goal. “Yang kami lakukan bukanlah rencana Mourinho!

"Pelatih memang dapat mempersiapkan Anda dengan sempurna untuk pertandingan tetapi ada saat-saat ketika pemain bisa mengubah segalanya sendiri - dan dengan cara yang baik.

"Pada saat itu, kami tidak melakukan apa yang diinginkan Mourinho. Kami melakukannya secara berbeda. Tetapi bola masuk ke gawang. Howard melewatkannya dan John O'Shea hanya terperangah menonton bola dan tidak bereaksi dengan cepat.

“Saya, ketika mencetak gol, hanya melihat para suporter. Saya lupa segalanya pada saat itu dan saya menuju mereka untuk merayakannya bersama. Itu adalah perasaan yang luar biasa!"

Kegembiraan Porto sepenuhnya bisa dimengerti. Hanya sedikit pandit yang mengunggulkan mereka untuk maju ke perempat-final dengan melewati United.

Mourinho, bagaimana pun, selalu percaya pada pemainnya.

"Ketika kami terundi melawan Man United, saya ingat Jose berkata kepada kami, ‘Biarkan hiu datang,’” terang Edgaras Jankauskas kepada Goal.

"Tidak ada rasa takut dan kami memenangkan pertandingan pertama lewat skor 2-1 melalui dua gol dari Benni McCarthy. Namun, kami pergi ke Manchester dengan mengetahui itu akan sulit.

"Tapi tekanannya ada pada mereka: mereka berharap bisa sampai ke final dan kekalahan akan menjadi bencana bagi klub ikonik seperti mereka.

"Mungkin 95 persen orang berpikir Man United akan menemukan jalan untuk lolos, mengingat mereka adalah tim yang lebih baik dan lebih berpengalaman.

"Mereka memiliki pemain seperti Paul Scholes, Ruud van Nistelrooy dan Roy Keane. Mereka adalah superstar tingkat tertinggi yang bisa mengalahkan tim mana pun di dunia.

"Tapi Keane mendapatkan pengusiran di Portugal, jadi kami tahu dia akan absen di leg kedua. Kami tahu kami memiliki peluang."

Mourinho juga mengetahuinya, terutama karena dia sekali lagi akan kembali memiliki Costinha, yang absen di leg pertama karena skorsing.

Hubungan pasangan itu sempat tegang pada bulan-bulan sebelumnya dan mereka hampir tidak berbicara pada saat itu.

Namun, setelah Porto terundi melawan United di babak 16 besar, Mourinho mendekati Costinha saat sang gelandang tengah melakukan peregangan di akhir sesi latihan.

"Dia berkata; ‘Costa, lihatlah undian: Manchester United. Pertandingan pertama adalah di kandang dan yang kedua bermain tandang.

"Anda terkena suspensi untuk leg pertama tetapi kita akan mengalahkan mereka lewat selisih satu gol dan kemudian, Anda akan berada di sana di pertandingan kedua ketika mereka menekan kita.

“[Lewat] umpan panjang dan adu duel, Anda akan mengeluarkan mereka dari kompetisi.' Dia [Mourinho] kemudian berdiri dan pergi.

"Apa lagi yang bisa saya ceritakan tentang Mourinho? Dia benar: itulah yang sebenarnya terjadi.

"Dia selalu memberi kami masukan yang tepat pada waktu yang tepat. Ia mengelola mental kami dengan sempurna. Dia selalu membuat kami fokus.

"Bahkan ketika saya berbicara dengan klub Italia pada saat itu, dia memanggil saya di hotel setelah itu dan dia berkata, 'Costa, tinggal lah bersama kita, kita akan memenangkan liga dan Liga Champions. Kemudian, Anda bisa pergi ke Inggris atau Italia.’

"Dia selalu berbicara denganmu seperti itu. Dan Anda mempercayainya dan itu membuatmu lebih percaya diri. Jadi, kami pergi menjalani pertandingan dengan kepercayaan lebih dari yang biasanya kami miliki."

Keyakinan itu tumbuh setelah hasil imbang 1-1 di Old Trafford yang membuat Porto maju ke perempat-final dengan agregat 3-2.

"Ketika saya memikirkan pertandingan itu, saya hanya mengingat beberapa menit terakhir karena itu terasa sangat lama,” aku Jankauskas.

"Kami tahu Man United kuat di akhir pertandingan, selalu mencetak gol di masa injury time dan mereka berusaha keras. Tetapi kami tetap kuat, berhasil tidak kebobolan dan lolos ke babak berikutnya.

"Kami tahu, setelah mengalahkan United, kami bisa mengalahkan siapa pun. Pada titik itulah semua orang yakin kami akan mencapai final."

Dan mereka melakukannya, menyingkirkan Lyon dan Deportivo La Coruna sebelum menumbangkan AS Monaco 3-0 di partai penentu turnamen untuk mengklaim Piala Eropa kedua mereka.

Mourinho mengakui malam itu di Gelsenkirchen bahwa ia akan pindah ke Inggris, di mana ia akan memecahkan banyak rekor dengan tim Chelsea yang tangguh.

Tentu saja, itu akan sangat berbeda seandainya Costinha tidak mendorong Mourinho untuk dilirik Roman Abramovich dengan golnya yang menentukan di Manchester.

Sebelumnya, miliarder Rusia itu pernah mempertimbangkan untuk mempekerjakan Sven Goran Eriksson untuk menggantikan Claudio Ranieri sebagai manajer ketika Mourinho tiba-tiba muncul sebagai pelatih muda yang paling menarik di Eropa.

"Tidak diragukan lagi, itu adalah momen yang mengubah hidup dalam kariernya," kata Jankauskas. "Saya tidak tahu apakah dia akan berakhir di sana [Chelsea] tanpa memenangkan gelar Liga Champions itu.

"Pada saat itu, dia hanya seorang manajer muda di sebuah klub yang tidak dikenal secara luas. Kami bahkan bukan favorit di Piala UEFA untuk tahun sebelumnya!

"Tetapi di bawah Mourinho, kami memenangkan setiap gelar Eropa dan itu sebabnya ia menarik perhatian klub-klub besar.

"Dia melakukan itu tidak hanya melalui kesuksesannya di lapangan, tetapi juga melalui interaksinya dengan media dan televisi. Kepribadiannya menjadi sangat menarik bagi klub.”

Itu juga membuatnya disayangi oleh para pemain, yang banyak di antara mereka tetap berhubungan baik dengan Mourinho, termasuk Costinha.

"Ketika dia berada di Real Madrid, dia memberi saya tiket di box office dengan catatan di dalamnya," ungkap mantan pemain internasional Portugal itu.

"Itu adalah gambar dirinya yang sedang berselebrasi menyusuri garis pinggir lapangan di Old Trafford dan dia menulis ‘Anda membuat semua pemain lebih kuat malam itu.'"


Sumber :
https://www.goal.com/id/berita/kami-tak-jalankan-perintah-mourinho-bagaimana-porto-costinha-tim-/1gjgta3n25p2i1tv575s7r7y6k

Sunday, February 9, 2020

Tottenham Ibarat Bermain Catur Tanpa Bidak

Jose Mourinho Sebut Tottenham Ibarat Bermain Catur Tanpa Bidak 
Kompas.com -
07/02/2020, 05:00 WIB


Pelatih Jose Mourinho mengibaratkan melatih Tottenham seperti bermain catur tanpa bidak yang lengkap. Pernyataan tersebut merujuk kepada kemenangan 3-2 Tottenham atas Southampton dalam tanding ulang putaran keempat Piala FA. Sebelumnya, Tottenham Hotspur bermain imbang 1-1 di kandang Southampton, 25 Januari lalu.

Tottenham Hotspur berhasil lolos ke putaran kelima Piala FA setelah mengalahkan Southampton 3-2, Rabu (5/2/2020) di Tottenham Stadium.

Pada pertandingan itu, Spurs tak diperkuat beberapa pemain pilar seperti Harry Kane dan Moussa Sissoko yang absen karena cedera. Hasilnya, Tottenham kesulitan untuk menjebol gawang Southampton bahkan di babak pertama.

Beruntung, anak asuh Jose Mourinho ini bisa membalikkan keadaan dan melaju ke putaran kelima piala FA. Jose Mourinho lantas menggambarkan situasi yang dialami Tottenham melawan Southampton seperti bermain catur tanpa memakai bidak-bidak penting.

"Saya harus mengelola permainan catur ini tanpa bidak-bidak. Tanpa raja, tanpa ratu, tanpa benteng," kata Jose Mourinho. “Saya tidak dapat berbicara tentang kemajuan yang ingin dicapai karena tidak memiliki pemain yang saya inginkan," ujar Mourinho seperti dikutip Bolasport.com dari Fox Sports Asia.

Pada pertandingan melawan Southampton, Tottenham Hotspur tanpa diperkuat Harry Kane, Moussa Sissoko, Ben Davies, Giovani Lo Celso, dan Erik Lamela karena cedera. Sedangkan, pemain baru Steve Bergwijn tidak bisa dimainkan.

"Tim membutuhkan pemain untuk maju, secara kolektif, taktis dan dinamis. Kami perlu memiliki pemain, tetapi tidak mendapatkan pemain-pemain itu." kata Mourinho “Kami kehilangan banyak sekali.

Di satu partai, pemain A, B, dan C tidak bisa bermain. Di partai berikutnya, D, E, dan F ganti tak bermain. Ini musim yang sulit," tambah Mourinho. "Ini seperti Anda sedang memakai selimut dan kaki Anda tidak tertutup. Anda kemudian menggeser selimut untuk menutupi kaki, tetapi malah separuh badan Anda tak tertutup.

Itulah kami." "Namun, tim ini memiliki semangat yang luar biasa dan hal itu sesuatu yang saya sukai," ujar Jose Mourinho Mengakhiri


Sumber :
https://www.kompas.com/sport/read/2020/02/07/050000067/jose-mourinho-sebut-tottenham-ibarat-bermain-catur-tanpa-bidak?page=all.

Tottenham Pecundangi Manchester City

3 Aksi Tengil Jose Mourinho Saat Tottenham Pecundangi Manchester City

03 Feb 2020, 15:33 WIB


Bermain di kandang membuat Tottenham Hotspur tampil beringas, terutama setelah babak kedua. Sepasang gol tuan rumah dicatatkan Steven Bergwijn (63') dan Son Heung-min pada menit ke-71'.

Torehan itu membuat skuat asuhan Jose Mourinho naik peringkat. Son Heung-min dan kawan-kawan kini menghuni peringkat lima klasemen sementara dengan raihan 37 poin.

The Lilywhites mengeser posisi Manchester United ke peringkat tujuh. Sebaliknya, poin Manchester City semakin tertinggal dari Liverpool.

Kini Manchester City memiliki selisih 22 poin dari The Reds yang kukuh di puncak klasemen. Namun, pertandingan bukan hanya soal hasil.

Beberapa kejadian unik di luar lapangan juga menarik untuk dikulik-kulik. Salah satunya adalah ekspresi manajer Tottenham Hotspur, Jose Mourinho, dalam laga pertemuan kontra Man City.

Berikut tiga aksi tengil Jose Mourinho sepanjang laga tersebut:


1. Tertawa dan Marah-Marah dalam Dua Detik
Dalam cuplikan video pendek yang beredar, Jose Moruinho menunjukkan perubahan ekspresi hanya dalam sekian detik. Ia terlihat gembira saat kiper Higo Lloris mampu menepis tendangan penalti Ilkay Gudongan.

Mourinho, bersama asistennya, terlihat sangat puas dan kembali ke tempat duduknya sambil bertepuk tangan. Namun dua detik kemudian, pelatih asal Portugal itu menyadari bahwa Raheem Sterling pantas diganjar kartu kuning karena diving di kotak penalti Tottenham.

Dengan wajah kesal, Mourinho menghampiri wasit dan menunjukkan protesnya.


2. Santai Tertawakan VAR
Insiden diving Raheem Sterling terus berlanjut dan membuat Jose Mourinho melakukan aksi tengil keduanya. Sambari duduk dan berpangku tangan, Jose menertawakan 'kekonyolan' VAR yang tak menganggap diving Sterling sebuah kesalahan.

Kala asistennya protes, Jose hanya duduk bersilang kaki sembari menunjukkan aksi tengilnya kepada wasit. Sedari dulu, Jose memang dikenal sebagai manajer yang tidak setuju dengan adanya VAR dalam sebuah pertandingan.

Menurutnya, keberadaan VAR tidak membuat wasit selalu benar dalam menentukan keputusan.


3. Lihat Pertandingannya!
Masih terkait kasus diving Raheem Sterling, Jose Murinho menunjukkan aksi tengilya kepada wasit VAR. Manajer berusia 54 tahun itu menyuruh wasit lebih memperhatikan pertandingan yang disuguhkan di lapangan ketimbang hanya VAR.

Aksi tengil itu juga menjadi bahan perbincangan di media sosial. Menurut fans, gaya protes Jose Mourinho yang sedikit kasar adalah ciri khas yang membuatnya tampak semakin memesona di mata penggemar.


Sumber :
https://www.liputan6.com/bola/read/4170151/3-aksi-tengil-jose-mourinho-saat-tottenham-pecundangi-manchester-city

Related Posts