Pages

Monday, October 21, 2013

Suporter Chelsea Bahagia Mourinho Diusir Wasit


Frustrasi karena tim asuhannya kesulitan mengalahkan Cardiff City, manajer Chelsea, Jose Mourinho, mencak-mencak kepada wasit. Alhasil, dia pun langsung diusir ke luar lapangan pada menit 69.

Jika publik Stamford Bridge geram dan menyesalkan pengusiran Mourinho tersebut, namun tidak dengan seorang Sean Burton. Pemuda yang merupakan fans setia The Blues tersebut malah tampak sumringah.

Betapa tidak, diganjar kartu merah, Mourinho mau tak mau harus hengkang dari bangku cadangan Chelsea. Tapi, karena masih ingin menyaksikan pemain didikannya bermain, The Special One pun nyelonong ke tribun penonton.

Dan itu menjadi momen keberuntungan bagi Sean. Tanpa diduga-duga, Mourinho langsung duduk di sebelahnya.

Mourinho duduk di sebelah fan

Kejadian langka tersebut tentu tak disia-siakan oleh Sean. Dia secara diam-diam mengambil foto bersama Mourinho dan mengunggah ke akun twitter pribadinya.

"OMG, Mourinho sekarang duduk bersebelahan dengan saya," tulis Sean dikutip 101 Greatgoals, Minggu, 20 Oktober 2013.

Pertandingan Chelsea kontra Cradiff akhirnya dimenangkan tuan rumah dengan skor telak 4-1. Eden Hazard memborong dua gol dan lainnya dicetak Samuel Eto'o dan Oscar. (ren)

Sumber : http://bola.viva.co.id

Tuesday, October 15, 2013

Asisten Mourinho


Jose Mourinho tidak datang sendiri ke London. Pria asal Portugal tersebut langsung mengajak tiga Portugis lainnya untuk membantu dia di Chelsea. 

Mereka adalah pelatih kiper Silvinio Louro, pelatih fitnes Rui Faria, dan asisten teknik Jose Morais. Bagi Mou, dirinya tidak bisa bekerja bila tak ditemani tiga sejawat yang sama-sama berasal dari Semenanjung Iberia tersebut. 

Silvinio Louro 
Sudah tiga nama beken yang berhasil Louro gembleng dari tangan dinginnya. Lewat kepiawaian pria kelahiran Setubal, 54 tahun lalu itu, FC Porto memiliki kiper setangguh Vitor Baia, Petr Cech di Chelsea, Iker Cassilas, dan Diego Lopez di Real Madrid.  

Puncak kedigdayaan Louro terjadi tiga tahun lalu. Saat itu, kiper kedua FC Porto era 1995-1997 tersebut berhasil menggembleng Julio Cesar menjadi yang tertangguh di Eropa. 

Kiper asal Brasil tersebut jadi pemain kunci Inter Milan meraih trigelar pada musim 2009/2010. Julio Cesar waktu itu langsung diganjar gelar kiper terbaik dari Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA).  

Rui Faria
Hanya Rui seorang di antara tiga orang asisten Mourinho yang paling mirip dengan si bos. Bukan soal wajah, tapi latar belakang. Rui Faria dan Jose Mourinho sama-sama tidak punya latar belakang sebagai pemain sepak bola di level atas. 

Lahir di Balugaes, Barcelos, Portugal, Rui Faria sempat mengambil pendidikan pelatihan fisik di seminar-seminar di Camp Nou, FC Barcelona. Saat itu, si bos, Jose Mourinho, juga sedang menjadi asisten Lous van Gaal, pelatih Barcelona. 

Mourinho yang kepincut dengan kerja keras Rui Faria langsung mengajak pria kelahiran 14 Juni 1975 tersebut bekerja di klub Portugal, U. D Leiria pada April 2001. Faria didaulat jadi pelatih fitnes dan analis video pertandingan. Di bawah kerja keras Faria, setiap tim yang ditangani Mourinho kemudian menampakkan ciri khasnya: unggul dalam ketahanan fisik. 

U. D Leiria, klub Portugal yang sering bolak-balik ke Divisi Primer, Divisi II, dan Divisi III Liga Sagres itu, dibawa Mourinho-Faria menembus peringkat 5 Divisi Primer, prestasi terbaik klub sepanjang sejarah. Sejak saat itu, Faria tak pernah lepas dari Mourinho, begitu juga sebaliknya. Mulai dari menjadi pelatih terapis fisik FC Porto (200-2004) sampai pelatih fitnes di Chelsea, Inter Milan, Real Madrid, dan kembali ke Chelsea lagi mulai musim depan. 

Jose Morais
Dari dua tangan kanan Mourinho saat ini, Jose Morais merupakan orang yang paling baru. Portugis berusia 48 tahun itu baru bergabung ketika asisten teknik Mourinho sebelumnya, Andre Villas-Boas, memutuskan untuk menjadi pelatih kepala di Academica de Coimbra, Portugal, pada musim 2009/2010. 

Dua Jose itu kabarnya pertama kali bertemu di Benfica, 13 tahun lalu. Saat itu Jose Mourinho masih menangani U. D. Leiria, mantan klub Jose Morais pada 1984-1986. 

Sama seperti Jose Mourinho, karier bermain Morais tak begitu mencolok meskipun jauh lebih baik dari Mourinho. Morais pensiun pada 1990/1991 di klub gurem Portugal, SC Penafiel.

Karier kepelatihan Morais juga senasib dengan karier bermainnya. Dia hanya pernah menjadi asisten pelatih FC Porto, menangani klub-klub gurem Jerman macam Westfalia Herne (Divisi IV Liga Jerman) dan Dresdner (Divisi III Liga Jerman) dalam waktu singkat (2002-2003), dan Academico Viseu (2003) U-19.

Pada 2003-2004, Morais sempat menjadi asisten Mourinho di FC Porto. Namun, setahun kemudian, Morais memutuskan untuk memulai tantangan menjadi manajer penuh ketika melatih CD Santa Clara (Portugal), Assyriska FF (Swedia), Al Hazm (Arab Saudi) Stade Tunisien dan Esperance Tunis (Tunisia), tim nasional Yaman, sebelum akhirnya bereuni dengan Mourinho di Inter untuk menjadi asisten kembali. Sejak saat itu, dua Jose tak pernah berpisah lagi.

Bagi Mourinho, tidak penting seberapa buruk pengalaman Morais bermain di lapangan atau seberapa jelek klub yang pernah dilatihnya. Mou menganggap kejelian Morais menganalisis pertandingan hanya dari video rekaman memberi peran krusial bagi Mou. Tak heran, setelah dipastikan melatih Chelsea untuk musim 2013-2017, bukan Aitor Karanka--asisten Mou di Madrid--yang dibawa Mourinho, melainkan Jose Morais, asisten teknik Mou sejak di Inter Milan sampai Real Madrid. 


Sumber : http://www.tempo.co

Saturday, October 5, 2013

Mourinho: Saya Pelatih Terbaik Madrid


Eks pelatih Real Madrid Jose Mourinho mengklaim sebagai pelatih terbaik El Real sepanjang masa. Menurut Mourinho, jumlah pencapaian yang diraih Madrid di bawah penanganannya sudah menjadi bukti.

"(Tahun 2011-12) kami memenangkan La Liga dengan 100 poin dan 121 gol. Kami klub yang bisa juara melawan tim terbaik Barcelona. Sudah jelas sayalah manajer Madrid terbaik sepanjang sejarah" kata Mourinho kepada ESPN. 

Atas alasan ini juga ia menolak anggapan membuat Madrid bermain lebih bertahan. 

"Tim yang saya latih selalu hebat. Mereka dirancang untuk menang. Dan untuk menang sebuah tim harus dominan, dan semua tim yang saya latih selalu dominan."

"Tim saya selalu mencatat rekor gol. Saya juaranya," pungkas pelatih yang kini menjadi arsitek Chelsea. 

Mourinho menangani Madrid selama tiga musim dan memenangkan satu gelar La Liga serta Copa del Rey. Ia pun membawa Los Blancos ke tiga babak semifinal Liga Champions berturut-turut. Hanya saja pada akhir musim lalu Mourinho hengkang setelah gagal mempertahankan gelar La Liga.

Sumber :www.goal.com

Tuesday, October 1, 2013

Mourinho: Keindahan Liga Ini


Jose Mourinho merasa bersemangat dengan hadirnya derby London kedua secara beruntun di liga, hanya beberap hari setelah kami dipastikan menghadapi Arsenal di Piala Capital One.

"Dulu, jelas persaingan adalah antara Chelsea dan Man United. Akhirnya, Man City memecahkan periode dominasi merah dan biru itu."

"Saat ini, situasinya berbeda karena di antara enam besar - dengan segala hormat bagi tim-tim lain yang bekerja keras untuk bisa menjadi bagian dari grup tersebut - tim manapun dari keenam tim itu bisa berada di puncak, tim manapun bisa duduk di posisi keenam. Dulu, hal itu tidak mungkin terjadi."

"Itulah keindahan liga ini. Meski orang-orang mengkomplain bahwa kami semua sudah meraih kekalahan dan belum ada yang mendapatkan 15 poin, rasanya lebih baik seperti ini."

"Seperti biasanya, saya menantikan pertandingan melawan Tottenham. Selalu merupakan pertandingan yang besar, selalu menghadirkan pertandingan yang bagus. Ada rivalitas, ada satu derby London lagi dan saya menyukai pertandingan-pertandingan ini."

"Saya pikir mereka adalah salah satu kandidat juara yang besar," ujar Mourinho. "Ketika saya menganalisas Spurs, mereka memiliki skuat yang jauh lebih baik daripada musim lalu."


Read more at http://indo.chelseafc.com

Related Posts