Pages

Thursday, December 25, 2014

Mou Ungkap Ulah Konyol Balotelli


"Saya tertawa jika mengingatnya lagi."

Manajer Chelsea Jose Mourinho mengungkap pengalaman menggelikan saat melatih Mario Balotelli. Itu terjadi kala pelatih asal Portugal itu masih membesut klub Italia, Internazionale antara 2008 hingga 2010.

Menurutnya, Balotelli yang kini memperkuat Liverpool merupakan sosok yang sulit diprediksi. Mou pun mengaku memiliki banyak pengalaman lucu menangani Balotelli. Di antaranya terkait aksi Balo mangkir dari perintahnya.

"Kami punya masalah yang lucu. Saya memintanya datang ke kantor saya jam 2 siang untuk meeting. Ketika saya menghubunginya lagi, dia malah pergi nonton kualifikasi Formula 1," kata Mourinho dilansir BT Sport.

"Dia berkata, saya bisa melakukannya setiap hari bertemu denganmu (Mou), tapi untuk menyaksikan Formula 1 di Italia hanya sekali setahun. Itu situasi yang menggelikan. Beberapa hari kemudian, saya tertawa mengingatnya."

Mantan pelatih Real Madrid itu juga menambahkan, Balo sosok yang butuh bimbingan dari para pemain senior. "Dia sosok anak yang lucu saat saya masih melatihnya," kata Mourinho.

"Dia butuh dukungan dan bimbingan dari para pemain senior. Karena tidak bagus jika hubungan yang mendidik hanya antara pelatih dan manajer saja," lanjut Mourinho.


Sumber :
http://bola.viva.co.id

Monday, December 1, 2014

Mour­inho Puji Chelsea Sete­lah Kalahkan Schalke

Ini Chelsea vs Schalke, Bukan Mourinho vs Di Matteo


Jelang lanjutan pertandingan Liga Champions Grup G antara Schalke 04 melawan Chelsea pada Rabu (26/11) dini hari WIB akan menyoroti dua sosok yang bertugas sebagai peracik tim. Adalah Jose Mourinho dan Roberto di Matteo.

Seperti diketahui, Di Matteo merupakan mantan pelatih Chelsea dan mempersembahkan trofi Liga Champions pada 2012. Trofi yang belum pernah dihasilkan Mourinho selama menjadi pelatih kepala The Blues.

Kini keduanya akan saling berhadapan di pinggir lapangan dengan suguhan strategi yang akan diterapkan guna meraih hasil positif. Chelsea lebih berhasrat untuk mengamankan posisi sebagai juara grup.

Begitu pun dengan Mou –sapaan Mourinho– dirinya beranggapan pertandingan di lapangan lebih penting daripada dirinya dengan Di Matteo. “Saya tidak bermain melawan dia (Matteo). Karena dia adalah mantan pesepakbola profesional dan saya pasti kalah (sebagai pemain),” ucap Mourinho seperti dilaporkan Soccerway, Senin (24/11/2014).

“Ini adalah pertandingan Chelsea melawan Schalke, bukan saya dengan Di Matteo,” terusnya.

Lebih lanjut, pelatih asal Portugal itu juga menyinggung persaingan di Grup G. Baginya seluruh tim memiliki peluang yang sama untuk berada di urutan satu, dua, atau tiga. Namun, bila Chelsea berada di urutan ketiga maka itu akan menjadi penurunan prestasi drastis dari London Biru.

“Grup ini gampang untuk di analisis. Namun, Chelsea adalah tim yang bagus dan tim bagus akan berhadapan dengan tim bagus lainnya di kompetisi terbaik. Saya akan merasa frustasi bila kami harus berlaga di Europa League, jadi target kami adalah mengamankan posisi ke 16 besar,” paparnya.Pelatih klub kese­be­lasan Chelsea, Jose Mour­inho men­gaku san­gat senang den­gan hasil yang diper­oleh klub­nya sete­lah melibas klub kese­be­lasan Schalke 04 den­gan skor telak 5–0 di babak kual­i­fikasi fase grup Liga Champions.

Mour­inho juga mem­berikan pujian kepada tim-nya dan ia meni­lai keme­nan­gan Chelsea ini tidak nor­mal dan terbe­sar di kan­dang lawan sejak 15 tahun ter­akhir. Den­gan keme­nan­gan besar ini, sudah dipastikan langkah Chelsea lolos ke fase 16 besar di Grup G.

Sek­i­las per­tandin­gan, klub kese­be­lasan Chelsea berhasil menc­etak gol melalui John Terry, Willian, Didier Drogba, Ramirez dan satu gol bunuh diri yang dilakukan oleh Jan Kirchoff.

Usai per­tandin­gan, Jose Mour­inho mem­berikan komen­tar men­ge­nai penampi­lan tim-nya. Berikut komen­tarnya yang diku­tip dari The Mir­ror, seba­gai berikut:

“Para pemain saya bermain den­gan serius di per­tandin­gan ini. Mereka benar-benar fokus dan punya ambisi besar untuk meme­nangkan per­tandin­gan ini.

“Di saat bersamaan, tim ini bermain den­gan penuh gem­bira, pandai meman­faatkan pelu­ang dan bermain den­gan skema can­tik di lapan­gan. Saya dan pemain merasa baha­gia den­gan apa yang lakukan di per­tandin­gan ini.”

“Saya tak ingat kapan ter­akhir kali klub ini bisa tampil seba­gus ini di markas lawan. Cara kami meme­nangkan per­tandin­gan ini sung­guh menakjubkan dan san­gat sempurna.”

“Klub Schalke pasti san­gat sedih den­gan hasil ini, tetapi mereka harus mener­ima keny­ataan bahwa kami ter­lalu kuat untuk mereka di per­tandin­gan ini.”


Sumber :
http://www.9ikanews.com
http://bola.okezone.com

Thursday, October 23, 2014

Mourinho dan Chelsea tidak Cengeng


Saat Chelsea mengalami krisis penyerang saat melawan Manchester United pada pertandingan lanjutan Premier League, di Old Trafford, Minggu (26/10/2014), yaitu karena The Blues sebelumnya kehilangan Diego Costa karena penyerang tim nasional Spanyol tersebut mengalami cedera hamstring. Selanjutnya, Loic Remy yang harus masuk ruang perawatan, namun Chelsea tidak cengeng, setidaknya itu komentar Mourinho, pelatih Chelsea.

Dengan cederanya Costa dan Remy, London Biru praktis hanya bisa mengandalkan Didier Drogba sebagai penyerang. Meski begitu, Manajer Jose Mourinho, bersikap santai terhadap krisis penyerang yang dialami timnya.

"Saya tidak khawatir. Saat seorang pemain cedera, masih ada pemain lain. Rabu (22/10/2014) adalah hari libur dan dokter dilarang menghubungi saya untuk berbicara soal cedera. Saya tidak ingin berbicara mengenai cedera yang dialami MU. Saya tidak ingin tahu," tegas Mourinho.

"Kami tidak menangisi pemain yang cedera. Itu filosofi kami. Kami tak menangis. Kami hanya berpikir bahwa pemain lain dapat kesempatan saat salah satu pemain cedera. Kami tidak bersembunyi. Pada saat ini, kami memiliki sejumlah pemain yang tidak bisa bermain. Kami akan menyiapkan laga nanti pada Kamis, Jumat, dan Sabtu untuk berusaha berada di level terbaik kami saat melawan tim yang sangat hormati," tuturnya.


Sumber :
http://bola.kompas.com

Sunday, July 6, 2014

Fabregas: Mourinho Yakinkan Saya Pilih Chelsea


Cesc Fabregas mengungkapkan bahwa ia memang berniat untuk kembali ke Premier League karena merasa waktunya di Barcelona sudah habis. Setelah mendapatkan berbagai tawaran, Fabregas kemudian memutuskan untuk memilih Chelsea.

Fabregas mengaku bahwa salah satu alasan terbesarnya memilih Chelsea adalah karena Jose Mourinho. Karenanya, Fabregas berani menolak tawaran lain yang juga masuk akal.

"Saya memang ingin kembali ke Premier League, saya harus memikirkan dengan matang semua pilihan yang saya miliki. Saya mendapatkan banyak opsi bagus yang semuanya logis. Lalu saya bicara dengan Mourinho dan dia mengatakan ingin saya ke Chelsea," ungkap Fabregas kepada Guardian.

Menurut Fabregas, Mourinho mampu meyakinkan dirinya dengan sangat cepat. Ia yakin kepindahannya ke Chelsea akan membawa kesuksesan.

"Mourinho mengatakan semua yang ingin saya dengar. Dia bisa meyakinkan saya dengan sangat-sangat cepat. Saya sangat bahagia dan puas. Saya rasa semua akan berjalan fenomenal."

Sumber :
http://m.bola.net

Saturday, June 14, 2014

Casillas Tampil Buruk, Maradona Langsung Ingat Mourinho


Iker Casillas tampil buruk kala Spanyol ditumbangkan Belanda 1-5 pada pertandingan pembuka Grup B Piala Dunia 2014. Hal tersebut rupanya mengingatkan legenda sepakbola Argentina, Diego Maradona akan pernyataan Jose Mourinho.

Pada laga tersebut, Casillas melakukan sejumlah kesalahan, yang membuat gawangnya kebobolan. Namun yang paling nyata adalah gol kedua Robin van Persie, di mana ketika itu dia salah dalam mengontrol bola backpass yang dilakukan Sergio Ramos.

Dan, Maradona pun kemudian mengaitkan penampilan Casillas dengan keputusan Mourinho saat melatih Real Madrid. Pada paruh kedua musim 2012/13, The Special One memilih untuk memainkan Diego Lopez dan membangku cadangkan San Iker. 

"Dia menjalani laga dengan buruk, dan itu adalah penampilan terburuk yang pernah saya lihat. Hal itu mengingatkan saya pada apa yang pernah dikatakan oleh Mourinho kepada semua orang," ucap Maradona, sebagaimana dilansir Football-Espana.

"Saat itu, dia mengatakan Casillas bukanlah kiper yang tepat (untuk dimainkan), namun dia menanggung akibatnya. Dia harus pergi dari Madrid. Tapi, (performa Casillas di laga melawan Belanda) membuktikan kalau dia benar," sambungnya.

Ya benar, pada akhirnya nampak bahwa Mourinho mengatakan yang sebenarnya.

Memang, Mourinho membuat keputusan yang mengejutkan ketika tak lagi memasang Casillas sebagai kiper utama sejak awal tahun 2013. Pelatih asal Portugal itu lebih memilih Diego Lopez sebagai penjaga gawang utama. Akibatnya, Mourinho harus menerima kenyataan dipecat dan posisinya digantikan oleh Carlo Ancelotti pada awal musim 2013/14.

Dicadangkannya Casillas di Madrid sendiri terus berlanjut pada musim 2013/14, di era Carlo Ancelotti. Namun, sang kapten diberi kesempatan untuk bermain di Copa del Rey dan Liga Champions. Dan, dia pun membantu Los Blancos meraih La Decima.

Sumber :
http://bola.viva.co.id
http://www.bola.net
http://brasil2014.kompas.com

Saturday, May 17, 2014

Mourinho yang Kontroversial


SELASA, 23 SEPTEMBER 2008 | 08:26 WIB

Di Italia, tempat ia melatih Inter Milan, Mourinho mulai membuat ucapan kontroversial terhadap pelatih Juventus yang menjadi pendahulunya di Chelsea: Claudio Ranieri. Begini komentar soal Ranieri: "Omong-omong, berapa usianya? Tujuh puluh? Tidak heran sepakbolanya sangat antik," katanya seperti dikutip harian Times.

Itu di awal. Nah, 10 hari silam Inter Milan bersusah payah mengalahkan Catania 2-1. Kejadian ini memunculkan rentetan kontroversi sampai sekarang. 

Dalam pertandingan itu, selain Inter bersusah payah, satu pemainnya juga terkena kartu merah. Tapi Mourinho adalah Mourinho. Ia memandang dunia dengan berbeda. 

Menurutnya itu bukan kemenangan susah payah. "Kami mestinya bisa menang  5-1 dalam pertandingan itu," kata pelatih hebat yang tidak bisa bermain sepakbola itu. "Malahan, saya bisa menjadi kiper Inter dan tetap menang."

Bagi yang mengenal Mourinho, hiperbola seperti ini bukan barang langka. Tapi Direktur Catania, Pietro Lo Monaco, sangat tersinggung kesebelasannya dihina begitu rupa oleh Mourinho.

"Orang yang berkomentar sepert itu tidak memiliki rasa hormat pada yang lain, pada lawan tandngnya, atau pada negara tempatnya menjadi tamu sekarang," kata Lo Monaco. "Mourinho, sederhana saja, itu jenis orang yang mulutnya layak digebuk tongkat."

Lo Monaco, setelah ucapannya itu disebut memancing kekerasan, berdalih ungkapannya adalah "ungkapan Sisilia". 

Tapi kubu Mourinho dan Inter Milan bertindak. Presiden Inter, Massimo Moratti, menyebut ungkapan Lo Monaco itu tidak beradab dan mengirim keluhan kepada  otoritas sepakbola Italia dengan tuduhan Lo Monaco memancing kekerasan. Ia juga meminta Lo Monaco diberi sanksi.

Itu reaksi Moratti. 

Reaksi Mourinho? Dengar ini:

"Lo Monaco?" ungkap Mourinho. "Saya tidak tahu siapa dia. Saya tahu biarawan Tibet (monaco, dalam bahasa Italia, berarti biarawan), saya tahu Bayern Munchen (disebut Bayern Monaco di Italia), saya tahu Grand Prix Monaco, tapi saya tidak tahu ada Monaco lainnya lagi."

Mourinho kemudian berlagak serius. "Jika orang ini ingin publisitas gratis dengan  membawa nama saya, lebih baik ia membayarnya. Adidas menampilkan saya di iklan mereka tapi mereka membayar mahal. Saya tidak dibayar untuk membantu Lo Monaco dimuat di koran-koran."

Dalam sebuah wawancara pada akhir pekan lalu, Mourinho kemudian memberi ucapan sangat pedas pada Lo Monaco.

"Saya tidak pergi ke mana-mana untuk memprovokasi orang," kata Mourinho. "Tapi jika ada yang menghadapi, saya tidak akan menyingkir. Dan saya juga tahu saya orang yang bisa membuat koran laris serta menarik perhatian. Lihat saja Lo Monaco ini. Berkat saya, semua orang tahu siapa dia. Ia bahkan masuk CNN dan itu publikasi gratis. Hasil yang fantastis bukan?"


Sumber :
http://www.tempo.co

Thursday, May 1, 2014

Cara Mourinho 'Memarkir Dua Bus' di Anfield


Semalam, seusai dikalahkan oleh Chelsea di kandangnya sendiri, Brendan Rodgers memberi komentar terkait taktik bertahan yang dilakukan oleh Jose Mourinho. Menurut Rodgers, mantan mentornya itu tak hanya memarkir satu, tetapi dua bus sekaligus di depan Mark Schwarzer.

Komentar itu sedikit banyak bisa menggambarkan salah satu pertandingan penting dalam perebutan gelar juara Liga Inggris kali ini. The Blues bertahan dan menyerahkan 73% penguasaan bola pada Liverpool, sementara The Reds bertubi-tubi menyerang.

Tetapi, justru Chelsea mampu menang dan mencetak dua gol dalam pertandingan kali ini.

Sebenarnya, tak ada yang aneh dengan pilihan taktik Mou, atau hasil akhir dari pertandingan ini. Tim yang bertahan memang kerap mencuri gol secara tak terduga dengan memanfaatkan kelengahan lawan. Tapi, patut diingat bahwa bermain bertahan tak semudah menumpuk 11 orang di area kotak penalti. Butuh organisasi dan kecerdikan dalam penempatan pemain dan membaca situasi untuk mendapatkan hasil maksimal.

Butuh juga kemampuan merusak konsentrasi dan mental lawan seperti dipraktikkan oleh para punggawa Chelsea semalam.

Lalu bagaimanakah cara Mou menumpuk dua bus di Anfield sebagaimana dituduhkan oleh Rodgers?

Skuat Seadanya

Datang ke Anfield, Chelsea sebenarnya memiliki modal skuat "seadanya". Lima pemain utama mereka harus absen karena cedera dan hukuman larangan bermain. Mourinho sendiri bahkan sempat bilang bahwa ia memilih fokus ke Liga Champions karena kesempatannya di Liga Inggris sangat kecil.

Chelsea bahkan juga harus menurunkan bek muda mereka Tomas Kalas yang justru menjalani debutnya pada pertandingan besar melawan Liverpool.

Sementara itu Brendan Rodgers menghadapi laga ini dengan menerapkan prinsip "don’t change the winning team". Liverpool bermain dengan tim inti yang nyaris sama dengan yang memenangkan beberapa pertandingan beruntun sebelumnya. Hanya Jordan Henderson yang absen karena akumulasi kartu, dan Sturridge yang masuk sebagai pemain pengganti karena belum sepenuhnya pulih.

Menahan Sejak Menit Pertama

Pada BPL musim ini, tercatat Liverpool hanya dua kali gagal mencetak gol pada babak pertama, yakni melawan Southampton dan Arsenal. Kedua pertandingan itu berakhir dengan kekalahan untuk The Reds.

Pola ini yang berusaha dimanfaatkan Mourinho dengan mencegah anak-anak asuhan Brendan Rodgers untuk mencetak gol cepat.

Gerrard dkk dibuat frustasi dan cenderung bermain terburu-buru, salah satu "kebiasaan" Liverpool musim ini jika sedang mengejar gol. Sedikit dimengerti, karena mereka juga diwajibkan memburu kemenangan, karena harus menjauh dari kejaran City maupun Chelsea sendiri.

Pada awal pertandingan, Mou sebenarnya menggunakan tiga pemain di depan untuk melakukan pressing. Fungsinya adalah mencegah Liverpool membangun serangan dari belakang. Demba Ba akan berada di sayap kanan untuk melakukan pressing pada Skrtel dan John Flannagan, sementara Schuerrle berhadapan langsung dengan Gerrard.

Tak cukup hanya itu, para gelandang Chelsea juga diinstruksikan untuk menjaga pemain tengah Liverpool satu per satu. Sehingga sebenarnya ada tiga lapis pertahanan yang diterapkan The Blues pada babak pertama, yakni: 1) tiga orang di depan 2) penjagaan oleh gelandang, serta 3) bek yang berdiri rapat di depan Schwarzer.

Tak hanya melalui penempatan pemain, berbagai cara sebenarnya juga dilakukan untuk mencegah tuan rumah mencetak gol terlebih dahulu. Tak cukup menggunakan taktik bertahan yang disiplin, pemain Chelsea berusaha mengulur-ulur waktu bahkan sejak lima menit pertandingan berjalan.

Hingga menit ke-33 saja wasit Martin Atkinson sudah lima kali memperingati agar pemain Chelsea tak berusaha mencuri kesempatan membuang waktu.
Terlepas dari gol Demba Ba berasal dari blunder yang dilakukan Steven Gerrard, namun bagaimana cara Chelsea melakukan penjagaan terhadap pemain Liverpool juga berpengaruh besar. Sang kapten yang ingin membagi bola dari belakang tak menyangka posisinya terlalu dekat dengan Ba.

Disiplin dalam Melakukan Transisi Bertahan

Tak mudah bermain bertahan dan mencuri 2 gol melawan tim paling produktif di Liga Inggris (96 gol). Dibutuhkan transisi dan kordinasi yang baik, agar semua celah kembali tertutup rapat sambil sesekali melakukan serangan balik.

Mourinho juga pandai dalam menyikapi cara dan membaca situasi permainan. Jika babak pertama melakukan pressing ketat melalui tiga lapis pertahanan, cara ini diubahnya pada babak kedua.

Ini tentu karena Chelsea telah mendapatkan satu gol sementara Liverpool akan meningkatkan instensitas menyerang demi mengejar kemenangan, atau minimal hasil seri.

Chelsea menurunkan garis pertahanan dan merubah formasi ke 4-4-1-1 bertahan. Dua sayap yang tadinya banyak beroperasi di depan kemudian turun dan hampir sejajar dengan fullback. Sepanjang babak kedua, Schurrle akan melapisi Ashley Cole sementara Salah membantu Azpilicueta. 
Hanya ada Lampard yang tetap berdiri di belakang Demba Ba untuk sesekali membantu serangan balik.

Penguasaan bola praktis menjadi milik tuan rumah sepenuhnya. Apalagi dengan turunnya dua sayap seperti yang disebutkan di atas. Bahkan ketika Chelsea menguasai bola, mereka tidak bisa melakukan serangan dengan cepat, karena kedua sayap harus memulai dari jauh di belakang.

Cara hampir sama dengan dilakukan Mourinho saat menahan imbang Atletico di leg pertama Liga Champions. Hanya saja kali ini posisi pemain di belakang lebih bebas dengan menyesuaikan pergerakan lini depan Liverpool.

Memaksa Liverpool Melakukan Crossing dan Mencegah Umpan Terobosan

Pada pertandingan kali ini, total 42 kali umpan silang dilakukan Liverpool dengan hanya 8 yang mencapai sasaran. Padahal, menurut catatan WhoScored, musim ini The Reds hanya melakukan rata-rata 17 kali dalam satu pertandingan. Suarez-Sterling yang biasanya ditempatkan sebagai penyerang di area sayap memang lebih sering cutting inside ketimbang melakukan crossing.

Semalam, taktik umpan silang ini memang terpaksa dilakukan karena rapatnya pertahanan Chelsea sehingga Liverpool tidak mampu melakukan umpan terobosan yang menjadi andalan mereka musim ini.

Apalagi dengan masuknya Sturridge, yang menggantikan Lucas pada menit 58, Liverpool justru menumpuk pemain di depan. Peran penyerang Inggris tersebut juga tak banyak hingga akhir pertandingan. Ia hanya 15 kali menyentuh bola dan tidak melakukan tembakan satupun.

Menjelang pertandingan berakhir, justru dirinya melakukan kesalahan yang berujung gol penutup Willian. Willian yang masuk beberapa saat setelah Lucas ditarik keluar juga merupakan respons Mourinho untuk memberi tenaga baru di sayap kanan. Ini dilakukan untuk meredam aksi Flannagan agar tidak terlalu sering naik ke depan.

Tidak bisa melakukan umpan terobosan dan banyak gagal melakukan umpan silang membuat Liverpool mencari alternatif lain, yakni tendangan di luar kotak penalti. Gerrard seolah ingin menebus kesalahannya dengan berusaha mencetak gol.

Namun sekali lagi rapatnya pertahanan Chelsea membuat sang kapten lebih sering melakukan tendangan-tendangan dari luar kotak penalti. Total sembilan kali Gerrard melakukannya tanpa hasil positif satu pun.

Catatan Gerrard ini adalah rekor di Liga Inggris musim 2013/2014, yaitu pertama kalinya seorang pemain melakukan tembakan hingga sembilan kali, namun tidak mencetak gol dalam satu pertandingan.

Selain itu, pemain Liverpool juga menjadi tertekan dan bermain seolah terburu-buru. Sebagai tim yang mengejar ketertinggalan, hal ini sebenarnya wajar saja. Tetapi cara menyerang The Reds seakan dipaksa secepat mungkin masuk ke kotak penalti, dengan tidak mencoba memancing keluar pertahanan Chelsea.

Mourinho juga terus melakukan penyegaran di semua lini dengan memasukan pemain-pemain baru dengan tidak merubah pola. Masuknya Cahill menggantikan Schuerrle, misalnya. Karena saat bertahan sebenarnya Schurrle bertindak layaknya seorang fullback, dengan Cole yang bergeser ke tengah.

Puncaknya tentu adalah Fernando Torres yang mempunyai kesempatan menggiring bola tanpa kawalan hasil dari intersepsi Willian.

Kesimpulan

Mourinho mampu menang di Anfield dengan berbagai taktik yang dilakukannya. Chelsea tidak hanya dibuat menjadi benteng kokoh yang seakan mustahil untuk ditembus, namun juga mampu melontarkan meriam di akhir untuk memenangkan pertandingan.

Demikian juga dengan mental bertahan yang dipersiapkan dengan sempurna oleh Mou. Selama 90 menit mereka tidak terpancing untuk keluar dari kandang atau melakukan pelanggaran tak perlu yang berujung pada penalti. Ini satu hal yang tak bisa dilakukan oleh lawan-lawan Liverpool lainnya.

Dua gol yang mampu dilesakkan sebagai seorang tim yang bermain bertahan di kandang lawan juga patut diberikan apresiasi. Kedua striker Chelsea, Demba dan Torres, sama sekali tak menyia-nyiakan kesempatan emas yang datang hanya dua kali selama 90 menit itu.

Pada akhirnya, satu kesimpulan yang kita tarik adalah tim dengan lini serang tertajam musim ini tak mampu mengalahkan tim dengan lini pertahanan paling kokoh.

====

*dianalisis oleh @panditfootball. 

Sumber :
http://sport.detik.com

Friday, April 11, 2014

Schurrle Kagumi Kejeniusan Mourinho


Andre Schurrle puji kecerdikan Mourinho loloskan Chelsea

Chelsea menuntaskan misi sulit mereka di Liga Champions kala mendepak PSG kemarin, dan di mata Andre Schurrle itu adalah buah kecerdikan sekaligus kejeniusan sang manajer, Jose Mourinho.

Tumbang 1-3 pada leg pertama di Paris, The Blues berhasil membalikkan keadaan dan menang 2-0 pada leg kedua di Stamford Bridge, sekaligus melaju ke semifinal dengan keuntungan gol tandang dari agregat 3-3.

Pencapaian itu menegaskan reputasi Mourinho yang belum pernah tersungkur di perempat final Eropa sepanjang karirnya, dan Schurrle merasa rekor The Special One itu membawa pengaruh luar biasa pada Chelsea.

"Sungguh sukar dipercaya. Statistik itu menunjukkan jika ia tahu apa yang harus dilakukan. Ia memainkan peran besar. Kami menggelar banyak pertemuan, ia tahu situasinya, ia memberi kami saran," ujar sang gelandang Jerman yang membuka kemenangan Chelsea atas PSG.

Schurrle menambahkan, "Nyaris setiap kami bermain di Stamford Bridge, kami selalu mencetak dua gol. Kami hanya perlu dua gol itu (lawan PSG), itulah yang kami lakukan, kami menjalankan rencana dengan baik. Mourinho mengatakan pada kami untuk sabar - kami perlu sabar karena semua pemain ingin serbu, serbu dan serbu." 

Sumber :
http://www.bola.net

Jose Mourinho Catat Rekor di Liga Champions


Mou Cetak Rekor Eropa, Lewati Fergie

Jose Mourinho membubuhkan namanya dalam sejarah Liga Champions kala memandu Chelsea melibas PSG di perempat final tengah pekan kemarin.

Mengalahkan sang kampiun Prancis 2-0 di Stamford Bridge, The Blues melaju ke semifinal dengan keuntungan gol tandang dari skor agregat 3-3. Itu artinya Mourinho selalu mencapai semifinal Liga Champions di lima musim terakhir.

Tak hanya itu, The Special One juga menjadi pelatih pertama yang mencapai semifinal Liga Champions dalam delapan musim berbeda sepanjang karirnya - melewati catatan manajer legendaris Manchester United, Sir Alex Ferguson yang melakukannya di tujuh musim berbeda. Yang lebih spesial, Mourinho melewati rekor Fergie hanya dalam tempo separuh karir pria Skotlandia itu.

Dengan kemenangan atas Les Parisiens, Mourinho juga menegaskan reputasi kandangnya dengan meraih kemenangan ke-15 dari 22 partai Liga Champions di Stamford Bridge (sisanya imbang 5 kali dan kalah 2 kali, di luar babak kualifikasi). 

Sumber :
http://www.lintas.me

Tuesday, March 11, 2014

Jose Mourinho Cari Musuh


Bukan rahasia lagi kalau Jose Mourinho adalah sosok yang doyan mengumbar kata-kata pedas atau melancarkan perang urat syaraf kepada kubu rival di media sehingga kerap dibenci pesaing-pesaingnya.

Menurut pelatih AS Monaco, Claudio Ranieri, itu bukan berarti bos Chelsea itu memiliki kepribadian jelek, karena hal itu dilakukannya semata-mata demi melecut motivasi anak buahnya.

"Mourinho luar biasa," kata Ranieri, sosok yang digantikan Mou pada periode pertamanya di Stamford Bridge, dalam sebuah event media di Florence, seperti diberitakan Football Italia.

"Karena dia selalu harus memiiliki musuh untuk memotivasi timnya dan dia memilih siapa musuhnya itu."

"Bahkan saat menukangi Inter [dan Ranieri melatih AS Roma] dia mengirimkan pesan-pesan hasutan kepada saya!"

Sumber :
http://id.olahraga.yahoo.com

Saturday, March 1, 2014

Mourinho: Hazard Tampil Memukau Itu Berkat Saya


Gelandang serang Chelsea, Eden Hazard, tampil gemilang pada musim ini. Pemain internasional Belgia itu mencatat 12 gol dan tujuh assist dari 26 pertandingan The Blues di Liga Primer Inggris. Namun, menurut Jose Mourinho, catatan positif Hazard saat ini berkat pengaruh dirinya.

"Saya pikir, saya mempengaruhi cara dia menikmati permainan sepak bola dan pekerjaannya. Peningkatan kemampuannya saat ini sedikit lebih maju," kata manajer asal Portugal itu.

Namun, Mourinho menambahkan, perannya dalam mengembangkan kemampuan Hazard tidak perlu banyak. Sebab, pemain berusia 23 tahun itu, kata dia, memang sudah memiliki bakat yang luar biasa. "Saya hanya melakukan pekerjaan saya, dan membantu dia seperti saya membantu setiap orang," ujar Mourinho.

Hazard didatangkan Chelsea dari Lille dengan harga 35,2 juta pound sterling atau sekitar Rp 699,04 pada 2012. Sejak datang ke Stamford Bridge, Hazard langsung menjadi andalan baik semasa era Roberto Di Matteo atau Rafael Benitez. Hazard juga berperan cukup besar saat The Blues menjuarai Liga Europa musim 2012/13.

Musim ini, Hazard tampil lebih dominan di Chelsea. Torehan 12 golnya di Liga Primer, menjadikan dirinya menjadi top skor sementara Chelsea pada musim ini. Hazard juga sudah membuat satu gol dari empat penampilan di Liga Champions musim ini.

Sumber :
http://www.tempo.co

Related Posts