Pages

Sunday, August 30, 2015

Kutukan Mr. P

Mourinho Bermasalah dengan Mr. P di Stamford Bridge

Manajer Chelsea, Jose Mourinho, memiliki catatan buruk di kandang ketika menghadapi tim yang memiliki manajer dengan huruf awal P.


Total ada lima manajer yang memiliki huruf awal P berhasil mengalahkan Mourinho di Stamford Bridge. Mereka adalah (Tony) Pullis, (Gus) Poyet, (Alan) Pardew, (Mauricio) Pocettino, dan (Manuel) Pellegrini.


Pulis, Tony 
Pulis mengalahkan Mourinho saat masih menangani Crystal Palace. Pada 29 Maret 2014, Pulis berhasil mengantarkan Palace mengalahkan Chelsea dengan skor 1-0. Mourinho lagi-lagi dikalahkan Pulis, 18 Mei 2015. Kali ini, Pulis mengalahkan manajer asal Portugal tersebut dengan status sebagai arsitek WBA.

Poyet, Gustavo
Poyet mengalahkan The Special One. Sunderland racikannya sukses mempermalukan The Blues di Stamford Bridge dengan skor 2-1, pada 19 April 2015.

Pardew, Alan 
Pardew mengantarkan Newcastle United meraih kemenangan atas Chelsea, pada 6 Desember 2014.
Chelsea gagal meraih poin saat menjamu Crystal Palace di Stamford Bridge pada pekan keempat Premier League musim ini. The Blues dikalahkan oleh The Eagles dengan skor 1-2, Sabtu (30/8) malam WIB.

Pochettino, Mauricio 
Pochettino juga sukses membuat Mourinho malu. Tottenham sukses membuat Chelsea bertekuk lutut pada 2 Januari 2015 dengan skor 5-3.

Pelegrini, Manuel
Chelsea kalah tiga gol tanpa balas dari Manchester City arahan Pellegrini.


Kini Chelsea berada di peringkat ke-13 di klasemen Premier League. Namun fans Chelsea tidak perlu khawatir karena untuk 10 pertandingan Premier Legue berikutnya, The Blues tidak akan bertanding melawan tim yang memiliki nama manajer berawalan huruf P. Chelsea akan menghadapi Totenham Hotspur yang dilatih oleh Pochettino pada 29 November 2015.


Sumber :
http://gilabola.com/berita-bola/inggris/berita-bola-mourinho-tak-percaya-kutukan-berinisial-mr-p/
http://www.dinhduonghoanmy.com/off-the-court/mourinho-bermasalah-dengan-mr-p-di-stamford-bridge-12411.html

Saturday, August 29, 2015

Start yang Buruk, Tapi Ini Belum Berakhir

Komentar Pasca Pertandingan: Start yang Buruk, Tapi Ini Belum Berakhir

Jose Mourinho, saat membahas kekalahan di kandang pada hari Sabtu, memiliki tiga poin penting mengenai laga ini, diurutkan sesuai prioritas yang ia jelaskan.

"Pendapat pertama saya adalah untuk Palace," ujar Mourinho. "Mereka datang dengan segala sesuatunya, tim mereka sudah siap, pemain mereka siap dan mereka datang dengan semangat yang fantastis. Mereka beruntung, tapi mereka layak mendapatkan keberuntungan, mereka sangat berjuang untuk mendapatkan itu."

"Kedua, tim saya, saya pikir kami pantas mendapatkan lebih. Saya tidak mengatakan kami pantas menang karena itu tidak benar, tapi kami pantas mendapatkan lebih dari hasil yang kami dapatkan."

"Dan pendapat ketiga saya adalah wasit membuat kesalahan besar, penalti bersih [tidak diberikan] untuk pelanggaran terhadap Zouma saat skor 0-0. Saat pertandingan itu tampak jelas bagi saya, dan saat jeda saya menontonnya di televisi dan itu jelas sebuah penalti, kecuali para pandit yang bisa melihat kartu merah untuk John Terry dan Thibaut Courtois melihatnya secara berbeda dari saya."


"Saya tidak bisa mengatakan saya memiliki 11 pemain tampil dengan bagus di saat yang sama."
"Dua atau tiga dari mereka tampil jauh dari bagus dan saya menyalahkan diri saya sendiri untuk mempertahankan salah satu dari mereka selama 90 menit."

Manajer memberikan pandangannya mengenai debut Kenedy sebagai pemain pengganti di babak kedua dan gol sundulan Falcao...

"Cesar Azpilicueta tampil fantastis, tapi saya menariknya karena saya ingin memberikan kedalaman di sisi sayap dan bermain tanpa bek kiri dan dengan satu pemain muda yang menyerang seperti Kenedy. Dia memiliki kepribadian yang baik dan ini apa yang kami butuhkan pada saat itu. Kenedy berperan dalam meningkatnya performa tim."

"Gol Falcao tidak berarti apapun bagi tim tetapi untuk kepercayaan pribadinya itu bagus dan dia bagus. Dari reaksinya setelah mencetak gol anda bisa melihat kebahagiaan karena dia telah mengalami masa sulit."


"Kami tertinggal delapan poin dari pemimpin klasemen dan di liga lain saya akan mengatakan kompetisi berakhir karena di liga itu tim-tim top sangat sulit kehilangan poin. Di Premier League, saya tidak berkata kompetisi telah usai."

"Faktanya adalah kami memiliki start yang buruk, empat poin dari empat laga adalah start yang sangat buruk."


Sumber :
http://indo.chelseafc.com/news/latest-news/2015/08/final-whistle-verdict--bad-start-but-game-not-over.html

Sunday, August 23, 2015

Pedro Debut

Mourinho: Pedro Belum Seperti Maradona, Baru Mendekati

Bos Chelsea, Jose Mourinho, menanggapi dengan antusias, debut Pedro dalam pertandingan kontra West Bromwich Albion, Minggu, 23 Agustus 2015, dengan mencetak satu gol dan satu assist dalam 30 menit.

"Dia belum seperti Maradona, tapi dia mendekati," kata pelatih asal Portugal itu, yang dikutip Marca, Senin, 24 Agustus. Namun Mourinho enggan menanggapi insiden kartu merah, yang didapat John Terry.

Gol yang dicetak Pedro dalam pertandingan pertamanya di Premier League, hanya lima hari setelah bergabung di Stamford Bridge, disambut gempita fans Chelsea, yang segera menggunakannya untuk mengolok-olok Manchester United.

Kontroversi mengiringi perekrutan winger 28 tahun itu dari Barcelona, karena Chelsea baru memasuki persaingan di masa terakhir, pada saat Manchester United tampak sudah pasti akan menyelesaikan kesepakatan pembeliannya.

Menanggapi isu seputar perekrutan Pedro, Mourinho mengungkap bahwa dirinya hanya bertanya pada Pedro, apakah dia memang ingin meninggalkan Barcelona, dan dibenarkan oleh Pedro.

"Hampir, tapi belum," kata Pedro, menjawab pertanyaan Mourinho apakah dia sudah menandatangani kontrak dengan klub lain. Mourinho kemudian bertanya, apakah Pedro mau bergabung dengan Chelsea.

Jawaban Pedro ketika itu sangat jelas, dengan fakta bahwa dia akhirnya memilih Chelsea daripada Manchester United.


Sumber :
http://m.bolabanget.com/reader.php?id=97673207

Sunday, August 2, 2015

Revolusi Mourinho

Mourinho Merevolusi Sepak Bola

Permainan sepak bola tak lepas dari taktik. Dalam sepak bola, taktik terkait erat dengan formasi yang diterapkan. Untuk urusan meramu strategi, pola latihan, atau melecut motivasi hanya dipahami oleh orang yang benar-benar menguasai ilmu kepelatihan.

Melihat dari sisi inilah mengapa Mou bisa dikatakan merevolusi sepak bola. Dalam sejarah sepak bola, selalu muncul pelatih yang dikenal sebagai sosok yang mempopulerkan sebuah taktik. Diantaranya adalah :

Pola "Metodo" yang dipakai Vittorio Pozzo pada 1930-an, Mario Zagalo dengan 4-2-4.

Catenacio ala Helenio Herrera, atau pola pohon natal (4-3-2-1) yang dipopulerkan Carlo Ancelotti. Formasi pohon natal sendiri pertama kali diperkenalkan Terry Venables saat menukangi Inggris di Euro 1996.

Mou pada dasarnya menganut formasi 4-5-1 (sejak di FC Porto). Untuk alternatif, Mou juga menyukai pola 4-3-3, yang sebenarnya tetap berdasar pada 4-5-1. Namun, dia dikatakan jenius karena dari dasar itulah Mou sukses melakukan beberapa kombinasi.

Saat di Chelsea, Mou menerapkan formasi 4-3-3 yang berdasar pada 4-5-1. Mou memainkan 2 pemain bertipe gelandang bertahan dan 3 pemain bertipe gelandang serang.

Satu lagi, di antara gelandang tersebut harus ada seorang yang disebut box-to-box midfielder. Dia adalah galandang serbabisa, mampu menekel, mengumpan, menembak, menguasai bola, dan bertenaga (contoh Frank Lampard/Essien atau Xabi Alonso). Dari 4-5-1, Mou secara jenius berkreasi dengan 4-3-3, 4-2-3-1, 4-2-3-1, dan 4-1-4-1.

"Penemuan" paling spektakuler Mou adalah saat menangani Inter Milan musim lalu. Mou mengusung formasi 4-2-1-3, formasi yang membawa Inter meraih treble. Formasi yang memasang 3 penyerang ketimbang 2 pemain sayap.

Lewat formasi ini, 2 dari 3 penyerang memang merangkap tugas sebagai sayap (diperankan oleh Eto'o dan Pandev). Formasi tersebut bahkan bisa bertransformasi menjadi 4-1-2-3 dengan mudahnya di tengah pertandingan. Formasi inilah yang mencatatkan Mou dalam buku sejarah.

Banyak yang mengatakan Mou yang memperkenalkan formasi 4-2-3-1 ini.


Sumber :
http://www.kompasiana.com/yusuf-abdillah/mourinho-merevolusi-sepak-bola_550046708133119c17fa754a

Mourinho dan Formasi 4-2-3-1

Taktik (Baru) Mourinho di Chelsea


Musim 2004-2005 formasi andalan Mourinho adalah 4-3-3, kini kerap memperagakan formasi 4-2-3-1. Formasi tersebut acap ia gunakan saat menukangi Inter, dan jadi pakem andalan hingga musim yang lalu kala berada di Real Madrid.

Formasi 4-2-3-1 menjadi citra negatif yang melekat pada gaya permainan Mou kala membesut Inter dan Madrid.

Formasi 4-2-3-1 Mou membutuhkan dua gelandang enerjik yang memiliki kemampuan untuk saling menutupi. Ramires didelegasikan untuk menjadi seorang gelandang box-to-box yang berperan untuk melakukan pressing kepada lawan, ketika tim sedang kehilangan penguasaan bola. Namun ia juga akan merangsek ke depan guna membantu penyerangan.

Sedangkan satu gelandang lainnya bertugas untuk menjaga pos-pos yang ditinggal oleh Ramires, ataupun bek sayap ketika Chelsea sedang melakukan inisiasi serangan.

Di lini depan, Mourinho membutuhkan trio gelandang serang dalam skema 4-2-3-1.

Di posisi striker, dalam skema Mou, ia acapkali menggunakan seorang striker yang bertenaga, kuat dalam menyerang, sekaligus juga memiliki kemampuan yang baik dalam bertahan. Kekuatan ini juga yang ditunjukkan oleh Didier Drogba, Diego Milito, dan Karim Benzema.


Sumber :
http://sport.detik.com/aboutthegame/read/2013/08/16/114141/2331698/1482/
http://www.telegraph.co.uk/sport/football/teams/chelsea/11975694/What-exactly-has-gone-wrong-at-Chelsea-and-how-Jose-Mourinho-can-fix-it.html

Formasi 4-2-3-1 ala Mourinho

Mourinho Beri Inspirasi Formasi 4-2-3-1


Piala Dunia 2010 memunculkan fenomena baru dalam sepak bola. Skema 4-2-3-1 kini menjadi raja dan mematikan formasi konvensional 4-4-2.

Selama putaran final turnamen ini, formasi lima pemain tengah menjadi pilihan banyak tim di fase gugur. Setidaknya tiga dari empat semifinalis memakai skema tersebut. Taktik ini bisa sangat lentur karena sewaktu-waktu bisa berubah menjadi 4-5-1 untuk meredam lawan, tapi juga bisa berubah menjadi 4-3-3 untuk menyuntikkan serangan.

Kecenderungan menggunakan dua gelandang bertahan tersebut sedikit banyak terinspirasi oleh kekuatan Inter Milan musim lalu. Inter menjadi jawara Eropa dengan memainkan Thiago Motta dan Esteban Cambiasso sebagai gelandang jangkar yang berperan merusak permainan lawan. Demi taktik ini, Pelatih Jose Mourinho rela mengubah striker Samuel Eto'o menjadi winger yang kadang menjelajah sampai ke belakang.

Setidaknya ada tiga tim yang memakai formasi 4-2-3-1 ini di semifinal kali ini. Contoh paling nyata adalah Jerman. Sejak awal, Pelatih Joachim Loew begitu percaya diri mengedepankan skema ini bersama pemain-pemain mudanya. Miroslav Klose sangat dimanjakan oleh pergerakan Lukas Podolski, Mesut Oezil, dan Thomas Mueller. Di belakangnya, Sami Khedira dan Bastian Schweinsteiger bertindak sebagai gelandang bertahan.


Sumber ;
http://www.tribunnews.com/piala-dunia-2010/2010/07/13/mourinho-beri-pencetus-formasi-4-2-3-1
http://futblog101.blogspot.co.id/2011_09_01_archive.html

Saturday, August 1, 2015

Komentar Jelang Community Shield

“Saya tidak pernah menganggap menjadi hal yang spesial jika menang atas Arsenal. Saya tidak pecah dalam kegembiraan saat mengalahkan mereka, dan saya tidak membuat drama ketika kalah. Siapa tahu mereka bisa mengalahkan kami,” kata Mourinho.

Community Shield adalah laga yang mempertemukan juara Premier League melawan jawara FA Cup. Selama ini banyak yang menganggap Community Shield adalah pertandingan persahabatan yang berhadiah trofi.

Mou menyatakan bahwa Community Shield bukan laga persahabatan, tetapi juga tidak memiliki imbas penting dalam musim Chelsea. Mourinho memberikan bukti dengan melihat kembali hasil pertandingan musim lalu.

Mourinho menegaskan niat Chelsea untuk tampil serius dalam pertandingan Community Shield menghadapi Arsenal, karena laga ini bukanlah sekadar laga persahabatan.

“Saya pikir Community Shield ada di tengah-tengah. Lebih kepada pertandingan persahabatan, mirip seperti melawan Barcelona dan Paris Saint-Germain (International Champions Cup). Tapi lebih berat ke liga, jadi motivasinya berbeda,” lanjutnya.

Apapun hasilnya, Mourinho tidak akan membesar-besarkannya.

"Saya tidak merasakan kepuasan berlebih, saya tidak meledak-ledak dengan rasa senang ketika saya mengalahkan mereka, dan saya tidak akan membuat drama ketika saya kalah," ujar Mourinho seperti dikutip Soccerway.

"Saya cuma ingin klub saya mendapat hasil terbaik. Tidak masalah soal Arsenal. Saya hanya ingin klub mendapat hasil terbaik. Kami bisa kalah atau imbang, dalam hal ini Anda harus siap untuk segalanya."

"Saya tidak pernah menggunakan kemenangan atas Arsenal sebagai ekspresi kebahagiaan atau kebanggaan yang spesial. Ini bukan pertandingan persahabatan seperti melawan Barcelona atau Paris Saint-Germain, atau Arsenal melawan Wolfsburg, ini lebih dari itu, tapi tidak lebih dari laga Premier League."

"Kami kalah dari (New York) Red Bulls dan kami tidak senang, jadi normal kalau kami selalu mencoba bermain untuk hasil. Community Shield punya motivasi lebih besar daripada sebuah laga persahabatan," katanya.


Sumber :
http://www.bola.net/inggris/mourinho-community-shield-bukan-laga-persahabatan-dee39b.html
http://bola.okezone.com/read/2015/08/01/45/1188800/mourinho-lempar-psywar-jelang-community-shield
http://sport.detik.com/sepakbola/read/2015/08/01/074250/2980601/72/menang-atau-kalah-mourinho-tak-akan-besar-besarkan-hasil-lawan-arsenal

Related Posts