Pages

Wednesday, May 27, 2015

Mencetak 1 Goal Lebih Banyak daripada Lawan

Mourinho Olok-olok MU, City, dan Arsenal lewat Pidato Kocak

Manajer Chelsea, Jose Mourinho, punya cara yang unik untuk menyerang tim-tim rival. Lewat sebuah pidato yang mengundang tawa, dia mengolok-olok Manchester United, Manchester City, dan Arsenal.

Mourinho melakukan hal tersebut dalam acara malam penghargaan Chelsea di Battersea Evolution, London, Selasa (26/5/2015) malam waktu setempat. Tapi, sebelum mengolok-olok tim-tim rival, The Special One lebih dulu membela timnya, yang sering dihujani kritik karena dinilai tampil membosankan.

"Para pemain saya tak mendapatkan respek yang pantas mereka dapatkan atas apa yang mereka lakukan dari hari pertama sampai hari terakhir," ucap Mourinho di Sky Sports.

"Dan kata-kata ini adalah yang benar-benar saya rasakan, sebuah kata-kata yang serius," tambahnya.

"Akhir ceritanya sederhana. Kita harus mulai yakin bahwa mereka sudah mendapatkan pelajaran dan musim depan akan jauh lebih sulit buat kita. Kita harus siap untuk itu," kata dia.

Setelah itu, muncul sebuah grafis di layar besar yang tampaknya menggambarkan kemenangan Chelsea atas MU pada bulan lalu.

"Ini adalah sebuah lapangan sepakbola dengan dua gawang, satu bola. Tapi, ada satu tim yang ingin bermain tanpa gawang," ujarnya saat menceritakan sebuah tim dengan kostum merah polos.

"Tim itu bermain sangat baik dan bola terus dioper dan dioper dan dioper dan kualitas ball possession-nya sangat indah. Tapi, tak ada gawang.

"Dan mereka meminta kepada dewan FIFA untuk bermain seperti ini. Tapi, mereka diberi tahu bahwa hal itu tak mungkin karena persentase ball possession yang lebih besar tak akan membuat mereka menang dan mereka bukanlah juara."

Mourinho kemudian mengalihkan bidikannya ke City, yang finis kedua dengan selisih delapan poin di belakang Chelsea.

"Setelah itu ada tim lain (memakai kostum biru langit) yang tak terlalu radikal dan mereka meminta bermain hanya dengan satu gawang," ujar Mourinho.

"Mereka fantastis dan mereka mencetak banyak gol dan gol-gol itu lahir dari semua posisi. Mereka mencetak gol dan mencetak gol dan mencetak gol, tapi mereka tak pernah kebobolan karena tak punya gawang.

"Lagi, dewan FIFA mengatakan kepada mereka 'Maaf, Anda tak bisa jadi juara karena dalam sepakbola gawangnya ada dua'.

Olok-olok Mourinho berikutnya ditujukan kepada Arsenal.

"Tim ketiga (kostum merah dengan warna putih di bagian lengan) ingin bermain dengan dua gawang. Mereka mencetak beberapa gol, mereka juga kebobolan beberapa," tuturnya.

"Mereka fantastis. Mereka mencetak gol-gol yang benar-benar indah. Mereka juga kebobolan beberapa gol.

"Tapi, mereka meminta kepada dewan FIFA untuk bermain hanya antara bulan Januari dan April. Mereka pun diberi tahu 'tak mungkin begitu'. Anda harus bermain antara Agustus dan Mei, jadi mereka tak bisa menjadi juara," kata Mourinho.

Terakhir, Mourinho menceritakan soal timnya sendiri.

"Akhirnya, datang tim lain (kostum biru). Mereka ingin bermain dengan aturan normal dan mereka tahu bahwa untuk memenangi pertandingan mereka harus mencetak satu gol lebih banyak daripada lawan," ujarnya.

"Bagaimana Anda melakukan ini? Dengan mencetak banyak gol atau mencetak satu gol tapi tak kebobolan.

"Dan mereka melakukannya dengan kedua cara itu. Mencetak banyak gol, kebobolan beberapa. Mencetak satu gol, tapi tak kebobolan.

"Itu adalah pilihan dan banyak gol yang masuk ke gawang mereka. Mereka main dari Agustus sampai Mei dan kadang-kadang mereka membawa bus," kata dia.


Sumber :
http://sport.detik.com/sepakbola/read/2015/05/27/103742/2926152/72/mourinho-olok-olok-mu-city-dan-arsenal-lewat-pidato-kocak

Saturday, May 9, 2015

Cara Mourinho Meredam Messi

Mourinho Cibir Kegagalan Guardiola Redam Messi

Manajer Chelsea, Jose Mourinho turut mengomentari kegagalan Bayern Muenchen menahan Barcelona di Camp Nou pada leg pertama semifinal Liga Champions, Kamis (6/5/2015) dini hari WIB. Mourinho mencibir kegagalan pelatih Muenchen, Josep "Pep" Guardiola yang gagal meredam Lionel Messi yang jadi inspirator kemenangan Barcelona.

Mourinho heran karena Pep sudah memuja Messi jelang pertandingan. Menurut Pep, tak ada satu pelatih atau sistem permainan yang bisa hentikan Messi jika sedang dalam mood bagus. Mourinho menilai seharusnya seorang pelatih memikirkan strategi untuk menghentikan "Si Kutu" bukan pasrah dibobol bintang asal Argentina tersebut.

"Saya selalu memiliki rencana setiap kali tim yang saya pimpin menghadapi Messi, selalu. Setiap kali melawan Messi, saya habiskan waktu berjam-jam untuk mempelajari cara berhentikan dia. Banyak kali kita berhasil, tapi terkadang gagal pula meredam dia," ujar manajer asal Portugal itu seperti dikutip Daily Mail.

"Dengan Inter 2010 lalu, kami hentikan dia dua kali di laga Inter vs Barcelona dan Barcelona vs Inter. Cara terbaik untuk menjaga Messi adalah man to man marking bukan melibatkan banyak pemain," sambung Mourinho.

Messi seperti diketahui jadi inspirator kemenangan 3-0 Barcelona atas Muenchen. Messi mencetak gol pertama dan kedua yang sekaligus membuka pertahanan Muenchen yang sempat bertahan 70 menit. Neymar sempurnakan kemenangan lewat gol terakhir.

Mourinho sendiri punya alasan mengapa menerapkan strategi man to man marking ketika menghadapi Messi. Menurut dia, strategi itu bisa repotkan Messi ketika hendak mencetak gol di lapangan.

"Saat menjaganya secara man to man, kekuatan Anda sama. Meski man to man marking Messi itu seperti pekerjaan yang tidak mungkin. Seperti saya bilang, saya kadang sukses terkadang tidak. Saya melawan dia banyak kali," tuturnya.

Messi sudah pernah melawan timnya Mourinho sejak di Porto. Dua figur ini kerap bertemu meski Mourinho berpindah-pindah klub. Meski selama dua musim terakhir di Chelsea, Mourinho belum jumpa dengan Messi atau Barcelona.

"Saya selalu ingin menyulitkan dia. Saya tak bilang hentikan dia, tapi ini soal bagaimana mempersulit dia cetak gol. Ini juga yang saya bilang setiap menghadapi Steven Gerrard, meski mereka pemain yang berbeda," sambungnya.


Sumber :
http://bola.liputan6.com/read/2229172/mourinho-cibir-kegagalan-guardiola-redam-messi

Tuesday, May 5, 2015

Mourinho: Saya Memilih Pekerjaan Sulit

Saya memilih negara yang sulit dan klub tanpa tradisi menjuarai titel Premier League 

Chelsea sudah memastikan gelar juara Premier League musim 2015/16 saat liga menyisakan tiga pekan. Tetapi, Manajer Jose Mourinho menilai, dirinya menjalani pekerjaan sulit sepanjang musim ini.

Pertandingan kontra Crystal Palace di Stamford Bridge, Minggu (3/5/2015). Dalam pertandingan tersebut, Chelsea sukses meraih tiga poin dan memastikan gelar. Tetapi, mereka cuma mencetak satu gol lewat Eden Hazard.

"Premier League telah berubah. Mustahil mengalahkan lawan dengan skor 8-0 atau 6-0. Anda bisa lihat Crystal Palace yang datang ke sini dengan sikap fantastis. Mungkin di negara lain, mereka tidak menunjukkan permainan seperti ini," ungkap Mourinho.

"Inggris masih menjadi favorit saya. Seperti manajer lain, saya bisa saja lebih cerdas dengan memilih tim atau negara yang lebih mudah untuk menjadi juara. Tetapi, saya memilih negara yang sulit dan klub tanpa tradisi menjuarai titel Premier League karena meraihnya terakhir kali pada 2010. Saya memilih pekerjaan sulit," tambahnya.

Mourinho pun menilai, kesuksesan The Blues menjadi juara tak cuma dilatari oleh belanja musim panas tahun lalu. Ketika itu, manajemen mendatangkan sejumlah bintang seperti Diego Costa, Cesc Fabregas, dan Felipe Luis.

"Saya pikir, kami sudah mulai membangun sesuatu sejak musim lalu. Musim ini, etos kerja lebih stabil dan pemain baru memberikan kualitas yang tak dimiliki musim lalu. Mentalitas dalam momen-momen penting juga selalu muncul. Menurut saya, kami memiliki segalanya untuk memenangi gelar," tandas pria berkebangsaan Portugal ini.

Sebagai catatan, inilah kali ketiga Mourinho menjuarai Premier League. Sebelumnya, ia juga sukses mengantarkan Chelsea jadi juara pada 2005 dan 2006.


Sumber :
http://bola.kompas.com/read/2015/05/03/23115678/Mourinho.Saya.Memilih.Pekerjaan.Sulit

34 Laga per 1 Trofi

Chelsea Bukukan Rekor, Mourinho Goreskan Catatan Impresif

Kemenangan atas Crystal Palace, Minggu (3/5/2015), memastikan Chelsea meraih titel juara Premier League musim 2014-15. Bagi Jose Mourinho, inilah trofi Premier League ketiga setelah 2004-05 dan 2005-06. 

Dengan gelar terakhirya ini, Mourinho telah membukukan 22 gelar sepanjang kariernya sebagai pelatih. Jika dirata-ratakan dengan total pertandingan yang telah dilakoninya, Mourinho hanya butuh 34 laga untuk mendapatkan satu trofi.

Khusus di Inggris, Mourinho telah mengumpulkan 8 trofi sejak pertama kali tiba dari FC Porto pada musim panas 2004. Tiga kali dia mengantarkan The Blues menjuarai Premier League dan Piala Liga Inggris. Sementara Piala FA dan Community Shield, dia pernah satu kali mengangkatnya.

Mourinho juga membuktikan diri sebagai manajer yang punya rekor persentase kemenangan terbaik dibandingkan kolega-koleganya di Premier League. The Special One bisa memperembahkan 135 kemenangan dalam 193 pertandingan Premier League dalam dua periode kariernya di Chelsea.

Dengan persentase kemenangan mencapai 70 persen, Mourinho masih lebih baik dibandingkan Sir Alex Ferguson sekalipun, meski Fergie mempunyai masa pengabdian lebih lama bersama Manchester United.

Sedangkan bagi Chelsea, musim ini adalah gelar juara Premier League keempat sejak terakhir kali meriahnya pada musim 2009-10, saat dilatih Carlo Ancelotti, Ditambah gelar juara Divisi I 1954-55, The Blues telah menjadi yang terbaik di kasta tertinggi Liga Inggris sebanyak lima kali.

Chelsea pada musim ini juga memecahkan rekor milik Manchester United pada 1993-94. Ketika itu, Setan Merah berada di puncak klasemen selama 262 hari berturut-turut. Sementara musim ini, Chelsea akan berada di puncak klasemen selama 274 hari kala kompetisi berakhir pada 24 Mei mendatang.


Sumber :
http://bola.kompas.com/read/2015/05/04/06460068/Chelsea.Bukukan.Rekor.Mourinho.Goreskan.Catatan.Impresif.

Mourinho Hanya Menyukai Kemenangan

Fabregas: Mourinho di Atas Wenger dan Guardiola

Gelandang Chelsea, Cesc Fabregas, menganggap Jose Mourinho masih lebih baik ketimbang mantan-mantan pelatihnya terdahulu, Arsene Wenger dan Josep Guardiola.

Hal yang ditekankan Fabregas mengenai kehebatan Mourinho itu adalah soal mentalitas menjadi pemenang. Fabregas baru merasakan gelar perdananya di Premier League bersama Chelsea pada musim ini.

Fabregas lantas membandingkan Mourinho dengan Wenger dan Guardiola. Fabregas pernah bekerja bersama Wenger saat memulai karier di Arsenal, sementara Guardiola menjadi pelatihnya saat pindah ke Barcelona.

"Mourinho hanya menyukai kemenangan. Aku tidak berkata pelatih-pelatihku sebelumnya tidak menyukai kemenangan. Namun, Mourinho selalu berada di depan soal itu daripada pelatih lain," ujar Fabregas.

"Mentalitas itu diperlihatkan dalam setiap latihan ataupun pertandingan. Kini, aku mengerti kenapa Mourinho selalu memenangi gelar sepanjang karier kepelatihannya."

"Ya, Mourinho mempunyai sentuhan ajaib. Dia tahu bagaimana melatih sebuah tim dan mengeluarkan kemampuan terbaik dari para pemainnya. Itu adalah hal yang diperlukan dari seorang pelatih," lanjut Fabregas.


Sumber :
http://bola.kompas.com/read/2015/05/05/14392138/Fabregas.Mourinho.di.Atas.Wenger.dan.Guardiola

Related Posts