Pages

Thursday, October 15, 2015

Mourinho Balik ke Inter?

Mourinho: Balik ke Inter? Mengapa Tidak

Manajer Chelsea, Jose Mourinho, mengakui dirinya memiliki kenangan yang teramat manis bersama Inter Milan. Hanya dua musim berbakti di Giuseppe Meazza, selain dua gelar scudetto Serie A, Mourinho berhasil membawa klub ke jenjang tertinggi di Eropa, juara Liga Champions di musim 2009-2010.

“Saya mempunyai dua tahun yang begitu spesial bersama Inter yang dipenuhi momen begitu emosional. Saya yakin, periode tersebut diakhiri dengan catatan yang luar biasa, lebih baik ketimbang Porto (klub yang dibawanya menjadi juara Liga Champions pada musim 2003-2004),” ujar Mourinho di sela-sela peluncuran bukunya yang terbaru bertajuk "Mourinho", di London, Kamis (15/10).

“Saya terbang ke Inter pada 2008 karena impian seorang Massimo Moratti, klub dan seluruh suporter Inter yang mendambakan gelar pertama (Liga Champions) selama hampir 50 tahun. Jadi, kesan pertama dari periode tersebut adalah memulai meraih impian dan akhirnya berpisah dengan manis. Itu yang terjadi. Dan, itulah yang membuat mengapa Inter benar-benar khusus bagi saya,” terang Mourinho.

Karena itulah, ketika disinggung kemungkinan dirinya kembali menjadi arsitek Nerazzurri, Mourinho yang terikat kontrak di Stamford Bridge sampai Juni 2019, menjawabnya dengan penuh antusias.

“Mungkinkah saya kembali (ke Inter)? Saya tidak tahu. Sulit menjawabnya mengingat masih panjang perjalanan saya menjadi manajer. Mungkin, saya masih melatih dalam 15 tahun ke depan saat saya berusia 67 tahun. Tapi, apakah saya bisa tinggal 15 tahun bersama Chelsea? Saya sangat meragukannya. Karena itu, meski saya menginginkannya, adalah hal yang tak mungkin bagi saya untuk mengakhiri karier di Chelsea. Jadi, dapatkan saya kembali ke Inter? Mengapa tidak,” tandas Special One.


Sumber :
http://www.beritasatu.com/sepakbola/314741-mourinho-balik-ke-inter-mengapa-tidak.html

Friday, September 4, 2015

Mourinho masuk Guinness Book of Records

Jose Mourinho masuk ke Guinness Book of Records versi 2016.

Untuk merayakan pencapaian ini, manajer kita mendapat sertifikat tentang apa yang telah dicapainya di Cobham.

Rentetan tanpa kalah di kandang terlama oleh seorang manajer sepakbola (sembilan tahun)
Gelar Liga Champions terbanyak yang diraih dengan beberapa klub berbeda (dua)
Manajer termuda yang telah bermain 100 kali di Liga Champions (49 tahun 12 hari)
Poin terbanyak di Premier League dalam semusim (95)
Laga kandang tanpa kalah terlama di Premier League (77)


Mourinho senang dengan pengakuan dari pihak ikonik ini.

“Cara mereka memberiku penghargaan dengan sesuatu yang bisa aku pajang di kantor adalah bagus,” katanya.

“Ini menyenangkan dan saat kecil Anda tidak akan bernah membayangkan akan tercatat ke dalam Guinness Book of Records.”

“Anda mengenalku, penghargaan ini adalah untuk sesuatu yang telah aku lakukan di masa lalu dan tentunya ini bagus, tapi bagiku yang terpenting adalah apa yang bisa aku lakukan di masa depan.”
Bagikan artikel ini


Sumber :
http://indo.chelseafc.com/news/latest-news/2015/08/mourinho-makes-guinness-book-of-records.html

Sunday, August 30, 2015

Kutukan Mr. P

Mourinho Bermasalah dengan Mr. P di Stamford Bridge

Manajer Chelsea, Jose Mourinho, memiliki catatan buruk di kandang ketika menghadapi tim yang memiliki manajer dengan huruf awal P.


Total ada lima manajer yang memiliki huruf awal P berhasil mengalahkan Mourinho di Stamford Bridge. Mereka adalah (Tony) Pullis, (Gus) Poyet, (Alan) Pardew, (Mauricio) Pocettino, dan (Manuel) Pellegrini.


Pulis, Tony 
Pulis mengalahkan Mourinho saat masih menangani Crystal Palace. Pada 29 Maret 2014, Pulis berhasil mengantarkan Palace mengalahkan Chelsea dengan skor 1-0. Mourinho lagi-lagi dikalahkan Pulis, 18 Mei 2015. Kali ini, Pulis mengalahkan manajer asal Portugal tersebut dengan status sebagai arsitek WBA.

Poyet, Gustavo
Poyet mengalahkan The Special One. Sunderland racikannya sukses mempermalukan The Blues di Stamford Bridge dengan skor 2-1, pada 19 April 2015.

Pardew, Alan 
Pardew mengantarkan Newcastle United meraih kemenangan atas Chelsea, pada 6 Desember 2014.
Chelsea gagal meraih poin saat menjamu Crystal Palace di Stamford Bridge pada pekan keempat Premier League musim ini. The Blues dikalahkan oleh The Eagles dengan skor 1-2, Sabtu (30/8) malam WIB.

Pochettino, Mauricio 
Pochettino juga sukses membuat Mourinho malu. Tottenham sukses membuat Chelsea bertekuk lutut pada 2 Januari 2015 dengan skor 5-3.

Pelegrini, Manuel
Chelsea kalah tiga gol tanpa balas dari Manchester City arahan Pellegrini.


Kini Chelsea berada di peringkat ke-13 di klasemen Premier League. Namun fans Chelsea tidak perlu khawatir karena untuk 10 pertandingan Premier Legue berikutnya, The Blues tidak akan bertanding melawan tim yang memiliki nama manajer berawalan huruf P. Chelsea akan menghadapi Totenham Hotspur yang dilatih oleh Pochettino pada 29 November 2015.


Sumber :
http://gilabola.com/berita-bola/inggris/berita-bola-mourinho-tak-percaya-kutukan-berinisial-mr-p/
http://www.dinhduonghoanmy.com/off-the-court/mourinho-bermasalah-dengan-mr-p-di-stamford-bridge-12411.html

Saturday, August 29, 2015

Start yang Buruk, Tapi Ini Belum Berakhir

Komentar Pasca Pertandingan: Start yang Buruk, Tapi Ini Belum Berakhir

Jose Mourinho, saat membahas kekalahan di kandang pada hari Sabtu, memiliki tiga poin penting mengenai laga ini, diurutkan sesuai prioritas yang ia jelaskan.

"Pendapat pertama saya adalah untuk Palace," ujar Mourinho. "Mereka datang dengan segala sesuatunya, tim mereka sudah siap, pemain mereka siap dan mereka datang dengan semangat yang fantastis. Mereka beruntung, tapi mereka layak mendapatkan keberuntungan, mereka sangat berjuang untuk mendapatkan itu."

"Kedua, tim saya, saya pikir kami pantas mendapatkan lebih. Saya tidak mengatakan kami pantas menang karena itu tidak benar, tapi kami pantas mendapatkan lebih dari hasil yang kami dapatkan."

"Dan pendapat ketiga saya adalah wasit membuat kesalahan besar, penalti bersih [tidak diberikan] untuk pelanggaran terhadap Zouma saat skor 0-0. Saat pertandingan itu tampak jelas bagi saya, dan saat jeda saya menontonnya di televisi dan itu jelas sebuah penalti, kecuali para pandit yang bisa melihat kartu merah untuk John Terry dan Thibaut Courtois melihatnya secara berbeda dari saya."


"Saya tidak bisa mengatakan saya memiliki 11 pemain tampil dengan bagus di saat yang sama."
"Dua atau tiga dari mereka tampil jauh dari bagus dan saya menyalahkan diri saya sendiri untuk mempertahankan salah satu dari mereka selama 90 menit."

Manajer memberikan pandangannya mengenai debut Kenedy sebagai pemain pengganti di babak kedua dan gol sundulan Falcao...

"Cesar Azpilicueta tampil fantastis, tapi saya menariknya karena saya ingin memberikan kedalaman di sisi sayap dan bermain tanpa bek kiri dan dengan satu pemain muda yang menyerang seperti Kenedy. Dia memiliki kepribadian yang baik dan ini apa yang kami butuhkan pada saat itu. Kenedy berperan dalam meningkatnya performa tim."

"Gol Falcao tidak berarti apapun bagi tim tetapi untuk kepercayaan pribadinya itu bagus dan dia bagus. Dari reaksinya setelah mencetak gol anda bisa melihat kebahagiaan karena dia telah mengalami masa sulit."


"Kami tertinggal delapan poin dari pemimpin klasemen dan di liga lain saya akan mengatakan kompetisi berakhir karena di liga itu tim-tim top sangat sulit kehilangan poin. Di Premier League, saya tidak berkata kompetisi telah usai."

"Faktanya adalah kami memiliki start yang buruk, empat poin dari empat laga adalah start yang sangat buruk."


Sumber :
http://indo.chelseafc.com/news/latest-news/2015/08/final-whistle-verdict--bad-start-but-game-not-over.html

Sunday, August 23, 2015

Pedro Debut

Mourinho: Pedro Belum Seperti Maradona, Baru Mendekati

Bos Chelsea, Jose Mourinho, menanggapi dengan antusias, debut Pedro dalam pertandingan kontra West Bromwich Albion, Minggu, 23 Agustus 2015, dengan mencetak satu gol dan satu assist dalam 30 menit.

"Dia belum seperti Maradona, tapi dia mendekati," kata pelatih asal Portugal itu, yang dikutip Marca, Senin, 24 Agustus. Namun Mourinho enggan menanggapi insiden kartu merah, yang didapat John Terry.

Gol yang dicetak Pedro dalam pertandingan pertamanya di Premier League, hanya lima hari setelah bergabung di Stamford Bridge, disambut gempita fans Chelsea, yang segera menggunakannya untuk mengolok-olok Manchester United.

Kontroversi mengiringi perekrutan winger 28 tahun itu dari Barcelona, karena Chelsea baru memasuki persaingan di masa terakhir, pada saat Manchester United tampak sudah pasti akan menyelesaikan kesepakatan pembeliannya.

Menanggapi isu seputar perekrutan Pedro, Mourinho mengungkap bahwa dirinya hanya bertanya pada Pedro, apakah dia memang ingin meninggalkan Barcelona, dan dibenarkan oleh Pedro.

"Hampir, tapi belum," kata Pedro, menjawab pertanyaan Mourinho apakah dia sudah menandatangani kontrak dengan klub lain. Mourinho kemudian bertanya, apakah Pedro mau bergabung dengan Chelsea.

Jawaban Pedro ketika itu sangat jelas, dengan fakta bahwa dia akhirnya memilih Chelsea daripada Manchester United.


Sumber :
http://m.bolabanget.com/reader.php?id=97673207

Sunday, August 2, 2015

Revolusi Mourinho

Mourinho Merevolusi Sepak Bola

Permainan sepak bola tak lepas dari taktik. Dalam sepak bola, taktik terkait erat dengan formasi yang diterapkan. Untuk urusan meramu strategi, pola latihan, atau melecut motivasi hanya dipahami oleh orang yang benar-benar menguasai ilmu kepelatihan.

Melihat dari sisi inilah mengapa Mou bisa dikatakan merevolusi sepak bola. Dalam sejarah sepak bola, selalu muncul pelatih yang dikenal sebagai sosok yang mempopulerkan sebuah taktik. Diantaranya adalah :

Pola "Metodo" yang dipakai Vittorio Pozzo pada 1930-an, Mario Zagalo dengan 4-2-4.

Catenacio ala Helenio Herrera, atau pola pohon natal (4-3-2-1) yang dipopulerkan Carlo Ancelotti. Formasi pohon natal sendiri pertama kali diperkenalkan Terry Venables saat menukangi Inggris di Euro 1996.

Mou pada dasarnya menganut formasi 4-5-1 (sejak di FC Porto). Untuk alternatif, Mou juga menyukai pola 4-3-3, yang sebenarnya tetap berdasar pada 4-5-1. Namun, dia dikatakan jenius karena dari dasar itulah Mou sukses melakukan beberapa kombinasi.

Saat di Chelsea, Mou menerapkan formasi 4-3-3 yang berdasar pada 4-5-1. Mou memainkan 2 pemain bertipe gelandang bertahan dan 3 pemain bertipe gelandang serang.

Satu lagi, di antara gelandang tersebut harus ada seorang yang disebut box-to-box midfielder. Dia adalah galandang serbabisa, mampu menekel, mengumpan, menembak, menguasai bola, dan bertenaga (contoh Frank Lampard/Essien atau Xabi Alonso). Dari 4-5-1, Mou secara jenius berkreasi dengan 4-3-3, 4-2-3-1, 4-2-3-1, dan 4-1-4-1.

"Penemuan" paling spektakuler Mou adalah saat menangani Inter Milan musim lalu. Mou mengusung formasi 4-2-1-3, formasi yang membawa Inter meraih treble. Formasi yang memasang 3 penyerang ketimbang 2 pemain sayap.

Lewat formasi ini, 2 dari 3 penyerang memang merangkap tugas sebagai sayap (diperankan oleh Eto'o dan Pandev). Formasi tersebut bahkan bisa bertransformasi menjadi 4-1-2-3 dengan mudahnya di tengah pertandingan. Formasi inilah yang mencatatkan Mou dalam buku sejarah.

Banyak yang mengatakan Mou yang memperkenalkan formasi 4-2-3-1 ini.


Sumber :
http://www.kompasiana.com/yusuf-abdillah/mourinho-merevolusi-sepak-bola_550046708133119c17fa754a

Mourinho dan Formasi 4-2-3-1

Taktik (Baru) Mourinho di Chelsea


Musim 2004-2005 formasi andalan Mourinho adalah 4-3-3, kini kerap memperagakan formasi 4-2-3-1. Formasi tersebut acap ia gunakan saat menukangi Inter, dan jadi pakem andalan hingga musim yang lalu kala berada di Real Madrid.

Formasi 4-2-3-1 menjadi citra negatif yang melekat pada gaya permainan Mou kala membesut Inter dan Madrid.

Formasi 4-2-3-1 Mou membutuhkan dua gelandang enerjik yang memiliki kemampuan untuk saling menutupi. Ramires didelegasikan untuk menjadi seorang gelandang box-to-box yang berperan untuk melakukan pressing kepada lawan, ketika tim sedang kehilangan penguasaan bola. Namun ia juga akan merangsek ke depan guna membantu penyerangan.

Sedangkan satu gelandang lainnya bertugas untuk menjaga pos-pos yang ditinggal oleh Ramires, ataupun bek sayap ketika Chelsea sedang melakukan inisiasi serangan.

Di lini depan, Mourinho membutuhkan trio gelandang serang dalam skema 4-2-3-1.

Di posisi striker, dalam skema Mou, ia acapkali menggunakan seorang striker yang bertenaga, kuat dalam menyerang, sekaligus juga memiliki kemampuan yang baik dalam bertahan. Kekuatan ini juga yang ditunjukkan oleh Didier Drogba, Diego Milito, dan Karim Benzema.


Sumber :
http://sport.detik.com/aboutthegame/read/2013/08/16/114141/2331698/1482/
http://www.telegraph.co.uk/sport/football/teams/chelsea/11975694/What-exactly-has-gone-wrong-at-Chelsea-and-how-Jose-Mourinho-can-fix-it.html

Formasi 4-2-3-1 ala Mourinho

Mourinho Beri Inspirasi Formasi 4-2-3-1


Piala Dunia 2010 memunculkan fenomena baru dalam sepak bola. Skema 4-2-3-1 kini menjadi raja dan mematikan formasi konvensional 4-4-2.

Selama putaran final turnamen ini, formasi lima pemain tengah menjadi pilihan banyak tim di fase gugur. Setidaknya tiga dari empat semifinalis memakai skema tersebut. Taktik ini bisa sangat lentur karena sewaktu-waktu bisa berubah menjadi 4-5-1 untuk meredam lawan, tapi juga bisa berubah menjadi 4-3-3 untuk menyuntikkan serangan.

Kecenderungan menggunakan dua gelandang bertahan tersebut sedikit banyak terinspirasi oleh kekuatan Inter Milan musim lalu. Inter menjadi jawara Eropa dengan memainkan Thiago Motta dan Esteban Cambiasso sebagai gelandang jangkar yang berperan merusak permainan lawan. Demi taktik ini, Pelatih Jose Mourinho rela mengubah striker Samuel Eto'o menjadi winger yang kadang menjelajah sampai ke belakang.

Setidaknya ada tiga tim yang memakai formasi 4-2-3-1 ini di semifinal kali ini. Contoh paling nyata adalah Jerman. Sejak awal, Pelatih Joachim Loew begitu percaya diri mengedepankan skema ini bersama pemain-pemain mudanya. Miroslav Klose sangat dimanjakan oleh pergerakan Lukas Podolski, Mesut Oezil, dan Thomas Mueller. Di belakangnya, Sami Khedira dan Bastian Schweinsteiger bertindak sebagai gelandang bertahan.


Sumber ;
http://www.tribunnews.com/piala-dunia-2010/2010/07/13/mourinho-beri-pencetus-formasi-4-2-3-1
http://futblog101.blogspot.co.id/2011_09_01_archive.html

Saturday, August 1, 2015

Komentar Jelang Community Shield

“Saya tidak pernah menganggap menjadi hal yang spesial jika menang atas Arsenal. Saya tidak pecah dalam kegembiraan saat mengalahkan mereka, dan saya tidak membuat drama ketika kalah. Siapa tahu mereka bisa mengalahkan kami,” kata Mourinho.

Community Shield adalah laga yang mempertemukan juara Premier League melawan jawara FA Cup. Selama ini banyak yang menganggap Community Shield adalah pertandingan persahabatan yang berhadiah trofi.

Mou menyatakan bahwa Community Shield bukan laga persahabatan, tetapi juga tidak memiliki imbas penting dalam musim Chelsea. Mourinho memberikan bukti dengan melihat kembali hasil pertandingan musim lalu.

Mourinho menegaskan niat Chelsea untuk tampil serius dalam pertandingan Community Shield menghadapi Arsenal, karena laga ini bukanlah sekadar laga persahabatan.

“Saya pikir Community Shield ada di tengah-tengah. Lebih kepada pertandingan persahabatan, mirip seperti melawan Barcelona dan Paris Saint-Germain (International Champions Cup). Tapi lebih berat ke liga, jadi motivasinya berbeda,” lanjutnya.

Apapun hasilnya, Mourinho tidak akan membesar-besarkannya.

"Saya tidak merasakan kepuasan berlebih, saya tidak meledak-ledak dengan rasa senang ketika saya mengalahkan mereka, dan saya tidak akan membuat drama ketika saya kalah," ujar Mourinho seperti dikutip Soccerway.

"Saya cuma ingin klub saya mendapat hasil terbaik. Tidak masalah soal Arsenal. Saya hanya ingin klub mendapat hasil terbaik. Kami bisa kalah atau imbang, dalam hal ini Anda harus siap untuk segalanya."

"Saya tidak pernah menggunakan kemenangan atas Arsenal sebagai ekspresi kebahagiaan atau kebanggaan yang spesial. Ini bukan pertandingan persahabatan seperti melawan Barcelona atau Paris Saint-Germain, atau Arsenal melawan Wolfsburg, ini lebih dari itu, tapi tidak lebih dari laga Premier League."

"Kami kalah dari (New York) Red Bulls dan kami tidak senang, jadi normal kalau kami selalu mencoba bermain untuk hasil. Community Shield punya motivasi lebih besar daripada sebuah laga persahabatan," katanya.


Sumber :
http://www.bola.net/inggris/mourinho-community-shield-bukan-laga-persahabatan-dee39b.html
http://bola.okezone.com/read/2015/08/01/45/1188800/mourinho-lempar-psywar-jelang-community-shield
http://sport.detik.com/sepakbola/read/2015/08/01/074250/2980601/72/menang-atau-kalah-mourinho-tak-akan-besar-besarkan-hasil-lawan-arsenal

Wednesday, June 10, 2015

Serangan Balik = Serangan Baik

Jose Mourinho: Serangan Balik Hal Fantastis Dalam Sepakbola

Manajer Chelsea, Jose Mourinho, menilai sepak bola tak bisa lepas dari kemenangan. Serangan balik, di mata Mourinho, menjadi salah satu cara untuk meraih tujuan itu.

Jose Mourinho memang sempat beberapa kali disindir terkait permainan pragmatis Chelsea, terutama seusai meraih kemenangan atas Manchester United. Namun, menurut dia, penguasaan bola dominan tak berarti apa-apa jika tim tersebut tak bisa meraih kemenangan.

Pelatih asal Portugal itu juga menyindir anggapan sejumlah manajer yang seperti alergi menerapkan taktik serangan balik. “Adalah hal bodoh jika ada pelatih menabukan serangan balik,” ujar Jose Mourinho.

“Serangan balik merupakan salah satu hal fantastis dalam sepak bola, amunisi yang harus dimiliki oleh tim mana pun. Sebab, ketika ada lawan mengalami ketidakseimbangan, tim Anda punya momen fantastis untuk menciptakan gol,” lanjut dia.

“Tujuan sepak bola itu tak pernah berubah, yakni meraih kemenangan,” kata Jose Mourinho.
Taktik Mourinho itu memang menjadikan Chelsea sebagai kampiun Premier League. Menariknya, dari 73 gol Chelsea di Premier League musim ini, hanya satu yang tercipta lewat serangan balik.

Adapun tim tersering mencetak gol lewat serangan balik adalah Manchester City, 10 gol.


Sumber :
http://www.tribunnews.com/superball/2015/06/08/rahasia-sukses-jose-mourinho-serangan-balik-hal-fantastis-dalam-sepakbola

Wednesday, May 27, 2015

Mencetak 1 Goal Lebih Banyak daripada Lawan

Mourinho Olok-olok MU, City, dan Arsenal lewat Pidato Kocak

Manajer Chelsea, Jose Mourinho, punya cara yang unik untuk menyerang tim-tim rival. Lewat sebuah pidato yang mengundang tawa, dia mengolok-olok Manchester United, Manchester City, dan Arsenal.

Mourinho melakukan hal tersebut dalam acara malam penghargaan Chelsea di Battersea Evolution, London, Selasa (26/5/2015) malam waktu setempat. Tapi, sebelum mengolok-olok tim-tim rival, The Special One lebih dulu membela timnya, yang sering dihujani kritik karena dinilai tampil membosankan.

"Para pemain saya tak mendapatkan respek yang pantas mereka dapatkan atas apa yang mereka lakukan dari hari pertama sampai hari terakhir," ucap Mourinho di Sky Sports.

"Dan kata-kata ini adalah yang benar-benar saya rasakan, sebuah kata-kata yang serius," tambahnya.

"Akhir ceritanya sederhana. Kita harus mulai yakin bahwa mereka sudah mendapatkan pelajaran dan musim depan akan jauh lebih sulit buat kita. Kita harus siap untuk itu," kata dia.

Setelah itu, muncul sebuah grafis di layar besar yang tampaknya menggambarkan kemenangan Chelsea atas MU pada bulan lalu.

"Ini adalah sebuah lapangan sepakbola dengan dua gawang, satu bola. Tapi, ada satu tim yang ingin bermain tanpa gawang," ujarnya saat menceritakan sebuah tim dengan kostum merah polos.

"Tim itu bermain sangat baik dan bola terus dioper dan dioper dan dioper dan kualitas ball possession-nya sangat indah. Tapi, tak ada gawang.

"Dan mereka meminta kepada dewan FIFA untuk bermain seperti ini. Tapi, mereka diberi tahu bahwa hal itu tak mungkin karena persentase ball possession yang lebih besar tak akan membuat mereka menang dan mereka bukanlah juara."

Mourinho kemudian mengalihkan bidikannya ke City, yang finis kedua dengan selisih delapan poin di belakang Chelsea.

"Setelah itu ada tim lain (memakai kostum biru langit) yang tak terlalu radikal dan mereka meminta bermain hanya dengan satu gawang," ujar Mourinho.

"Mereka fantastis dan mereka mencetak banyak gol dan gol-gol itu lahir dari semua posisi. Mereka mencetak gol dan mencetak gol dan mencetak gol, tapi mereka tak pernah kebobolan karena tak punya gawang.

"Lagi, dewan FIFA mengatakan kepada mereka 'Maaf, Anda tak bisa jadi juara karena dalam sepakbola gawangnya ada dua'.

Olok-olok Mourinho berikutnya ditujukan kepada Arsenal.

"Tim ketiga (kostum merah dengan warna putih di bagian lengan) ingin bermain dengan dua gawang. Mereka mencetak beberapa gol, mereka juga kebobolan beberapa," tuturnya.

"Mereka fantastis. Mereka mencetak gol-gol yang benar-benar indah. Mereka juga kebobolan beberapa gol.

"Tapi, mereka meminta kepada dewan FIFA untuk bermain hanya antara bulan Januari dan April. Mereka pun diberi tahu 'tak mungkin begitu'. Anda harus bermain antara Agustus dan Mei, jadi mereka tak bisa menjadi juara," kata Mourinho.

Terakhir, Mourinho menceritakan soal timnya sendiri.

"Akhirnya, datang tim lain (kostum biru). Mereka ingin bermain dengan aturan normal dan mereka tahu bahwa untuk memenangi pertandingan mereka harus mencetak satu gol lebih banyak daripada lawan," ujarnya.

"Bagaimana Anda melakukan ini? Dengan mencetak banyak gol atau mencetak satu gol tapi tak kebobolan.

"Dan mereka melakukannya dengan kedua cara itu. Mencetak banyak gol, kebobolan beberapa. Mencetak satu gol, tapi tak kebobolan.

"Itu adalah pilihan dan banyak gol yang masuk ke gawang mereka. Mereka main dari Agustus sampai Mei dan kadang-kadang mereka membawa bus," kata dia.


Sumber :
http://sport.detik.com/sepakbola/read/2015/05/27/103742/2926152/72/mourinho-olok-olok-mu-city-dan-arsenal-lewat-pidato-kocak

Saturday, May 9, 2015

Cara Mourinho Meredam Messi

Mourinho Cibir Kegagalan Guardiola Redam Messi

Manajer Chelsea, Jose Mourinho turut mengomentari kegagalan Bayern Muenchen menahan Barcelona di Camp Nou pada leg pertama semifinal Liga Champions, Kamis (6/5/2015) dini hari WIB. Mourinho mencibir kegagalan pelatih Muenchen, Josep "Pep" Guardiola yang gagal meredam Lionel Messi yang jadi inspirator kemenangan Barcelona.

Mourinho heran karena Pep sudah memuja Messi jelang pertandingan. Menurut Pep, tak ada satu pelatih atau sistem permainan yang bisa hentikan Messi jika sedang dalam mood bagus. Mourinho menilai seharusnya seorang pelatih memikirkan strategi untuk menghentikan "Si Kutu" bukan pasrah dibobol bintang asal Argentina tersebut.

"Saya selalu memiliki rencana setiap kali tim yang saya pimpin menghadapi Messi, selalu. Setiap kali melawan Messi, saya habiskan waktu berjam-jam untuk mempelajari cara berhentikan dia. Banyak kali kita berhasil, tapi terkadang gagal pula meredam dia," ujar manajer asal Portugal itu seperti dikutip Daily Mail.

"Dengan Inter 2010 lalu, kami hentikan dia dua kali di laga Inter vs Barcelona dan Barcelona vs Inter. Cara terbaik untuk menjaga Messi adalah man to man marking bukan melibatkan banyak pemain," sambung Mourinho.

Messi seperti diketahui jadi inspirator kemenangan 3-0 Barcelona atas Muenchen. Messi mencetak gol pertama dan kedua yang sekaligus membuka pertahanan Muenchen yang sempat bertahan 70 menit. Neymar sempurnakan kemenangan lewat gol terakhir.

Mourinho sendiri punya alasan mengapa menerapkan strategi man to man marking ketika menghadapi Messi. Menurut dia, strategi itu bisa repotkan Messi ketika hendak mencetak gol di lapangan.

"Saat menjaganya secara man to man, kekuatan Anda sama. Meski man to man marking Messi itu seperti pekerjaan yang tidak mungkin. Seperti saya bilang, saya kadang sukses terkadang tidak. Saya melawan dia banyak kali," tuturnya.

Messi sudah pernah melawan timnya Mourinho sejak di Porto. Dua figur ini kerap bertemu meski Mourinho berpindah-pindah klub. Meski selama dua musim terakhir di Chelsea, Mourinho belum jumpa dengan Messi atau Barcelona.

"Saya selalu ingin menyulitkan dia. Saya tak bilang hentikan dia, tapi ini soal bagaimana mempersulit dia cetak gol. Ini juga yang saya bilang setiap menghadapi Steven Gerrard, meski mereka pemain yang berbeda," sambungnya.


Sumber :
http://bola.liputan6.com/read/2229172/mourinho-cibir-kegagalan-guardiola-redam-messi

Tuesday, May 5, 2015

Mourinho: Saya Memilih Pekerjaan Sulit

Saya memilih negara yang sulit dan klub tanpa tradisi menjuarai titel Premier League 

Chelsea sudah memastikan gelar juara Premier League musim 2015/16 saat liga menyisakan tiga pekan. Tetapi, Manajer Jose Mourinho menilai, dirinya menjalani pekerjaan sulit sepanjang musim ini.

Pertandingan kontra Crystal Palace di Stamford Bridge, Minggu (3/5/2015). Dalam pertandingan tersebut, Chelsea sukses meraih tiga poin dan memastikan gelar. Tetapi, mereka cuma mencetak satu gol lewat Eden Hazard.

"Premier League telah berubah. Mustahil mengalahkan lawan dengan skor 8-0 atau 6-0. Anda bisa lihat Crystal Palace yang datang ke sini dengan sikap fantastis. Mungkin di negara lain, mereka tidak menunjukkan permainan seperti ini," ungkap Mourinho.

"Inggris masih menjadi favorit saya. Seperti manajer lain, saya bisa saja lebih cerdas dengan memilih tim atau negara yang lebih mudah untuk menjadi juara. Tetapi, saya memilih negara yang sulit dan klub tanpa tradisi menjuarai titel Premier League karena meraihnya terakhir kali pada 2010. Saya memilih pekerjaan sulit," tambahnya.

Mourinho pun menilai, kesuksesan The Blues menjadi juara tak cuma dilatari oleh belanja musim panas tahun lalu. Ketika itu, manajemen mendatangkan sejumlah bintang seperti Diego Costa, Cesc Fabregas, dan Felipe Luis.

"Saya pikir, kami sudah mulai membangun sesuatu sejak musim lalu. Musim ini, etos kerja lebih stabil dan pemain baru memberikan kualitas yang tak dimiliki musim lalu. Mentalitas dalam momen-momen penting juga selalu muncul. Menurut saya, kami memiliki segalanya untuk memenangi gelar," tandas pria berkebangsaan Portugal ini.

Sebagai catatan, inilah kali ketiga Mourinho menjuarai Premier League. Sebelumnya, ia juga sukses mengantarkan Chelsea jadi juara pada 2005 dan 2006.


Sumber :
http://bola.kompas.com/read/2015/05/03/23115678/Mourinho.Saya.Memilih.Pekerjaan.Sulit

34 Laga per 1 Trofi

Chelsea Bukukan Rekor, Mourinho Goreskan Catatan Impresif

Kemenangan atas Crystal Palace, Minggu (3/5/2015), memastikan Chelsea meraih titel juara Premier League musim 2014-15. Bagi Jose Mourinho, inilah trofi Premier League ketiga setelah 2004-05 dan 2005-06. 

Dengan gelar terakhirya ini, Mourinho telah membukukan 22 gelar sepanjang kariernya sebagai pelatih. Jika dirata-ratakan dengan total pertandingan yang telah dilakoninya, Mourinho hanya butuh 34 laga untuk mendapatkan satu trofi.

Khusus di Inggris, Mourinho telah mengumpulkan 8 trofi sejak pertama kali tiba dari FC Porto pada musim panas 2004. Tiga kali dia mengantarkan The Blues menjuarai Premier League dan Piala Liga Inggris. Sementara Piala FA dan Community Shield, dia pernah satu kali mengangkatnya.

Mourinho juga membuktikan diri sebagai manajer yang punya rekor persentase kemenangan terbaik dibandingkan kolega-koleganya di Premier League. The Special One bisa memperembahkan 135 kemenangan dalam 193 pertandingan Premier League dalam dua periode kariernya di Chelsea.

Dengan persentase kemenangan mencapai 70 persen, Mourinho masih lebih baik dibandingkan Sir Alex Ferguson sekalipun, meski Fergie mempunyai masa pengabdian lebih lama bersama Manchester United.

Sedangkan bagi Chelsea, musim ini adalah gelar juara Premier League keempat sejak terakhir kali meriahnya pada musim 2009-10, saat dilatih Carlo Ancelotti, Ditambah gelar juara Divisi I 1954-55, The Blues telah menjadi yang terbaik di kasta tertinggi Liga Inggris sebanyak lima kali.

Chelsea pada musim ini juga memecahkan rekor milik Manchester United pada 1993-94. Ketika itu, Setan Merah berada di puncak klasemen selama 262 hari berturut-turut. Sementara musim ini, Chelsea akan berada di puncak klasemen selama 274 hari kala kompetisi berakhir pada 24 Mei mendatang.


Sumber :
http://bola.kompas.com/read/2015/05/04/06460068/Chelsea.Bukukan.Rekor.Mourinho.Goreskan.Catatan.Impresif.

Mourinho Hanya Menyukai Kemenangan

Fabregas: Mourinho di Atas Wenger dan Guardiola

Gelandang Chelsea, Cesc Fabregas, menganggap Jose Mourinho masih lebih baik ketimbang mantan-mantan pelatihnya terdahulu, Arsene Wenger dan Josep Guardiola.

Hal yang ditekankan Fabregas mengenai kehebatan Mourinho itu adalah soal mentalitas menjadi pemenang. Fabregas baru merasakan gelar perdananya di Premier League bersama Chelsea pada musim ini.

Fabregas lantas membandingkan Mourinho dengan Wenger dan Guardiola. Fabregas pernah bekerja bersama Wenger saat memulai karier di Arsenal, sementara Guardiola menjadi pelatihnya saat pindah ke Barcelona.

"Mourinho hanya menyukai kemenangan. Aku tidak berkata pelatih-pelatihku sebelumnya tidak menyukai kemenangan. Namun, Mourinho selalu berada di depan soal itu daripada pelatih lain," ujar Fabregas.

"Mentalitas itu diperlihatkan dalam setiap latihan ataupun pertandingan. Kini, aku mengerti kenapa Mourinho selalu memenangi gelar sepanjang karier kepelatihannya."

"Ya, Mourinho mempunyai sentuhan ajaib. Dia tahu bagaimana melatih sebuah tim dan mengeluarkan kemampuan terbaik dari para pemainnya. Itu adalah hal yang diperlukan dari seorang pelatih," lanjut Fabregas.


Sumber :
http://bola.kompas.com/read/2015/05/05/14392138/Fabregas.Mourinho.di.Atas.Wenger.dan.Guardiola

Sunday, April 26, 2015

Lebih Membosankan Menunggu Gelar 10 Tahun

Chelsea Membosankan? Lebih Bosan Menunggu Gelar 10 Tahun

Manajer Chelsea, Jose Mourinho, mengecam tindakan suporter Arsenal yang menyebut Chelsea sebagai tim membosankan saat kedua tim bertemu pada pertandingan lanjutan Premier League, di Stadion Emirates, Minggu (26/4/2015).

The Blues berusaha meraih hasil imbang untuk menjaga jarak 10 poin dengan Arsenal di peringkat kedua. Chelsea pun akhirnya mampu menahan imbang tanpa gol Arsenal. Kapten Chelsea, John Terry, menggambarkan hasil ini sebagai langkah besar dalam meraih juara.

Namun, permainan bertahan yang diperagakan London Biru dikritik oleh suporter Arsenal setelah pertandingan, Mereka bernyanyi,"membosankan, membosankan Chelsea."

Terkait cemoohan tersebut, Mourinho berpendapat bahwa nyanyian tersebut untuk Arsenal sendiri tak pernah meraih gelar juara Premier League sejak 2004.

"Menurut saya, membosankan adalah 10 tahun tanpa gelar. Menurutku, menunggu, menunggu, menunggu untuk gelar selama 10 tahun, sangat membosankan," jelas Mourinho.

"Nyanyian tersebut mungkin bukan untuk kami. Saat Anda bermain di kandang dan menarik keluar nomor 9 (penyerang)... mungkin mereka ingin melihat Olivier Giroud dan Danny Welbeck bermain bersama. Tim membosankan adalah tim yang berada di urutan kedua dalam daftar pencetak gol terbanyak di Premier League dan memiliki rekor memasukkan-kemasukan terbaik," sambungnya.


Sumber :
http://bola.kompas.com/read/2015/04/27/06360018/Mou.Chelsea.Membosankan.Lebih.Bosan.Menunggu.Gelar.10.Tahun.

Monday, April 20, 2015

The Perfect Plan

Fabregas: Direncanakan sampai sempurna

Pergantian posisi pemain gelandang menjadi salah satu alasan sukses kita saat mengalahkan Manchester United.Pemain asal Spanyol bermain lebih ke depan daripada biasanya, bergabung bersama trio penyerang di belakang Didier Drogba.

Strategi ini membuat Kurt Zouma dimainkan bersama Nemanja Matic di tengah. Fabregas menjelaskan detail lebih lanjut.

“Kami harus menugaskan seseorang untuk menjaga (Marouane) Fellaini, terutama untuk bola-bola panjang, jadi, tentu saja kami mengubah gaya permainan kami,” tegasnya. “Aku rasa Zouma menjalankan tugasnya dengan sangat baik.”

“Aku rasa posisi masa depannya adalah di bek tengah, namun ia bisa menjalankan tugasnya dengan baik sebagai gelandang tengah jika diperlukan. Ia bermain dengan baik ketika menghadapi Spurs di final Piala Capital One, West Ham di kandang mereka, dan di laga ini. Ia pemain muda yang hebat. Ia mau belajar dan bermain.”

“Jika aku bermain di posisi itu, tentu aku akan sedikit kesulitan saat menghadapi umpan-umpan panjang dan permainan fisik di laga itu. Itulah mengapa yang menjadikan Jose Mourinho sebagai seorang pelatih yang unik dan telah memenangi banyak gelar. Rencananya berhasil dengan baik.”

“Kami bermain dengan baik dan ini kemenangan yang bagus. Ketika kami menang, berarti kami telah menjalankan tugas dengan baik, terutama ketika menghadapi Man United. Kami tahu kami tidak boleh kalah karena mereka masih beradai di belakang kami dan kami tidak ingin memberikan mereka harapan.”

Jika kita bisa memenangi dua laga lagi, Arsenal dan Leicester, maka the Blues akan meraih gelar juara liga Inggris. Fabregas mengatakan bahwa peluang itu ada, namun mereka akan mempersiapkan diri untuk laga akhir pekan ini dulu.

“Ini laga yang sangat penting. Kami memimpin 10 poin dan kami tidak ingin memberi mereka harapan. Kami harus menunjukkan performa yang bagus karena bermain di Emirat selalu sulit.”
“Kami hanya ingin memenanginya,” jelas Fabregas. “Lebih cepat lebih baik.”

“Kami ingin menyenangkan pada penggemar kami. Mereka telah menunggu selama lima tahun untuk menjadi juara Premier League. Dan untukku, 27 tahun. Jadi aku ingin memenanginya secepat mungkin.”


Sumber :
http://indo.chelseafc.com/news/latest/3056#k4dYKXrGxc1fPX7h.99

Friday, April 10, 2015

Mourinho XI

Pemain sepanjang masa versi Mourinho


Bos Chelsea, Jose Mourinho memasukkan bintang Arsenal, Mesut Oezil bersama delapan pemain The Blues untuk tim sepanjang masanya.

Mourinho merupakan manajer yang tak diragukan lagi kemampuannya dalam mengelola tim sepak bola, jadi tentu tim yang dia impikan bukan tim yang sembarangan. Saat di wawancara Telegraph manajer sal Portugal tersebut membentuk tim impiannya, dia memilih delapan pemain Chelsea Petr Cech, John Terry, William Gallas, Frank Lampard, Claude Makelele, Eden Hazard dan Didier Drogba.

Tiga pemain lain dia ambil dari luar Chelsea, Ricardo Carvalho merupakan pemain Porto saat dia memimpin klub tersebut, Javier Zanetti menjadi satu-satunya pemain Inter yang terpilih dan yang agak aneh dia memilih Mesut Oezil untuk menjadi playmaker.

Bukan kejutan bila ada Cristiano Ronaldo termasuk di dalamnya. Namun, Oezil mendapat banyak kritikan selama ini di Premier League sejak bergabung dengan Arsenal pada 2013.


Sumber:
http://www.sepakbola.com/2015/04/oezil-masuk-tim-sepanjang-masa-mourinho

Saturday, January 24, 2015

Kisah Sukses Mourinho Berawal di Barcelona


Pelatih Paris Saint-Germain Lauent Blanc menilai Manajer Chelsea Jose Mourinho merupakan salah satu pelatih terbaik saat ini dan itu semua berawal dari saat ia menjadi penerjemah dan asisten pelatih Sir Bobby Robson (almarhum) di Barcelona.

Mourinho memulai kerja sama dengan Robson di FC Porto pada Desember 1993. Mourinho melanjutkan kerja sama dengan Robson di Barcelona pada 1996.

Barcelona mengangkat Robson menjadi penasihat bidang olahraga pada 1997 dan merekrut Louis Van Gaal untuk menjadi pelatih. Van Gaal, yang kini melatih Manchester United, mempertahankan Mourinho dalam tim kepelatihannya. Mourinho bekerja sama dengan Van Gaal di Barcelona hingga 2000.

"Robson memahami sangat sedikit bahasa Spanyol dan Mourinho membantunya berkomunikasi. (Mourinho) menguasai empat atau lima bahasa," ujar Blanc, yang bermain untuk Barcelona pada 1996–1997.

"Pada sebuah akhir bulan, para pemain meminta (Robson) mengubah metode latihan dan Robson mendelegasikan tugas itu kepada Mourinho karena ia tak bisa bicara kepada skuad. Menurut saya, ini adalah awal dari segalanya," ujar Blanc.

"Kami tahu, (Mourinho) sangat pintar dan ingin menjadi pelatih yang bagus. Louis van Gaal datang ke (Barcelona) dan cukup pintar untuk mempertahankan (Mourinho) dan belajar darinya. Hal lainnya adalah sejarah," lanjut Blanc.


Sumber :
http://bola.kompas.com

Related Posts